"Lelah kekasihmu lelah."
Melepas lelah dengan menyenderkan kepalanya di bahu sang pacar, memeluk pinggang itu erat. Sepulang Jay dari kantor sang Ayah, cowok itu melimpir belok arah buat datengin apartemen mba pacar, Ningning.
"Gimana ga cape lo badut, pulangnya ga ke rumah malah kesini."
Jay bersikap tegak, melipat kedua tangannya di depan dada. "Ceritanya aku di usir?"
Menatap malas wajah Jay, menghela nafasnya pelan. "Ga gitu ih, ngambek mulu. yang datang bulan perasaan gue bukan lo."
Mengembangkan pipinya, membelakangi mba pacar. Ningning yang paham, langsung memeluk cowok itu dari belakang, menyenderkan kepalanya di punggung Jay. Mengelus-elus tangan besar mas pacar.
Harusnya cewek itu memanjakan Jay yang lelah dengan kerjaan, sejak beberapa hari lalu cowok itu menjadi agak sensitif di banding sebelumnya. "Mau tidur di sini?"
Menjawab dengan anggukan tapi enggan memutar badannya. Membalas sentuhan tangan Ningning, di arahnya ke bibir lalu di kecup pelan. "Bobo bareng ya bi."
Bukan babi, tapi baby.
"Jay. Nanti ketauan Mama sama Papa."
Tangan Ningning refleks melepas tangan dari pinggang Jay, seraya cowok itu membalikkan badannya secara tiba-tiba. "Kan lagi ga ada mereka." Sedikit menaikan alisnya.
"Ga usah aneh-aneh lo, gue aduin mereka kalo anak gadisnya di macem-macem in sama anak Bunda Yerin."
Jay berdecak. Mengambil cangkir kopi lalu menyeruput dengan nada di buat-buat. "e
Enak nih kopi Ning.""Di buatnya pake cinta."
Cairan yang awalnya sudah masuk tenggorokan, mendadak keluar sampai berceceran di karpet. "Kaget beneran lo ngomong gitu, Ning."
"Halah."
Menaruh kembali cangkir ke tempat semula, menatap Ningning. "Kita ga mau ganti aku-kamu?"
"Lebih nyaman kaya gini, aku-kamu an tapi ga nyaman itu ga enak banget Jay."
Mereka pernah bahas tentang ini, jay yang mau mengganti lo-gue menjadi aku-kamu. tapi Ningning menolak, cewek itu benar-benar ga nyaman.
Ningning pernah mencoba sambil menatap boneka pororo dari Jay, menganggap boneka itu adalah sang pacar. Memanggil dengan aku-kamu. Tapi berakhir dia malu sendiri.
"Mandi dulu sana, pasti belum makan kan?"
Jay menggeleng, sejak berada di sana selama satu jam lamanya. Cowok itu sama sekali ga mau ninggalin Ningning sendiri, terlalu kangen. Padahal pagi nya dia mampir sebentar, menumpang sarapan.
Selama pacaran, Jay itu lebih bucin ketibang Ningning. dulu pernah ngatain Haechan bulol, sekarang dia kena bulol juga. Bucin Jay juga ga pernah tau tempat, di depan umum juga bakalan ngebucin.
Jay juga termasuk peka, Ningning pernah "Tadi gue liat ada orang minum boba." setelahnya cowok itu langsung nyari tukang boba, dengan gelas ukuran yang ga manusiawi.
Bedanya, Ningning kalo bucin kadang di saat mereka udah sama-sama ga ketemu beberapa hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Home; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Karena Ningning adalah tempat Jay berpulang.