23.

1.1K 169 38
                                    

Kemeja putih dan jas hitam masih melekat rapih ditubuh Jay. Ini sudah hampir seminggu sejak terakhir dirinya dan sang pacar bertemu. Rindu, jelas rindu. Hanya dengan lewat kirim pesan dan suara Jay bisa menyalurkan rasa rindu yang membuncah.

Terakhir Ningning mengirim pesan kepada cowok itu, untuk menyuruhnya mampir sebentar ke cafe, karena kebetulan Ningning juga ada disana.

Selama ini Jay menghindari untuk ga sama sekali mampir ke sana, hanya melewati bangunan itu. Sejak dia berhasil menemukan user yang dia cari di Instagram, rasanya seperti tak perlu melihat secara langsung.

Dengan langkah berat Jay masuk kedalam, menelisik sudut-sudut cafe lalu masuk keruangan yang biasanya Ningning tempati. Kosong, tidak ada Ningning ataupun Jaja—si anak anjing yang lucu—, Lantas Jay mendaratkan bokongnya di sofa empuk diruangan itu.

Tangannya sibuk mengetik sesuatu di gawai tersebut sebelum kepalanya menoleh kearah pintu yang terbuka, disana berdiri seseorang yang beberapa kali terlintas dipikirannya.

Objek yang masuk tersenyum membuat debaran Jay terasa.

"Kak Ningning minta tolong buat kasih kue yang dibikin sendiri sama kak Ningning tadi. Katanya kalo kak Jay sudah datang, suruh kasih. Ohiya kak Ningning lagi jalan-jalan dulu sama Jaja, kakak disuruh tunggu." Jelas Hema sembari meletakkan piring yang diatasnya diisi kue.

Jay mengangguk-angguk, walau cuma beberapa kata yang bisa dia cerna.

"Hema." Panggil cowok itu sebelum Hema pergi.

Hema memfokuskan matanya kepada Jay. "Iya kak?"

"Sudah punya pacar?" Tanya Jay dengan hati-hati.

Yang ditanya membelenggu diam. Sebelum bibir kecilnya menjawab. "Belum."

Entah senyum Jay malah terbit mendengar itu. "Ada yang kamu suka?"

Hema mengangguk ragu.

"Siapa, Hema?"

"Maaf, aku ga bisa ngasih tau kakak. Lagian dia juga udah ada pacar sendiri." Jawab Hema tak enak hati.

Baru Jay membuka mulutnya, tapi kembali terkantup setelah datangnya Ningning yang menggendong si kecil Jaja.

"Sayang."

Panggilan itu jarang sekali Jay dengar, lantas tangannya membuka lebar, mengisyaratkan untuk cewek itu datang ke pelukannya. 

Dengan senang hati Ningning berlari setelah melepas Jaja dari gendongannya. Membiarkan Hema sedikit-sedikit mengundurkan badannya keluar.

"Kangen, Jay." Kata Ningning mengadahkan wajahnya menghadap Jay dengan masih didalam peluk.

Jay memberi kecupan di kening sang pacar. "Sama. Baik-baik aja kan?"

Ningning mengangguk sembari mengeratkan pelukannya.

Jaja menggonggong kecil, merasa terabaikan. Lantas membuat Ningning tertawa kecil. "Jaja, sini sama ibu."

"Ko ibu?" Tanya Jay masih dengan mengelus rambut halus Ningning.

"Biarin. Jaja kan aku anggap anak sendiri."

"Yaudah aku ayahnya Jaja."







[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang