Not Usually 2

2.4K 474 46
                                        

Siapa yang nungguin.....

2

Tidak seperti biasanya, malam ini ia mudah sekali tersenyum. Meskipun pasien IGD malam ini cukup ramai setelah pasien Aning dipindahkan ke ruang rawat inap, dan baru berkurang saat tengah malam, tetapi Raka sama sekali tidak merasa lelah.

"Auranya beda dok, malam ini?" Goda Wasty seorang perawat yang bertugas dengannya di IGD.

"Ah... Masa sih? Biasa aja loh padahal..." Ucap Raka masih dengan senyum manisnya.

"Beda banget. Biasanya ya, dokter Raka itu paling profesional, paling fokus ngadepin pasien, tadi waktu di Restoran malah melongo ngelihatin keluarga pasien. Naksir ya dok?" goda Andika Perawat lelaki yang ikut dengannya menjemput pasien Aning di restoran Jepang.

Perawat tampan itu duduk menghadap kursi dokter jaga IGD yang sedang diduduki Raka karena sangat penasaran salah satu dokter idolanya rada beda malam ini.

"Ck. Apaan sih." Ucap Raka.

"Aku ngopi dulu deh supaya nggak ngantuk. Kalau ada pasien dadakan bangunin dokter Ibel ya." Ucapnya menghindari rekan kerjanya malam ini.

"Yah..." Para perawat di IGD mengeluh kecewa sementara Raka tersenyum geli.

Raka ke kantin rumah sakit lalu membeli secangkir kopi. Entah kenapa ia teringat pada Rika. Ia yakin sekali Rika itu masih sangat muda, bahkan barangkali usianya juga pasti belasan tahun. Tetapi Raka bisa melihat aura cantik Rika yang benar-benar membuatnya naksir. Tetapi ini tuh di luar dirinya banget.

Naksir keluarga pasien dan masih muda banget... Astaga...

"Dokter Raka Wibowo!" Teriak Maman petugas kantin.

"Eits... Apaan sih mang Maman teriak-teriak. Masih normal telinganya, jangan buat saya harus konsultasi ke dokter THT besok pagi dong..." Protes Raka kaget.

Maman geleng-geleng kepala sambil berkacak pinggang.

"Yang ada dokter... Saya yang besok pagi harus konsultasi ke dokter THT karena tenggorokan saya kering dari tadi teriak-teriak manggil dokter tapi dokter Raka malah senyum-senyum sendirian." Ucap Maman protes. Tiba-tiba ia bergidik ngeri menatap sekitar Raka.

"Dokter Raka nggak lagi kesurupan kan?" Tanya Maman ngeri sampai-sampai merinding.

"Astaghfirullah Mang Maman apaan sih? Udah sini'in kopi saya." Ucap Raka.

Maman masih merasa ngeri aja. Soalnya ini tengah malam, dokter Raka yang selalu fokus malah senyum-senyum gaje sampai-sampai dia memanggil Raka berulang kali tetapi tidak di dengar oleh dokter itu.

Raka mengambil Cup coffe nya lalu berjalan. Sambil berjalan Raka bersenandung kecil.

"Beneran kesambet nih dokter Raka. Nggak pernah-pernahnya bersenandung. Ihhh, serem..." Ucap Maman melihat jam yang menunjukkan pukul setengah 1 pagi.
---

Sepulang dari kantin, Raka melewati ruang tunggu depan resepsionis. Dia melihat Rika duduk sendirian, dia berdiri dan menatap Rika sekitar lima menit dari jauh, mengamati kira-kira apa yang dipikirkan gadis muda itu tengah malam sendirian.

Melihat Rika tak kunjung bergerak, ia pun mengambil inisiatif mendekati gadis itu. Gadis yang sejak pandangan pertama membuat hatinya merasa digelitik.

"Ehm..." Sapa Raka membuat seseorang yang dari tadi ia pandangi dari kejauhan terhenyak dari lamunannya. Rika menoleh dan mendapati Raka berdiri di dekat kursi yang ia duduki.

"Tadi aku ke kantin beli kopi, tapi aku lihat kamu sendirian di sini." Raka lalu melihat sekitarnya. "Kamu nggak takut apa?" Lanjutnya.

"Aku lebih takut jadi anak yatim lagi dokter. Baru sebentar ngerasain punya ibu lagi, tetapi aku hampir saja kehilangan dirinya karena ulahku." Ucap Rika sedih. Lagi-lagi Raka tak suka melihat kesedihan di wajah gadis manis ini.

Infused LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang