09.

1.8K 260 2
                                        

"Gimana soal cafe?" Tanya Jay di sela kunyahan, yang bikin Ningning mati-matian nahan buat ga noyor kepala cowok itu.

"Telen dulu." Melihat Jay mematuhi omongannya, Ningning tersenyum. sedikit mengelap sudut bibir sang pacar menggunakan tisu. "Persiapan cafe semuanya Mama sama Papa yang ngatur, sebenernya udah aku bilang supaya aku aja yang ngurus. Tapi mereka tetep kekeh sama kemauannya, aku bisa apa?"

Jay mengangguk paham. "Mereka ga mau kamu sakit sayang."

"Tapi kalo mereka yang sakit gimana?" Ningning mengerucutkan bibirnya, membuat Jay tidak tahan mencubit gemas pipi gembil milik Ningning.

"Ya engga dong, yang siapin semua bukan Mama sama Papa. Suruhan mereka yang ngurus." Jawab Jay santai.

Ningning langsung menatap Jay selidik, mengerutkan keningnya. "Tau dari mana kamu ha?"

"Mereka bilang sama aku. by the way, aku seneng kamu udah ga pake lo-gue."

Ningning menaruh pinggiran rambutnya di belakang telinga sambil berdeham. "Ya mulai sekarang aku mau membiasakan diri manggil aku-kamu, salah?"

Jay menggeleng, mengambil tangan Ningning, di usapnya penuh sayang. "Engga dong, justru aku seneng. Makasi ya"

Ningning mengangguk seraya memberi senyum lebarnya.

"Oh iya, nanti pekerjanya jangan cowok ya" Pinta Jay.

"Iya, paham aku. Lagian aku pakai pekerja cewe aja ko, satu aja menurut ku cukup selagi aku bisa bantu di sana."

"Tapi kalo kamu emang udah cape, langsung istirahat ya! jangan suka maksa diri buat nerusin kerja, aku tau ya ning kamu itu gimana."

Ningning menatap cowok di depannya tepat pada netra yang memancarkan kehangatan, tersenyum kembali. Ah, dia berharap Jay akan terus seperti ini, selamanya. Fidak, sampai waktu yang memisahkan mereka.

Ningning masih memegang janji Jay yang berjanji kalau cowok itu tidak akan berselingkuh, ia hanya takut cowok di depannya itu tidak menepati omongannya. Entah, beberapa hari ini kekhawatiran tentang perselingkuhan terus ada di pikiran Ningning.

Mungkin, karena berita yang muncul. Ada sepasang kekasih yang diam-diam berselingkuh satu sama lain, terdengar konyol tapi menurut Ningning...ah sudahlah.

"Hey! ngapain bengong sambil natap aku??? aku tau ya aku ganteng tapi jangan sampe segitunya."

Ningning termenggut seraya tangannya sedikit memukul tangan Jay yang sama sekali tidak ada rasa sakit. "Pede kamu. Tapi emang bener si anaknya bunda yerin sama ayah jun itu ganteng."

Sehabis Ningning ngomong gitu, yang di puji malah senyum-senyum ga jelas dengan kedua daun telinga yang memerah. Ngeliat itu bikin Ningning ga bisa nahan ketawanya, lucu.

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang