Pagi tadi Ningning menelpon Jay, bahwasanya cewek itu tidak akan pergi ke cafe untuk hari ini. Ini kesempatan Jay untuk mengunjungi cafe bukan?, melihat bibir yang di lengkungkan keatas membentuk senyum.
Entah, Jay sendiri tak mengerti ada apa dengan dirinya. Sejak melihat senyum indah itu di sana, dia jadi ingin berterus-terusan melihatnya. Apa Jay salah?
Sudah bermenit-menit Jay enggan keluar mobil, pupil matanya hanya terfokus pada satu titik. Senyum itu, senyum yang indah. Tetap saja, senyum Ningning masih menjadi nomor satu.
Tapi untuk saat ini, dia mengangumi senyum Hema. Tak masalah kan?
Akhirnya kaki panjang itu membawa Jay masuk kedalam sana. Duduk di meja paling ujung, tanpa niat untuk memesan apapun. Lagian niatnya kesini hanya untuk melihat senyum itu.
Sampai saat tatapan Jay berpindah ke ponselnya. Karena, Hema menatap balik. Rasanya seperti habis ketahuan mencuri.
"Gila, ko malah grogi gini.." Gumam Jay.
"Kak? ada yang mau di pesan?"
Kepala Jay mendongak, di depannya ada Hema. "Ah iya. apaya? oh buatin kopi latte aja." Kata Jay memilih dengan asal.
Sebetulnya bukan karena masih sakit alasan dia ga pergi ke cafe, tapi badannya masih kerasa pegal-pegal sejak bangun tadi. Tenang saja, Hema dan Ningning masing-masing memegang kunci cafe jadi dia ga perlu cemas.
Karena Ningning ngerasa bosan, dia akhirnya pergi mandi dan siap-siap buat ke sana. Dan juga Ningning heran, niatnya mau minta anterin Jay, tapi pesan yang dia kirim sama sekali ga ada balesan, Biasanya Jay itu selalu fast respon.
Ningning turun dari motor Abang g*jek lalu membayar sesuai yang tertera di aplikasi. Kaki jenjangnya membawa Ningning masuk ke dalam sana. Sebelum menyapa Hema yang terlihat sibuk membuat sesuatu, Ningning mengedarkan pandangannya dan berhenti tepat di ujung.
Keningnya mengerut sambil berjalan menuju seseorang yang amat Ningning kenal.
"Jay?"
Yang di panggil menoleh sambil membelalak, tak menyangka. "Bukannya kamu ga mau kesini?" Tanya Jay sambil mengontrol detak jantungnya yang terpacu cepat.
"Bosen. Lagian tumben kamu kesini tanpa bilang?" Tanya Ningning seraya mendudukkan bokongnya ke kursi depan Jay.
"Ah itu, lupa. Hehehe." Jawab Jay di akhiri ketawa canggung.
Ningning memasang wajah menyelidiki. "Terus, kamu disini ngapain?"
"Mesen kopi, bosen minum kopinya di kantor mulu."
Kening Ningning kembali menyerit, curiga. Melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya, jam 11. "Tapi di jam segini kamu ga suka minum kopi, Jay."

KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] Home; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Karena Ningning adalah tempat Jay berpulang.