Setelah memantapkan hati Jay benar-benar memberanikan dan memasang wajah temboknya untuk mengajak Ningning berbicara tentang hubungan keduanya. Memang awalnya Ningning tak mau, tapi dengan gencar Jay tak henti meminta sampai akhirnya Ningning mengiyakan.
Ningning menunggu Jay didalam apart nya, jangan salah paham, Ningning hanya ingin mereka mendapatkan privasi dan tak ada satu orangpun mendengar obrolan mereka nanti.
Kaki nya melangkah untuk membukakan pintu saat rungunya mendengar bunyi bel, memang pada malam itu Ningning langsung mengganti password apart nya.
Tak ada senyum sambutan seperti biasa. Hanya wajah dingin dan tak bersahabat yang Ningning tunjukan saat menyambut kedatangan Jay, membuat cowok itu meringis.
"Sayang."
Tak ada sautan. Tangan Jay terulur menggenggam erat sambil memperlihatkan senyumnya. "Ayo kembali sama aku. Ga pa-pa kamu ga percaya sepenuhnya lagi ke aku, tapi aku mohon ayo kita tata ulang lagi. Hey, liat sini coba."
Dengan malas Ningning menatap mata sendu milik Jay. Khawatir mulai tercetak di wajah Ningning, sebab pipi berisi Jay kini menghilang dan tubuh cowok itu juga mulai kurus. Ningning khawatir.
"Kamu ga makan teratur? sampe pipi sama badanmu kurus gini." Ucap Ningning sambil membela pipi Jay.
Senyum Jay makin melebar, Ningning-nya masih bersimpati pada dia. "Iya, tanpa kamu hidupku gabakal teratur Ning. Ayo tata ulang dari awal, kali ini aku ga akan ngecewain kamu. Kamu bisa tampar, pukul sekeras apapun yang kamu mau, asal kamu kembali sama aku. Kamu tau kan kalo aku itu cinta banget sama kamu Ning dari dulu. Aku khilaf."
Ningning mengangguk. "Aku udah maafin kamu kok, sebulan ini juga aku udah mikir mau lanjut atau engga. Karena akunya terlalu sayang sama kamu Jay, aku ga bisa lepas kamu untuk siapapun. Tapi janji ya kamu ga akan ngulangin hal yang selama ini aku takutin. Dulu juga kamu janji ga akan selingkuh, walau selingkuhnya sehari tapi tetep aja kamu selingkuh. Kamu bohongin aku." Kata Ningning sambil mengeluarkan air matanya.
Jay menangkap wajah Ningning, menghapus cairan bening yang melewati pipi indah Ningning. "Maaf sayang maaf." Kata Jay lalu menempelkan kening mereka.
Tak lama Jay kembali menarik kepalanya, menatap wajah sembab Ningning, lalu menoel hidung yang sudah berwarna merah. "Jangan nangis, tambah lucu jadinya."
Ningning menekuk bibirnya kebawah. "Jangan kaya gitu, aku masih agak ngambek sama kamu. Sampe aku nitipin Jaja ke Somi, takutnya aku malah nyakitin Jaja karena Jaja yang beliin kamu."
"Maaf."
"Cape kupingku denger kata maaf maaf maaf mulu. Aku laper, belum makan dari tadi siang."
Jay baru inget sesuatu. "Tadi aku sekalian mampir beli bahan untuk bikin pasta, kamu mau kan?"
Ningning mengangguk cepat. "Tapi emang kamu bisa?"
"Ada internet sayang."
Jay benar-benar memasak makanan itu dengan hati-hati sampai wangi menguar sampai seluruh sudut apart, bahkan setelah dicicipi rasanya tak terlalu buruk dan malah Ningning ingin nambah yang sayangnya hanya dibikin porsi dikit.
Jika memang cewek itu tak terlalu sayang dengan Jay, bisa saja dia dengan cuma-cuma mau menerima tawaran Jake untuk kembali. Tapi Ningning belum bisa melepas Jay. Cowok itu pasti akan terus merenungkan kesalahannya setiap saat.
Biarkan Ningning memilih pilihannya sendiri, lagi pula hanya cowok itu yang sudah sangat lama mengenal dan paling mengerti dirinya dibanding cowok lain selain sang Papa tentunya.
Akhirnya Ningning kembali merasa dekapan nyamannya setelah sekian lama tak dirasakan. Rasanya dia seperti kembali ketempat yang seharusnya.
Cewek itu akui sekarang, Jay ada untuk dia dan begitupun sebaliknya. Mereka diciptakan untuk saling menjaga, mencintai, memberi kasih sayang satu sama lain.
"Jay, aku sayang kamu. Banget."
Jay mengecup kening itu lama sebelum berucap. "Aku juga, dan akan selalu sayang kamu sampai aku ketempat terakhir peristirahatan ku nanti."
Senyum Ningning terukir lalu mengeratkan pelukannya pada pinggang Jay. "Nanti ajak orangtua kamu sama aku makan-makan ya, aku kangen makan bareng mereka. apalagi sama Bunda sama Ayah."
Tangannya masih setia mengelus rambut coklat Ningning. "Iya sayang. Nanti aku ajakin mereka, berapa bulan lagi dede bayi lahir?"
"Kata Mama empat bulan kalo ga salah."
Jay menempelkan pipinya pada kepala Ningning, menghirup aroma sampo pada rambut pacarnya itu. "Maafin aku ya Ning, sekali lagi maaf. Kesalahanku fatal banget, bahkan kamu masih berbaik hati buat terima aku lagi. Kalo mereka tau anaknya disakiti, pasti aku gabakal bisa liat kamu walau seujung rambut pun Ning."
Ningning enggan menjawab, setia mendengarkan Jay.
"Dulu aku inget, kamu bilang gabakal suka aku begitupun aku. Tapi nyatanya kita malah saling suka dan berakhir pacaran sampe bertahun-tahun, Aku seberuntung ini Ning ada diposisi sekarang, posisi yang bikin aku bisa berbagi semua yang aku rasa kekamu. Jangan pergi lagi ya Ning."
Ningning mengangguk, dia tak akan pernah bisa meninggalkan Jay. "Iya Jay, lagi pula aku ga akan pergi kemanapun, aku akan pergi, kalo kamu ikut aku."
Ah cowok mana yang tak akan mengejar Ningning jika cewek itu bersikap dewasa, bahkan sifat dan sikap Ningning selalu dipuji sana-sini.
Mungkin Jay satu-satunya cowok yang beruntung bisa mendapatkan sepenuhnya hati Ningning, dia tak tahu jika cewek didekapnya ini tak akan kembali akan sehancur apa dirinya dimasa yang datang.
Semarahnya Ningning pada Jay dia tak sampai mengeluarkan kata yang tidak pantas untuk diucapkan. Karena Ningning tahu, pasangan akan bersikap lembut jika diri kita sendiri bersikap lembut juga.
"Makasi Ning. Aku cinta kamu."
Pada akhirnya mereka akan tetap bersama walau ada badai dan ombak yang menimpa. Mereka dua manusia yang sudah ditakdirkan sejak awal. Karena mau sejauh apapun Jay dan Ningning melangkah untuk pergi jauh, mereka akan pulang ke rumah yang sejak awal mereka singgah.
Home, officially end.
aduh maaf ni kalo endingnya ga sesuai sama ekspetasi kalian, soalnya alurnya udah aku susun dari beberapa bulan lalu pas mau tidur... dan buat penumpang Jake Ningning, maafff ya hwhwhwhw, JANGAN MARAH. aku ga tau si bakal bikin cerita terusan ini, atau engga, jadi gausah di tunggu ya! TERUS JUGA aku mau ngucapin makasi banget buat kalian yang sudah minat baca bahkan repot-repot kasih vote dan komen sama cerita yang ga bagus ini. makasiiii ya! love u all.
Ayo follow aku, for more stories!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Home; Jay-Ningning
Fiksi Penggemar[SELESAI] Karena Ningning adalah tempat Jay berpulang.