10.

1.6K 236 2
                                    

Keesokan harinya, Ningning di buat terkejut dengan Jay yang sudah menangkring duduk di temani secangkir kopi di ruang tamu miliknya. Dia lupa kalau cowok itu tau password apartemen nya, agar memberi akses kalau Jay kalo sewaktu-waktu kangen atau lagi butuh dia.

"Ngapain kamu pagi-pagi udah kesini?, bukannya kerja, cari uang biar kaya." Ningning tidak munafik kalau dia menyukai pria kaya. Lagian di zaman sekarang semuanya butuh uang, apapun itu.

"Aku udah kaya kalau kamu lupa, lagian hari ini kita bakal ke cafe milik kamu." Menjawab setelah menyesap kopi miliknya, ah tidak seenak bikinan ningning--pikir Jay.

Ningning melebarkan matanya, terkejut. Baru beberapa hari dan cafe nya sudah selesai?. "Cepet banget??"

"Suruhan papa Mama itu kerjanya ngebut, jadi bisa cepet. Aduh jadi bu bos."

"Diam Jay, atau ku makan kamu" Menatap cowok di bangku sebrang dengan sinis.

"Makan dalam hal apa?" Ningning paham maksud Jay, jadi lebih baik dia menghiraukan dan beranjak untuk segera mandi, dan melihat cafe miliknya.

Ningning bukan tipe cewek yang akan mandi berjam-jam, hanya waktu 10 menit sudah cukup lama bagi dia, dengan make-up tipis dan berpakaian tak terlalu ribet, Ningning menghampiri jay.

"Ayookk!!!"

Jay tersenyum seraya tangannya menggenggam tangan mungil Ningning, pacarnya sudah tak sabar melihat apa yang selama ini di impikan.

Dan segera bergegas menuju mobil, di tengah perjalanan, lampu merah, membuat Jay bisa bersantai sejenak, dan menoleh melihat pacarnya yang melihat keluar jendela. "Sayang?"

Ningning langsung menoleh seakan ingin mendengar kata selanjutnya. "Beberapa bulan lagi kita yang ke 4 tahun, kamu mau apa?" Tanya Jay.

"mau apa ya? mau tetep jadi kamu yang kaya gini!! dan makin sayang sama aku." Ningning tersenyum mengambil tangan Jay yang menganggur.

"Siap, laksana kan!!!"

"Lagian, masih 3 bulan lagi."

Jay tersenyum, segera menancapkan gas sampai akhirnya sampe di cafe yang menurut Ningning itu akan menjadi miliknya. Dari luar saja membuat Ningning senang bukan kepalang, interior semuanya adalah klasik, Ningning menyukainya, orangtuanya memang tidak pernah salah akan favoritnya.

"Belum ada nama, mau kamu namain apa?" Tanya Jay

"Nostalgia cafe." Nama nostalgia lah yang muncul pertama saat Jay bertanya, tempat ini akan menjadi tempat favorit dirinya juga untuk mengenang hal yang menyenangkan di masa lalu.









A/N : ah kaya kurang banget buat chapter ini, tapi tetep ak pub aja. nanti bakal di revisi kalo ada waktu senggang lagi. btw, semangat puasanya!

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang