12
"Iya beda. Kalau sama kamu pastinya beda. Doain kak Raka nggak khilaf ya." Ucapnya membantu menurunkan celana Rika yang kesusahan membukanya karena luka di kaki membuatnya kesakitan.
Dengan sabar Raka membantunya mengganti pakaian. Meskipun Rika tahu, jika Raka bisa melihat bayangan tubuhnya tetapi tak ada pilihan lain. Anggap saja dia sedang jadi pasien. Sementara Rika menganggap dirinya pasien, Raka terus melafalkan doa dalam hatinya agar ia tak khilaf.
Raka menghidupkan kembali senter setelah selesai membantu Rika mengganti celananya.
Raka mengeluarkan botol termos serta dua bungkus roti dari tasnya, kemudian memberikan Rika minum dan sebungkus roti yang ia bawa. Pria itu mengurus Rika dengan baik. Rika sangat bersyukur bertemu Raka, hatinya bahagia sekali. Tetapi jangan harap Rika mengakuinya. Ya, dia paling sulit mengakui perasaannya, tanya saja Mommy Aning nya.
Keadaan membuatnya tumbuh jadi gadis yang ceria tetapi sebenarnya ia gadis yang cukup tertutup dan sulit menerima orang lain.
Raka memakan roti satu lagi tapi cuma setengah, setengahnya dia berikan lagi pada Rika yang ia tahu pasti kelaparan tetapi Rika menolak takut Raka kelaparan. Akhirnya setengah roti Raka dimakan berdua.
"Baiklah sebaiknya kita istirahat sambil menunggu bantuan datang. Nih, pakai jaket kakak. Kamu tidur di sana kak Raka sebelah sini." Ucap Raka.
"Tidur berdua? Nggak ah. Lagipula masa tidur di tanah?"
"Memang ada spring bed di sini?"
"Ya tap--"
"Jangan banyak protes sayang. Nih, gunakan tas ini jadi bantal kamu. Pakai jaketnya."
"Jangan, nanti kamu gimana?"
"I'm Ok."
Rika pun menurut. Ia berbaring meringkuk membelakangi Raka. Entah karena lelah ia pun mulai mengantuk. Tetapi saat ini tak ada yang ia takutkan. Tak ada yang ia cemaskan.
Hujan kembali turun membuat percikannya masuk ke tempat mereka berlindung.
"Hujan, kamu pasti kena hujan." Ucap Rika cemas. Karena memang Rika berada di bagian dalam dan Raka di bagian pinggir.
"Udah nggak apa. Ada mantel hujan. Tidurlah." Ucap Raka ia lalu memeluk Rika yang membelakanginya. Kali ini Rika tidak menolak. Ia merasa nyaman dan hangat serta aman.
Raka merasakan air hujan mulai membasahi punggungnya yang membelakangi luar tetapi ia abaikan. Yang penting Rika aman. Yang penting Rika tidak kedinginan lagi. Karena itu, yang terpenting bagi Raka.
---
"Kalian baik-baik saja?" Sebuah sura mengagetkan Raka dan Rika yang terlelap.
Mereka bergerak perlahan keluar dari goa kecil tempat berlindung dan berteduh. Raka melihat langit sudah mulai berwarna keemasan.
"Maaf, kami kesulitan menemukan kalian. Padahal kamu sudah membuat banyak tanda."
"Entahlah. Sepertinya kami berada di hutan ini tetapi di bagian lain. Seperti kasat mata. Saya juga kesulitan menemukan dia, tapi Alhamdulillah sekarang kami sudah bertemu Bapak semua." Ucap Raka kepada tim penyelamat.
"Dia terluka." Ucap Raka pada ketua Tim.
"Anda juga terluka." Ucap ketua Tim. Rika jadi memperhatikan Raka. Ia melihat lengan kiri Raka terluka dan tak jauh berbeda dengan luka yang di kakinya. Ia tidak sadar sampai ia mendengar dari ketua Tim. Padahal semalam ia terus saja menindih lengan kiri Raka sebagai bantal karena tas tidak nyaman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Infused Loved
RomanceOm series 2# Raka (27 tahun) merasa aneh karena dirinya terus saja bertingkah kekanakan setelah bertemu seorang gadis muda saat ia bekerja. Setelah menjadi dokter dan gonta-ganti Pacar, akhirnya Raka Wibowo takluk pada gadis ABG yang baru berusia 15...