33. LYTA✓

3.1K 282 251
                                    

Holaaa🔪

Apa kabar kalian, semoga gak baik! Aku aja yang baik😭 aduh jahatnya....

Semoga keadaan kalian semua baik ya💞 yang tadi bercanda ya sayang jangan dimasukin kehati langsung aja ke jantung 💓

Jangan lupa makan, dan minum, jangan lupa di cuci ya habis makan kasian ntar karatan tuh bekakasnya kayak hati kalian karatan kagak pernah diisi💔

Garing astaga😭 iya segaring hidup kalian kan?

Jangan lupa vote 🔪

Happy reading
😡

Suara alarm berbunyi membangunkan gadis yang masih tertidur dengan mata sembabnya, ia duduk dan menatap nanar lantai kamarnya yang dipenuhi pecahan kaca serta fotonya bersama Elang.

Lyta menengok saat langkah kaki memasuki kamarnya.

Cintia datang dengan membawa nampan berisi makanan, ia merasa sakit ketika melihat putrinya tak bersemangat seperti itu.

"Bunda bawain kamu makanan, makan dulu ya," ucap Cintia.

"Lyta gak mau makan bund," jawab Lyta.

"Ehmm gimana kalau kita pergi shopping bareng, udah lama kan kita gak jalan-jalan berdua sayang," ajak Cintia membujuk putrinya.

"Aku gak mau kemana-mana, bunda keluar aja," ucap Lyta.

Cintia menitikkan air matanya. "Bunda janji akan keluar, tapi kamu makan dulu ya."

"Bund." Lyta menengok malas, lalu ia menggeleng kan kepalanya.

Cintia tetap masih berada didalam menemani putrinya.

"Bunda suruh teman-teman kamu kesini ya, biar kamu punya temen," kata Cintia.

"Aku gak mau ketemu siapa-siapa termasuk bunda," tukas Lyta.

Cintia merasa sakit dengan perkataan Lyta yang terus terang tak ingin bertemu dengannya.

"Bunda keluar," ucap Cintia.

Saat bundanya sudah benar-benar pergi Lyta merebahkan tubuhnya, ia menangis ketika mengingat kejadian itu.

Ia menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya, telponnya terus berdering sejak tadi. Ia melihat siapa yang menelpon dan ternyata itu Elang. Lyta menelungkup kan kepalnya, lalu melempar handphone nya kelantai hingga layar kacanya pecah. Isak tangisnya semakin kencang.

Diseberang telpon Elang berdecak kesal dan khawatir karena Lyta tak mengangkat telponnya sedari tadi. Ia mengacak rambutnya kesal.

"Sial!" umpat Elang.

Cowok itu bergegas mengambil kunci motornya, lalu keluar dari rumah neneknya. Ia ingin pergi kerumah Lyta sekarang juga. Keadaannya yang belum pulih tak ia hiraukan bahkan untuk mengendarai motor saja Elang sempoyongan saat menaikinya.

Elang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, cowok itu hanya memikirkan keadaan Lyta saat ini.

"Tunggu aku sayang," gumam Elang.

Elang kehilangan keseimbangan saat mobil menyalip nya dengan kecepatan tinggi, ia menengok kesamping lalu menatap lurus kedepan kembali. Matanya tertuju pada truk yang melaju begitu kencang kearahnya. Terlambat Elang tak bisa menghindari itu.

Brukk!

Elang tak merasakan sakit apapun, tubuhnya melayang. Matanya menggelap seraya menatap langit.

"Maaf," gumam Elang.

Lyta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang