Dengan pemotongan pita, Nostalgia cafe resmi di buka. Di hadiri hanya dengan beberapa orang, seperti Nagyung, Somi, perkawanan Jay dan tentu orang tua mereka. ah satu lagi Hema turut datang karena perintah Ningning untuk hadir.
Ya awalnya mereka heran, ini cewek siapa ko bisa di sana, tapi setelah di jelasin mereka ngerti. Daftar menu di sana pun lumayan banyak dan harga yang terjangkau untuk anak muda. Ningning ga mau mengocek harga mahal.
Walau baru ada beberapa pelanggan, Ningning seneng bukan kepalang. Ada juga yang melirik cafe nya. Para cowok memilih untuk menongkrong di ruangan khusus milik Ningning di sana, sedangkan para cewek lebih milih buat bantu Ningning ngurus cafe setidaknya untuk hari ini, karena waktu mereka kosong.
"Hema, tolong ya bikin buat di take away. Rasanya macchiato, ukurannya large."
Hema mengangguk dan langsung melaksanakan tugas nya, walaupun masih agak kikuk ngelakuinnya, tapi dia yakin lama-lama pasti bakal terbiasa.
Ini belum seberapa dibandingkan nantinya, tapi rasa senang lebih mendominasi dari pada lelah. Ningning jalan menuju toilet, membasuh muka nya yang sedikit mengantuk, mungkin karena tidur yang kurang semalam.
Sehabis selesai dengan aktivitas barusan, Ningning melangkahkan kakinya ke ruangan miliknya. Di sana tinggal Jay seorang diri yang masih membuka mata, sedangkan yang lain, pergi ke alam mimpi. "Lho, pada tidur Jay?"
Jay sedikit menoleh, lalu tersenyum. "Iya, abis main game. Eh kecapean. Sini aku mau peluk."
Di rasa Ningning jalan terlalu lambat, Jay menarik tangan Ningning sampai jatuh di pangkuan cowok itu, yang bikin Ningning membulatkan matanya kaget. "Jay, awas ah."
Tak mengindahkan omongan sang pacar, dia menaruh kedua tangannya di pinggang ramping milik ningning, serta menidurkan kepalanya di punggung cewek itu. "Kangen"
"Apa si, dari kemarin juga kamu nempel terus sama aku jay. Ga usah ngada-ngada deh."
Dia heran aja sama Jay, selama ini dia nempel terus walau ga seharian full. Masa iya kangen, aneh. "Kamu dari tadi sibuk ngurusin cafe mu."
"Ya kan baru banget buka jay, aku harus ikut adil layani pembeli dong."
Jay mengusak hidungnya di punggung ningning. "Tapi, kamu nanti cape. Terus sakit, nanti aku malah kangen terus."
Ningning memutar bola matanya, malas. "Ga bakal jay, imun tubuh ku kuat."
"Kalo imun di kasur kuat ga ning?"
Ningning lantas bangun, menjitak kening Jay sedikit kencang. "Mesum lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Home; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Karena Ningning adalah tempat Jay berpulang.