12.

1.3K 206 4
                                    

"Ning, kamu apa-apaan main terima orang kaya gitu? kalo ternyata dia jahat gimana? aku ga mau kamu kenapa-kenapa ya." Cerocos Jay.

Hema baru saja pamit beberapa menit lalu, untuk pergi kuliah. Tentu ningning mengizinkan nya.

"Kamu ga boleh gitu, kamu lihat tadi, Hema hidup sebatang kara, dia ga punya siapa-siapa, dia mau cari uang buat biaya penopang hidup."

Jay rasanya kehabisan kata-kata untuk melawan Ningning yang hatinya terlalu baik, dia cuma ga mau kalau Hema adalah gadis yang jahat dan berniat menyakiti kesayangannya.

"Jay, aku ngebayangin deh kalo cafe ini bakalan jadi turun menurun ke anak cucuku nanti, pasti rasanya senang bukan main. Ah cafe belum di buka aku sudah mikir kek gitu." Di akhiri sedikit tawa.

Jay menggeleng sambil mengusap kepala ningning. "Kamu mau makan siang ga?"

"Aku mau kerumah Mama Papa, kangen mereka. Sekalian mau bilang makasi."

Lantas Jay langsung menarik Ningning keluar, tak lupa mengunci kembali pintu cafe. Meninggalkan tempat itu dengan menancapkan gasnya menuju rumah calon mertuanya.

Di jalan sama saja, sesekali Ningning ataupun Jay bergurau dengan radio dengan volume kecil. Sampai di sana Ningning tersenyum melihat orang tuanya serta orang tua Jay, bersantai di gazebo rumah dia.

"Mama, Papa, Ayah, Bunda." Ningning sedikit teriak, membuat mereka menoleh ke asal suara lalu tersenyum.

anak perempuan mereka berkunjung, rasanya menyenangkan. Ningning berlari memeluk keempatnya meninggalkan Jay yang sibuk memarkirkan mobil.

"Aku kangen kalian banget, makasi ya Ma Pa udah bantuin aku bangun cafe ini."

Mama mengangguk. "bilang makasi ke Ayah Bunda mu juga, mereka juga bantu banyak lho."

Ningning menatap kedua orangtua dari pacarnya. "Ayah, Bunda. Makasi banyak ya."

Keduanya mengangguk. "Jay lama banget markirnya." Kata Ayah.

"Biarin ayo tinggalin Jay, aku udah laper. Pagi tadi ga sempet sarapan."

Mereka serempak beranjak tanpa memperdulikan Jay yang masih sibuk dengan mobil, rasanya seperti di anak tiri kan. Tapi tentu tidak apa kalau buat ningning kesayangan.

Sedangkan Jay cuma bisa geleng-geleng kepalanya, melihat kelakuan sang pacar yang menggemaskan di mata cowok itu. Dia rela bagi kasih sayang orang tuanya kalo itu buat Ningning.

Walaupun ada rasa iri dengki kalo yang di sapa duluan Ningning, tapi hatinya lagi-lagi pasti bilang "ga pa-pa jay, asal itu ningning".

Jay gamau jadi orang cemburuan masalah itu, tapi kalo cemburu ada cowok yang deketin Ningning, bisa di bicarakan dengan pukulan.











A/N : kalo liat jay black hair, rasanya mau jadi kuyang. liat ningning red hair rasanya gatau lagi mau ngomong apa, mereka serasi pokonya^^. anw, makasi sudah baca<33333

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang