28.

1.7K 196 42
                                    

Sudah sekitar seminggu tak ada Ningning yang hangat, tak ada Ningning yang suka menebar senyum manisnya, dan juga tak ada Ningning dengan sikap kepeduliannya.

Sikap Ningning saat di cafe mampu membuat hawa di sudut-sudut terasa mencekam, bahkan Hema sampai beberapa kali membuat kesalahan dalam membuatkan pesanan pelanggan.

Begitu pula dengan Jay yang merasa hawa tidak bersahabat dari sang pacar. Pesan yang Ningning tinggalkan tidak lebih dari ya dan tidak.

Masalah ini hanya diketahui Jake tentunya. Ningning tak ingin kedua curutnya mengetahui tingkah konyol Jay, bisa-bisa Jay kena amuk oleh Somi. Lagipula Ningning harap dia bisa ngatasi masalahnya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Hari ini, Ningning meminta Jay untuk datang ke cafe pada jam tutup. Sengaja memang, agar suasana sejuk angin malam mampu menyejukkan hatinya yang sudah panas sejak beberapa hari lalu.

Sekarang waktunya Ningning meminta penjelasan dan kebenaran tanpa dibuat-buat. Mata tajam Ningning memincing menatap dua manusia beda gender didepannya itu.

Dengan menyilangkan tangan di depan dada dan tatapan dingin, Ningning membuka suara. "Tahu salah kalian dimana?"

Yang cewek mengangguk takut, yang cowok hanya bergeming. Pasokan udara seakan tak mampu masuk detik itu juga bagi Ningning, dia memijat pelipisnya yang mulai terasa pening.

"Kenapa? kenapa kalian lakuin hal konyol kaya gitu? aku kurang dimana nya Jay? kalo ada, tolong bilang jangan kaya gini. Hema, ada sikap aku yang bikin kamu lakuin ini ke aku?. Kamu tahu sendiri kan, aku udah nganggap kamu kaya adikku sendiri." Ucap Ningning lirih, lalu menumpahkan bulir bening yang sedari tadi dia tahan.

Dia kira kisah percintaannya dengan Jay bagai kisah cintanya putri dongeng yang dulu sering diceritakan sang Mama, tapi nyatanya berbeda.

"Kalian gamau jawab? dan bikin aku berasumsi sendiri? JAWAB AKU JAY!"

Sentakan itu, sentakan pertamakali yang Jay dengar.

"Sayang maaf. Aku khilaf, aku yang ngajak Hema buat kencan satu hari, terus nyuruh kita hanya sekedar kenal dan kencan itu seakan gaada."

Ningning menghela nafasnya yang sesak. "Jay kamu tahu kan kalo beberapa bulan lagi kita empat tahun jalanin hubungan ini, empat tahun bukan waktu yang singkat Jay. Kita juga kenal dari masih belum paham apa itu kebohongan. Tega kamu Jay."

"Aku ga akan pecat kamu ko Hema, tenang aja. Tapi sikapku ga akan seperti dulu." Lanjutnya.

"Dan kamu stop ketemu sama aku ya, sampe aku benar-benar mutusin mau lanjut hubungan ini atau engga." Kata Ningning lagi dengan yakin.

Jay memegang kuat punggung tangan Ningning sembari menggeleng. "Engga Ning, kamu gaboleh ninggalin aku. Aku ada buat kamu, sayang."

"Kamu egois."

Lalu beranjak memakai tas selempangnya. "Kamu anterin Hema, udah malam. Jangan lupa kunci pintunya."

Tangan Jay menahan tangan Ningning agar cewek itu tak melangkah. "Ga. Aku bakal nganterin kamu."

"Lepas. Aku bareng Jake."

Dan benar-benar berlalu dari pandangan dua manusia yang sedang menyalahkan diri mereka sendiri. Pantas saja tadi Jay melihat mobil Jake yang tak jauh dari bangunan ini.

















Dikit lagi tamat. Tiga atau empat chapter lagi,  hwhwhwhw. Ada ga si dari kalian yang nungguin book Jay Ningning yang ini?. anw makasi ya sudah sempatin komen atau vote, itu nambah semangat buat aku lanjutin book ini sampe selesai. love u yobunnnn hwhwhhww

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang