Melempar tas selempang nya asal seraya menyenderkan punggungnya di badan sofa, melepas penat. Saat pulang tadi dia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah lama, dan betapa terkejutnya saat sang mama bilang kalo wanita itu tengah hamil sebulan.
Tentu Ningning senang mendengarnya, impian untuk memiliki adik sudah tercapai dan berharap yang lahir adalah adik perempuan. Serta ga lupa memberitahu kalau dia akan membuka sebuah cafe.
Awalnya Mama ragu untuk mengizinkan tapi atas bujukan Papa dan tentu dirinya, Mama menyetujui. Ada alasan kenapa dia ga ngizinin Ningning, wanita itu takut anaknya kecapean mengurus cafe yang padahal nanti akan ada pekerja di sana.
Asik memejamkan mata, ponsel yang dia letakkan di samping bergetar menandakan telpon masuk, melihat tak ada nama yang tertera.
Menggesernya, menjawab telpon itu. Menyeritkan keningnya samar saat di penelpon tiba-tiba mengajaknya bertemu tanpa menyebut siapa dirinya. "Maaf, siapa?"
"Jake"
Langsung memutar bola matanya malas, jujur ini sudah berapa tahun sejak dia kembali bertemu mantan bejatnya. "Ga bisa, gue sibuk."
"Ayolah Ning."
"Ga usah maksa deh lo boneka mampang."
Dan langsung mematikan telpon sepihak, Ningning ga tau dari mana cowok itu mendapat nomor ponselnya yang penting ga akan pernah menerima ajakan Jake sampai kapanpun. Memencet nomor itu untuk di masukkan ke daftar blokir, dia ga akan segan untuk kembali memblokir jika memang Jake akan memakai nomor baru.
"Semi es americano, kurang kerjaan banget si koplak." Ningning tetaplah Ningning yang bakal seenaknya mengatai orang asal.
Di rasa perutnya berbunyi cewek itu beranjak ke dapur, memasak mie instan---terpaksa sebetulnya, ga ada bahan apapun yang bisa untuk dia masak selain mie.
Dengan susah payah dia mencapai rak tempat mie di simpan jauh di atas sana, sengaja. Agar tak terlihat oleh netra Jay, kalau saja cowok itu tau di mana letak mie di simpan, pasti akan setiap saat dia menyeduh jika berkunjung ke sana.
"Eitssss ga bagi-bagi."
Ningning menoleh, mendapat Jay dengan wajah konyolnya menenteng jas yang dia sampir kan di bahu. "apa?"
Cowok itu merebut mangkok mie milik Ningning, duduk di hadapan pacarnya sambil menyeruput mie yang masih panas itu dengan khidmat. "Udah lama ga menikmati sedapnya mie."
"Lebay, lagian ko udah pulang?"
"Suka-suka, kantor aku. Bebas men."
"Inget pulang ke rumah, jangan ke sini mulu. Lo pikir, lo siapa?"
"Ya pacar kamuuuu." Nada di buat lenjeh dengan wajah yang ingin sekali Ningning garuk, menyebalkan.
"Lagian setiap aku ke sini kan pasti izin ke bunda dulu. di izinin lah pasti."
"Iyaa serah lo deh."
Meninggalkan Jay yang masih menikmati mie milik Ningning tanpa beban. Mengambil anduk yang tersimpan rapih di lemari dekat pintu kamarnya, bersiap mandi menghilangkan keringet yang menempel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Home; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Karena Ningning adalah tempat Jay berpulang.