17.

1.1K 181 8
                                    

Pagi ini lagi-lagi Ningning di kejutkan dengan Jay yang memasang wajah sumringahnya, duduk manis di temenin dua mangkuk bubur ayam. Tak habis pikir, Jay kayanya sering sekali datang pagi-pagi cuma buat Ningning kaget.

Tapi tak apa, artinya Jay masih mau dengan cuma-cuma datang ke apart nya hanya untuk sarapan bareng.

Ningning berjalan mendekat ke arah cowok itu, berjalan sambil menatap nyalang ke Jay. Entah mengapa pagi ini, Ningning kesal melihat wajah tampan Jay.

"Buat aku kan?" Tanya Ningning yang langsung di anggukin sama Jay. Persis kaya anak anjing, lucu.

Cewek yang baru mengikat rambutnya langsung menggeser sedikit mangkuk tepat di hadapannya. Memakan dalam diam. Begitu juga dengan Jay.

"Udah lama kamu disini?" Tanya Ningning lagi di sela makannya.

Jay menelan buburnya terlebih dahulu, ah ini kenapa dia ngerasa aura Ningning seperti ibu-ibu kos yang mau marahin orang yang nunggak bayar. "Belum si. Makanya nih bubur masih panas."

"Kemarin langsung pulang Jay?"

Sang pacar menatap Ningning dahulu, haruskah dia jujur?, tapi kalo jujur yang ada Ningning malah ngambek-- pikir Jay. "Iya, udah keburu cape."

Ningning mengangguk-angguk. Tapi sanubari cewek itu merasa seperti ada yang Jay sembunyikan.

"Sayang?" Panggil Jay.

Ningning mengangkat alisnya, guna mengisyaratkan ada apa Jay memanggil.

"Kamu ga pa-pa?"

"Ya ga-pa. Emangnya aku kenapa lho?, ada yang salah sama mukaku? jelek ya?"

Jay menggeleng, lantas tangannya melayang tepat di dahi sang pacar. Panas. "Lho kamu panas gini. Ada yang kamu rasa ga?" Tanya Jay layaknya dokter.

"Ga ada si, eh ada. Rasa makanannya agak pahit di mulut, terus badanku kaya pegel semua. Padahal lagi malem aku baik-baik aja." Jawabnya.

Tangan lebar Jay langsung menggenggam tangan mungil milik Ningning. "Hari ini ga usah ke kafe ya? biar Hema aja yang ngurusin. Udah aku bilang kan sayang, kamu jangan sampe cape, jadinya kaya gini kan? nanti yang manjain aku siapa?"

"Berisik."

Jay menggelengkan kepalanya. Cowok itu beranjak membawa Ningning ke dalam kamar. Sampai kamar bernuansa pink itu, Jay menyelimuti Ningning tanpa di protes.

Mendaratkan kecupan di kening Ningning sembari mengusap rambut cewek itu. "Cepet sembuh. Me gustas tu."

"Jay."

Sontak Jay menyungging senyum. "Iya kenapa, sayang?"

Ningning mengerucutkan bibirnya, tangannya menggenggam erat tangan Jay. "Jangan tinggalin aku. Hari ini jangan kemana-mana, mau cuddle."

Ini yang dia suka kalo Ningning lagi sakit, manja. "Iya, ga kemana-mana."

Selesai berucap gitu, Jay langsung tiduran di samping Ningning. Membiarkan Kepala sang pacar bersandar pada dada bidangnya.

"Jarang lho kamu sakit Ning. Pasti kemarin kamu kerjanya ga ada istirahat nya." Tebak Jay.

"Maaf." Kata Ningning semakin melesakan kepalanya.

[ii] Home; Jay-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang