40. LYTA✓

2.6K 218 201
                                    

Kalian bingung ya sama part sebelumnya 😭

Jadi aku mau bilang kalau Agam tuh udah meninggoy beneran 😡si Lyta gak mimpi ey😭 coba deh baca narasi nya yang bagian dialog nya kawan👍

Lyta terduduk dengan mata sembabnya, ia melihat kanan dan kirinya yang sunyi hanya ada ada suara jarum jam yang terus berbunyi setiap detiknya.

Suara Agam tiba-tiba bergeming di telinganya.

"Cinta ak-u ke kamu itu ak-akan jadi abadi Lyt."

Lyta memegangi kepalanya yang terasa berat, matanya sayu memejam rapat.

"Cinta ak-u ke kamu itu ak-akan jadi abadi Lyt."

Sekuat tenaga gadis itu berusaha tenang, namun perkataan Agam seolah-olah mengusiknya.

"AGAM," teriak Lyta histeris.

Gadis itu turun dari kasurnya mengamuk, ia hambur semua barang miliknya yang tersusun rapi di meja.

Gadis itu masuk kedalam kamar mandi, ia menghidupkan keran dan membasuh mukanya kasar. Ia menatap kaca didepannya, ia mengusap wajahnya berkali-kali.

"Gue benci lihat diri gue sendiri Gam, gue udah bunuh lo hiks, wajah ini yang bikin lo menderita Gam. Maaf," ujar Lyta pada bayangannya di depan kaca.

Lyta mengusap kasar wajahnya, lalu mengikat rambutnya asal. "Gue hancur Gam," gumam Lyta.

Air matanya terus keluar, gadis itu meringkuk dan memeluk lututnya sendiri di pojokan kamar, bayangan tentang Agam terus saja datang mengusik pikirannya.

Anna yang melihat sahabatnya hancur berantakan seperti itu merasa tak berguna sebagai seorang sahabat. Ia masuk kedalam dan memeluk erat Lyta.

"Tenang Lyt, jangan kayak gini. Lo nyakitin diri lo sendiri Lyt," ujar Anna pelan.

"Pergi," ucap Lyta menatap tajam Anna.

"Lyt," gumam Anna.

"GUE BILANG PERGI," teriak Lyta marah, ia juga mendorong Anna hingga gadis itu jatuh. Ridho dengan sigap memegang kedua bahu Anna udan membantunya berdiri.

"Lyt kalau lo marah gak gini caranya," ucap Rizal membentak Lyta.

"Gak ada yang peduli sama gue, cuman Agam yang ngertiin gue," ujar Lyta menatap Rizal dengan air mata yang menggenang di kelopak matanya.

Rizal menghela nafas. "Maaf," ujar Rizal, ia tahu apa yang ia lakukan tadi salah.

Lyta kembali meringkuk tubuhnya erat, ia menangis sejadi-jadinya hingga tubuhnya bergetar seperti ketakutan.

"Agam," gumam Lyta. "Gue takut."

Tubuhnya terasa lemas dan akhirnya ambruk kesamping, kesadarannya pun hilang, Rizal mmdengan cepat mengangkat Lyta dan menaruhnya kekasur.

"Badannya panas," ujar Rizal.

"Biar gue ambilin kompresan," ucap Killa cepat lalu turun kebawah.

Ayah dan bunda Lyta yang baru datang terlihat panik. "Kenapa, Lyta gak papa kan?" tanya Cintia khawatir.

"Badannya panas Tan, Killa barusan turun buat ambil kompresan," ujar Angga.

Cintia duduk di pinggir kasur, ia mengelap keringat Lyta yang bercucuran. Killa datang dari bawah membawa kompresan, ia berikan kompresan itu pada Cintia.

"Makasih ya Kill," ucap Cintia tersenyum pada Killa.

"Iya tan."

"Tan, Ridho pamit pulang sama yang lain," ujar Ridho pada Cintia.

Lyta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang