09. LYTA ✓

5.2K 481 65
                                    

Matanya menyipit bibir mungilnya terbuka seraya menguap, Lyta terbangun dengan tubuh yang sangat lelah dan juga terasa remuk dirinya berbalik badan matanya membulat tat kala hidung mungilnya bersentuhan dengan hidung mancung Elang.

Lyta memundurkan badannya lalu mengerjapkan mata, jantungnya berdetak dengan cepat hidungnya memerah dan pipi tembemnya sudah seperti kepiting rebus.

Lyta terduduk dengan malu-malu, Lyta melirik elang dirinya merituki kebodohannya sendiri buat apa dia malu jika Elang masih tertidur pulas, buru-buru ia berdiri dengan membawa selimutnya.

Belum sempat dirinya benar-benar kabur Elang menarik tangannya dengan begitu cepat sehingga keseimbangan tubuhnya hilang, Lyta tergelincir karena ulah Elang sehingga dirinya menimpa tubuh Elang dengan hidung dan bibir yang hampir bersentuhan.

Cup

Elang tak membiarkan kesempatan emas hilang begitu saja dari dirinya, cepat-cepat ia mencium bibir Lyta singkat lalu merebahkan tubuh Lyta kembali ke sampingnya.

"Jangan coba-coba kabur." Ucap Elang kembali memeluk tubuh Lyta.

"Dasar gak ada akhlak."

"Walaupun gak ada akhlak tapi bisa bikin lonya puas kan."

"Hah ?"

"Anak kecil gak usah tau takutnya ketagihan." Goda Elang lalu menarik hidung lyta.

"Ih dasar gila, ngeselin."

🌟

"Goblok."

"Sia teh goblok."

"Anjir."

"Saha eta anjir."

"Diem monyet." Teriak kesal Kenzo karena aktivitas main gamenya terganggu.

"Lah kan gue nanya." Kata Juan, masalahnya yang dipertanyakan oleh Juan itu sama sekali tak bermutu toh dia juga sudah tau artinya namun masih berlaga- laga tidak tau apa-apa.

"Saha eta anjir." Tanya Juan lagi.

"Anjing liar." Teriak Galang didepan muka Juan lalu diikuti dengan gelak tawa.

Mereka semua menatap ngeri Galang yang tak lucu sama sekali mereka hanya bergidik lalu menggelengkan kepala masing-masing sambil mengemil.

Lyta celingak-celinguk menatap sekitar guna mencari Raka, matanya memanas ketika melihat Raka asik bercanda tawa dengan dara, Lyta sangat ingin memberi pelajaran kepada Dara yang merebut Raka darinya.

Dirinya maju lalu merampas botol yang air nya ingin Juan minum, alhasil air itu tumpah dikepala Juan. Juan hanya melongo dan mengumpat atas kelakuan bar-bar dari Lyta.

"Anjir." Umpat Juan kesal.

Lyta tetap terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun, ketika dirinya ingin menumpah air itu tepat dia kepala Dara, Elang sudah lebih dulu menarik tangan Lyta hingga mereka berdua terjatuh dan tergelincir ke semak-semak.

Elang melakukan itu karena dirinya tidak ingin melihat Lyta menyakiti seseorang hanya demi Raka, Elang tak bisa melihat itu.

Lyta menutup matanya dengan tangan yang selalu memeluk tubuh Elang erat karena takut, tepat dirinya dan Elang menggelinding kejurang Elang menarik akar pohon agar dirinya dan Lyta tak terjatuh semakin jauh.

"Lyt." Panggil Elang pelan.

Lyta mendongak dengan mata sayunya, dia benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Elang yang selalu berbuat hal yang aneh.

"Jangan pernah ngelakuin itu lagi Lyt." Kata Elang.

"Harusnya gue yang bilang kayak gitu, Lo itu satu-satunya cowok gila yang bisanya bikin gue jantungan dan sekarang Lo mau mati tapi ajak-ajak gue."

"Lucu kan." Tanya Elang dengan cengesan.

"Lo beneran gila yah, kita berdua lagi diambang Kematian dan Lo bilang kalau ini lucu hiks hiks."

"Woy bantuin woy." Teriak Elang keras mencari bantuan.

Hasilnya nihil tak ada satu pun orang yang mendengar teriakan Elang, bahkan Dara dan Raka tadi pun tak sempat melihat mereka berdua yang tergelincir.

"Lyt pegang akar pohon ini, gue udah gak kuat sekarang Lo pegang akar ini terus injak pinggang gue dan bahu gue buat naik keatas sana." Ucap Elang semakin ngaco.

"Terus Lo gimana bodoh."

"Yang penting Lo selamat, kalau gue biar Tuhan yang atur."

"Dasar gila hidup gue juga tuhan yang atur bukan elo." Cibir Lyta kesal.

"Tapi jangan salahin gue kalau gue udah gak kuat dan jatuh berdua kebawah sama Lo." Jawab Elang sambil mengeratkan pelukannya pada lyta.

Lyta memejamkan matanya guna menguatkan dirinya yang mungkin akan mata sekarang, Lyta tak habis pikir baru kemarin dirinya mengalami hal menakutkan dan sekarang Elang kembali mengajaknya dalam kematian, seakan-akan dirinya memiliki banyak nyawa.

"Tunggu jangan dijatohin dulu, gue mau minta permintaan."

"Minta permintaan sama gue kapanpun bakal gue kabulin kok." Ujar Elang.

"Bukan sama Lo bodoh."

"Ya Tuhan kalau Lyta mati siapin Lyta pangeran yang ganteng yah disana tapi kalau Lyta gak jadi mati tetep kirimin Lyta pangeran aminn." Kata lyta dengan mata memejam.

"Permintaan macam apa itu astaga sebelum Lo minta pangeran dideket Lo selalu ada pangeran Elang yang baik hati dan tentu saja tampan." Celetuk Elang sambil memanggut-manggutkan kepala.

Bruk

Elang tak kuat menahan berat badannya sekarang ia melepaskan pegangannya pada akar pohon lalu benar-benar terjatuh.

"Aish aghhh."

"Udah jatuh yah." Tanya Lyta dengan kepala yang sakit seperti di putar-putar.

"Belum." Jawab Elang datar karena kesakitan.

"Tapi kepala Lyta kenapa sakit." Tanya Lyta dengan mata yang menangis.

Elang yang mendengar itupun sontak terduduk lalu memapah Lyta agar terduduk juga dari tidurnya, ia memperhatikan seluruh wajah Lyta dan pantas saja Lyta merasakan sakit dikepalanya toh orang kepalanya terjedot oleh batu-batu kecil Yang membuat kepalanya berdarah.

"Jadi orang jangan ceroboh." Omel Elang dengan meniup-niupi setiap inci kepala Lyta.

"Lo yang buat gue jadi gini pea." Celahnya yang mulai kesal terhadap ulah Elang yang selalu menyalahi dirinya.

"Hm, lumayan malam ini bisa berduaan lagi sama Lo."

"Bodoamat." Ucap Lyta lalu berangsur berdiri dan berjalan tak tentu arah.

Elang tersenyum lalu melepas jaketnya dan dipasangkan ke tubuh Lyta yang sedikit memucat karena kedinginan.

Sementaranya keadaan diatas sangatlah rusuh karena khawatir dengan keadaan Lyta dan Elang yang jatuh kejurang.

"Tadi kan gue udah bilang, cepetan ditolongin." Kata Anna kesal dan khawatir.

"Lah napa jadi melotot nya ke gue Siti." Ujar rizal.

"Liat tuh mereka berdua keburu jatuh, kalau mereka mati gimana."

"Meninggal bukan mati Lo pikir hewan." Ucap Agam berusaha mencari akal.


~Lyta~

Capek pengen tidur.

Ternyata mengangumi seseorang itu berat yah.
Dan hilangin nya susah banget rasanya sampe kaku dan sakit.

_________________

Aku dan ice cream
👀

Lyta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang