Ramein, awas sepi 🔪
Spam komen oy
Jangan lupa vote habis baca, jangan ngilang 😭 sesat sekali.....
Hari Jum'at pagi, pintu kamar Lyta tiba-tiba terbuka. Lyta masih bergulat dengan selimutnya, entah jam berapa gadis itu tidur semalam. Terlihat dengan jelas, jika kelopak matanya yang menghitam, dan sembab. Cowok bernama Elang itu mendekat.
Brukkk!
Elang menginjak sesuatu, entah apa yang ia injak. Elang menunduk untuk melihat benda apa yang ia injak.
"Elang," panggil Cintia. Elang menghentikan pergerakannya, cowok itu kembali berdiri tegak dan berbalik badan menghadap Cintia.
Ia tersenyum. "Kenapa bund?"
"Ayah ngajak kamu minum teh di bawah, kamu kesana gih," Cintia menengok sebentar ke arah Lyta yang masih tertidur. "Lyta biar bunda aja yang bangunin."
Elang mengangguk, saat ia menuruni tangga ada perasaan takut dan sedikit ragu untuk duduk bersama dengan Alex.
"LYTA ........ kamu tuh ya, niat sekolah gak? Atau mau bunda nikahin aja?" ujar Cintia marah.
Berguling-guling di kasur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, membuat gadis itu semakin nyaman di atas kasur. Ia lelah, ia sangat malas untuk sekolah hari ini.
"Lyta sudah berapa kali bunda bilang kan, kalau gak niat sekolah seharusnya dari awal sebelum masuk SMA kamu bilang! Biar mama nikahin aja kamu sama om om pedofil," ucap kesal Cintia, wanita itu menarik kaki putrinya hingga Lyta terjatuh dari tempat tidur.
"Auwww aghhh bunda, kenapa sih gak bisa biarin aku tidur dengan tenang aja," kata Lyta memonyongkan bibirnya.
"Sekolah setan, lo keturunannya siapa sih! Bunda gedeg liatnya, udah jam setengah 7 Lyta. Sekolah!" Geram Cintia, bunda Lyta yang sudah pusing melihat kelakuan putrinya.
"Haihhhhh, iya ok aku mandi sekarang. Bunda keluar aja sono," Lyta berucap dengan tangan yang mengikat rambutnya asal.
"Awas aja lu kagak mandi," Cintia berucap lagi.
"Iya aku mandi bund," balas Lyta santai.
Kini seorang gadis berambut panjang tengah duduk di kursi riasnya sembari menyisir rambut dan sedikit memakai Liptin dan pupur. Cukup lelah ia mendengarkan ocehan sang bunda yang membuat kupingnya panas.
"Aihh sakit banget perut gue," ucap Lyta berdiri sambil memegangi perutnya yang keram akibat halangan.
Gadis itu menuruni tangga dengan sangat hati-hati. Sekarang ia duduk berdiri berpegangan meja makan setelah berhasil melewati tangga.
"Kenapa muka kamu pucat gitu?" tanya Cintia garang.
Lyta mendengus kesal, anaknya lagi sakit bukannya di perhatiin malah di omelin. Heran!
Lyta melirik Elang yang sedang duduk bersama ayahnya di ruang tamu sembari menonton berita.
"Lang," panggil Lyta pada Elang. Elang menoleh, ia tersenyum.
"Udah mau berangkat?" tanya Alex pada putrinya.
"Gak tau ah males," jawab kesal Lyta pergi begitu saja.
"Dasar anak itu," gumam Alex.
Alex menengok pada Elang. "Ya udah sana kamu berangkat, ingat jagain anak saya bukan melukai," ujar Alex dengan suara serak nya.
Elang mengangguk lalu mengucapkan salam. "Assalamualaikum yah, bund."
"Waallaikumsalam."
Lyta mengkerutkan keningnya melihat Elang menjemputnya menggunakan mobil, Lyta menaiki mobil Elang sebelum cowok itu masuk terlebih dahulu. Elang masuk lalu menghidupkan mesin mobilnya, hening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyta
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! TAMAT (September 2021) Lengkap✓ "Itu tanda kepemilikan, ingat lo milik gue!" ujar Elang seraya membenarkan buku di rak yang hampir jatuh mengenai kepala Lyta. Merasa tidak mendapat respon dari Lyta, Elang tersenyum tipi...