*Love Song (29)

2.4K 397 43
                                    

Dinda sabarlah menanti
Takkan lama lagi
Saat musim berganti aku kembali

Percayalah hati ini sepi
Rindu akan hadirmu

Cahaya hidupku
Penerang jalanku
Kaulah irama dalam laguku

Tak terasa Tiga tahun sudah
Kita tak berjumpa
Hanya rangkaian kata pengobat rindu
Yang terasa semakin dalam
Ingin segera pulang
Peluk dan cium keningmu

Cahaya hidupku
Penerang jalanku
Kaulah irama dalam laguku

Raka tersenyum lebar sambil bersenandung di mobilnya dalam perjalanan menuju ke rumah Rika. Sudah dua minggu ia kembali ke Indonesia, tepatnya ke Surabaya, namun langkahnya maju-mundur menemui gadis itu terlebih banyak kesibukan di rumah sakit dan pelantikan nya sebagai wakil direktur.

Akhirnya setelah ngobrol dengan Hasnah yang juga datang dengan suaminya ke Indonesia siang tadi, ia membulatkan tekad menemui Rika, bahkan Hasnah bersedia memberi penjelasan kepada Rika.

Raka tersenyum dengan jantung berdebar kencang memasuki kawasan perumahan elit tempat tinggal Orang Tua Rika.

Ia melihat ke buket bunga mawar di kursi kosong di sebelahnya. Ia berharap Rika akan menerima bunga tersebut lalu duduk dengan manis di sebelahnya.

Sumpah, ia sangat merindukan Rika. Raka berharap gadis itu membaca surat yang ia titipkan kepada Wandi, Daddy-nya Rika dan mau menemuinya hari ini walau tak sekalipun ada pesan email yang dikirim Rika padanya.

Raka berharap, Rika masih di titik yang sama, seperti dirinya yang tidak bisa bergerak dari titik koordinat nya yaitu, Rika.

Cuma Rika dalam tiga tahun lebih belakangan ini yang selalu mengisi hatinya ketika rindu menyapa. Bahkan meskipun Hasnah sempat menyusulnya ke Negara tempat ia mengambil S2 Manajemen Rumah Sakit, nyatanya hatinya tak goyah.

Benar prinsip Raka, cinta yang tulus takkan kandas meskipun terhalang kebersamaan. Dan itulah yang ia rasakan bertahun-tahun ini, saat ia hanya mencintai satu gadis, Rika.

Raka berhenti di depan rumah Rika, melihat keadaan rumah yang cukup ramai terlebih ada sekitar lima atau bahkan enam mobil bertengger di sekitar rumahnya.

Tampak beberapa orang lalu lalang keluar dari rumah tersebut.

Sepertinya baru ada acara. Pikir Raka. Ia sedikit ragu untuk keluar tetapi, ia membulatkan tekad. Sayangnya seluruh tekad dan niatnya hancur saat melihat sosok yang begitu ia rindukan keluar dari rumah dalam balutan kebaya yang membuat dirinya tampak sangat cantik layaknya wanita dewasa yang ia bayangkan selama ini.

Rika tersenyum pada seorang pria yang memakai setelan batik dan celana hitam, menyalam tangannya kemudian pria itu mencium keningnya.

Bets...
Betapa rasanya jantung Raka berhenti seketika seperti aliran listrik yang terputus. Dunianya seolah gelap gulita, dan hati serta logikanya menolak apa yang terbesit dalam pikirannya.

Tok.tok.tok. seseorang mengetuk jendela mobilnya membuat Raka terkejut.

"Mas tamu undangan acara lamarannya juga ya? Maaf Mas, mobil saya mau keluar bisa tolong maju sedikit?" Ucap seorang gadis berbaju kaos yang tampaknya sedikit tomboy membuat jantung Raka semakin diremas-remas.

Sakit...

"Ah, iya maaf. Tapi siapa yang di lamar ya mbak?" Tanya Raka penasaran.

"Loh kirain tamu undangan juga?Adik sepupu saya, Rika yang di lamar." Ucap wanita itu lalu ngeloyor ke arah mobilnya.

Infused LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang