04.

3.2K 385 12
                                        

Siang nanti Jay meminta Ningning buat datang ke kantor sekalian nemenin dia makan siang, Ningning sendiri ga terlalu bisa buat makanan enak. Tapi, dia bakal buat capcay kuah yang resepnya dia liat di google.

Bagi Ningning masak itu sulit-sulit gampang, tapi capcay ga terlalu susah. Menaruh di kotak bekal yang di atasnya di tumpuk kotak berisi nasi hangat, yang bakal di taruh di tas.

Pukul 11 ningning bakal berangkat menggunakan taksi, cewek itu masih belum bisa mengendarai apapun. Sekarang Ningning lagi telponan dengan kedua curut nya, ya siapa lagi kalo bukan Nagyung sama Somi.

Suara di dominasi sama Somi yang lagi misuh tentang skripsi yang ga selesai-selesai, sampai kuping Ningning tuh rasanya mau meledak dengerin misuhan Somi.

"Kamu si pacaran mulu Som." Jawab Nagyung dari sebrang sana.

Ningning mengangguk, membenarkan ucapan Nagyung.

"Lo pada lulus kecepatan gila, kebelet nikah lo ya pada."

"Lo kali yang kebelet nikah sama haechan Som." Sahut Ningning.

Somi diam, disusul tawa dari Ningning dan Nagyung. Kadang hubungan Somi dan Haechan tuh kaya ga ada masalah, lurus-lurus aja. Tapi sekalinya berantem satu circle yang kena amukannya.

Melihat jam sudah hampir pukul 11, Ningning pamit sama kedua temannya buat matiin telpon. Dan langsung mengambil tas yang berisi bekal untuk Jay sebelum keluar dari apart nya.

Menelpon Jay kalo dia udah di jalan. Sampai kantor banyak yang memberi sapaan walau pasti ada aja yang mencibir ini itu, ya Ningning ga pernah peduli.

Masuk keruangan Jay, melihat pacarnya sedang sibuk dengan laptop. Menghampiri lalu memberi senyum dan sedikit mengusap pipi yang terlalu tirus milik Jay.

"Aku masakin buat makan siang kamu."

aku-kamu.

Tentu Jay senang, dia ga perlu keluar ruangannya buat pergi ke restauran atau kantin yang ada di kantor. "Makan bareng ya?" Tawar Jay.

Ningning menggeleng. "Engga, buat kamu aja."

Menahan gemas kala ningning aku-kamu, tapi Jay ga mau ngomong nanti tau sendiri gimana reaksi Ningning. Berjalan kearah sofa, di taruh bekalnya di atas meja. Di buka tutup bekal, mulai tercium wangi sedap masakan cewek itu.

Mulai menyantap memakai nasi, di seberangnya Ningning melipat bibirnya gelisah, takut ada yang kurang dari masakannya. "Enakkkk bi."

Ningning tersenyum lega. "Bagus deh, soalnya ga aku cobain dulu tadi. Takut."

Melahap hingga habis tanpa sisa. Memegang perutnya yang merasa ingin meledak. Menepuk sisi sampingnya yang kosong, menyuruh Ningning agar duduk di sebelahnya.

"Cape aku ilang begitu makan masakan kamu."

"Itu ma lo nya aja yang laper."

Bahu Jay menyurut mendengar Ningning sudah kembali memakai kata lo. "Es krim mau eskrim?"

Ningning mengangguk senang. Jay menunjuk lemari pendingin yang sengaja dia taruh di sana serta di isi berbagai merk ice cream, agar Ningning betah berada di sana.

Beranjak ke arah pendingin, lalu membuka pintunya. Memperlihatkan banyaknya ice cream di dalam sana, membuat senyum Ningning mengembang. "Ih suka."

Ningning menoleh. "Makasiiiiii sayang."

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang