^|^
Cinta itu ibarat bunga mawar yang baru mekar, jika bunga mawar itu sudah kusam dan tak dapat bertahan maka lepaskan.
🐻🖤
^•^
"Lari." Teriak Kenzo sambil menarik tangan Anna untuk pergi bersamanya.
Mereka berlari tak tentu arah, ada yang saling bergandengan tangan ada pula yang malah minta digendong.
Siapa lagi jika bukan Angga, Rizal, Ridho, dan Agam, keempat sejoli itu sangat somplak bahkan mereka bukannya terus berlari malah memanjat pohon setinggi mungkin agar tak terlihat oleh musuh.
"Woy elah cepetan dho, keburu ketangkep goblok." Ucap Angga yang sudah berada di atas pohon.
"Gak bisa anjim, Lo kan tau gue phobia ketinggian." Jawab Ridho sambil menatahan tangisnya.
"Lah anak bayi ngapain Lo malah nangis." Tanya Rizal sedikit berteriak.
Agam yang melihat itu terpaksa kembali turun kebawah dan siap menjadi tempat panjatan bagi Ridho.
Ridho yang melihat itu mau tau mau harus memanjat pohon. "Abang yang baik emang Lo Gam." Celetuk Ridho cengengesan.
Agam lantas kembali memanjat pohon ketika melihat Ridho sudah aman diatas sana, Agam melemparkan jaketnya kearah wajah Ridho.
Ya Agam tau jelas jika Ridho sangat phobia dengan ketinggian karena laki-laki itu pernah sekali mengikuti balapan liar, karena keteledoran Ridho sendiri. Ridho menabrak pohon yang batangnya melengkung, dengan bodohnya Ridho bukan membanting stir motornya dirinya malah menancap gas dan menaiki batang pohon tersebut dan akhirnya laki-laki itu terjatuh mengenaskan.
"Hust Gam, Agam woy." Bisik Ridho kesal.
Agam menengok "Hm" ucapnya bergumam.
"Kaki gue pegel, mau berak duduk jongkok gini anjim." Jawabnya kesal dengan tubuh yang terus bergoyang membuat pohon yang ia naiki juga ikut bergoyang.
"Kalau ketahuan kita ada diatas pohon, Lo yang gue jadiin tumbal ya dho." Ancam Rizal keras.
"Lo juga diam Siti." Sahut Angga.
Ridho melirik teman-temannya dengan perasaan campur aduk, kakinya sudah sangat lemas, ingin sekali dirinya cepat-cepat turun dari atas pohon itu.
"Ya Allah, Ridho cuman minta satu nanti kalau Ridho udah turun dari atas pohon ini, plisss banget semoga ada orang baik yang mau nemenin Ridho berak di semak-semak." Doa Ridho sambil membungkam mulutnya.
Dari arah berlawanan suara begitu nyaring seperti orang membawa tombak mulai berbunyi nyaring dengan langkah kaki yang cepat.
"Allahuakbar, Alhamdulillah, astagfirullah." Ucap Ridho berkali-kali sambil matanya melirik kanan dan kiri.
Angga mulai berjaga-jaga sambil mengeluarkan pisau beberapa pisau lipatnya. Suara langkah kaki semakin terdengar Angga yang sudah bersiap pun menyuruh ketiga temannya menutup matanya, termasuk dirinya sendiri.
"Tutup mata."
Seettt.......seettttt..........seettt
Suara pisau melayang "aaaa............." Suara teriakan histeris yang dapat dikenali oleh keempat laki-laki itu dari atas pohon.
"Loh kok gue kayak kenal suaranya." Ucap Rizal.
Keempat laki-laki itu menengok kebawah dan melihat ke-enam orang yang saling berpelukan dan membelakangi masing-masing.
"Anjir setan." Umpat Ridho kesal setengah mati.
"Goblok."
"Asem."
"Asu." Celetuk Ridho lagi.
Semuanya menengok ke arah Ridho dengan tatapan dingin, Agam melempar satu sepatunya tepat mengenai pelipis Ridho.
"Apaansi makanya orang belum selesai ngomong jangan di plototin duluan." Kata Ridho "asu (aku selalu untukmu)." Lanjutnya sambil mengangkat dua jarinya.
"Adek Lo gila anjir." Ucap Angga pada Agam.
"Bukan adek gue." Jawab Agam.
"Sksks mampus." Ejek Rizal.
Keempat laki-laki itu kompak melihat kebawah dari atas sana dengan tatapan garangnya.
Satu persatu dari mereka turun, beda dengan Ridho yang masih duduk diranting pohon sambil menunggu Agam mau menjadi tempat injakannya.
"Makasih Agam ganteng." Kata Ridho.
Dengan tidak tau dirinya Ridho mendahului Agam, Agam hanya menggelengkan kepalanya seraya menghela nafas.
Rizal yang melihat ke tiga pasangan didepan yang saling berpelukan rasanya ingin tertawa terbahak-bahak, pasalnya mereka memejamkan matanya masing-masing tanpa mau melihat sekitar.
"Pokoknya kalau gue mati, orang pertama kali yang gue gentayangin itu Lo." Teriak Killa kelewat kesal sekaligus takut.
"Enak aja kan kalau Lo mati pasti gue juga mati, yaudah gue juga gentayangin Lo." Ucap Juan yang juga tersulut emosi. "Sekaligus nikahin Lo deh, ntar kan kalau meninggoy kita ijab kabul langsung didepan malikat jadi lebih woww dari yang lain." Lanjutnya.
"Gak lucu ya, kalau ntar kita masuk neraka terus yang ngeliat kita ijab kabul dari dekat itu malaikan ijrail." Keluh Killa yang masih menutup matanya.
"Kan gak ngelawak sayang, jadinya gak lucu." Jawab Juan.
"Hihhhhh nyebelin." Ucap Killa lalu memeluk Juan lebih erat karena takut.
Sementara dua pasangan yang lainnya terlihat hening, dua pasangan itu melepaskan pelukannya namun masih saling menatap satu sama lain. Mereka mereka kompak menengok dan bommm.
"Lo.........." Teriak mereka berempat.
Keempat orang itu melongo tak percaya, sementara Killa dan Juan yang masih berpelukan terlihat terkejut ketika mendengar teriakan dari orang yang mereka kenali.
Sontak Killa memutar tubuhnya dan betapa kejutnya ketika dirinya menatap teman-temannya itu sudah berada didepannya.
"Huahhhhh gue takut." Rengek Killa sambil memeluk kedua sahabatnya.
Ada yang ganjal, ya ketiganya merasa seperti ada yang kurang. "Anna." Tanya mereka.
"Anna mana?" Tanya Kaca sedikit khawatir.
"Lah iya baru sadar gue, Kenzo juga mana?" Ucap Juan.
"Tunggu deh kan kita tadi disini dikagetin sama benda yang tiba-tiba datang hampir nusuk kita, nah nih pisau kan yang hampir nyelakain kita. Terus siapa yang ngelakuin ini ke kita." Tanya Galang terlihat bingung.
"Iya juga anjir, siapa woy." Ujar Elang ikut tersulut emosi.
"Ya gue lah." Sahut Angga dari belakang dengan tatapan songongnya.
✓
LytaPenikmatrasaluka
✓
Huhuuuuu sekian lamanya aku gak up akhirnya bisa juga heheh........JANGAN LUPA VOTE ✓
AND
KOMENNYA YA ✓
see you next time🖤
SPAM KOMEN YA
✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyta
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! TAMAT (September 2021) Lengkap✓ "Itu tanda kepemilikan, ingat lo milik gue!" ujar Elang seraya membenarkan buku di rak yang hampir jatuh mengenai kepala Lyta. Merasa tidak mendapat respon dari Lyta, Elang tersenyum tipi...