39. LYTA ✓

2.4K 214 209
                                    

Heh

Aku tuh kasihan sama Agam yang selalu kalian pojokin kadang kalian dukung dia kadang kalian marahin si Agam 😭😭 betapa sad boy nya Agam

Heh yang belum baca part 38, baca dulu ya☺️

Angga berjongkok menenangkan Lyta yang hanya diam menatap makam Agam.

Angga merangkul Lyta lalu menaruh kepala gadis itu dipundaknya.

"Agam udah tenang, doain dari sini aja ya," ujar Angga. Cowok itu juga tak dapat menahan air matanya agar tak jatuh.

"Pulang yok Lyt," ujar Ridho yang duduk di sebelah kiri Lyta. Lyta menggelengkan kepalanya.

"Lyt, Agam bakalan sedih kalau liat lo gini," kata Rizal.

"Kalau gue pulang, yang nemenin Agam disini siapa?" tanya Lyta polos, gadis itu tak lagi menangis namun tatapannya kosong.

"Siapa yang ngajak dia ngobrol kalau gue pulang? Siapa yang jadi tempat curhat dia? Ntar Agam kesepian disini," lanjut Lyta.

"Agam curang, dia pergi gak ajak gue. Harusnya dia ajak gue, biar dia ada temennya."

Gadis itu memeras lututnya keras. Ia menangis ketika matanya menatap gundukan tanah basah di depan matanya.

"Hiks hiks hiks, Agam tinggalin gue hiks. Dia gak sayang gue kan?" ujar Lyta parau.

"Dia sayang lo, dia sebenarnya gak pernah mau ninggalin kita secepat ini Lyt. Tapi ini takdir" ucap Rizal mengusap kepala Lyta lembut dari belakang.

Killa, Anna dan Kaca yang masih setia menunggu mereka pun mendekat.

"Coba deh liat langit, indah kan? Agam pasti ada disalah satu bintang-bintang itu!" ujar Kaca, matanya berair menahan tangis.

"Agam emang udah gak ada di dunia, tapi gue yakin dia akan selalu di dekat kita," kata Killa.

"Dan pastinya Agam akan bahagia kalau liat lo bahagia Lyt," ucap Anna.

Mereka berusaha menahan tangis agar Lyta tak semakin menangis.

Lyta menatap langit malam ini, ya sekarang sudah malam. Mereka masih setia menemani Agam.

"Agam pasti bahagia kan disana?" tanya Lyta.

"Pasti," ucap mereka serempak sambil tersenyum menatap langit.

"Pulang ya, lo butuh istirahat," bujuk Angga.

Lyta mengangguk patuh, ia berusaha berdiri namun kakinya terasa lemas. Angga yang melihat itu dengan sigap menggendong Lyta ala bridal style.

Mereka membawa dua mobil, Rizal dan Ridho di mobil belakang bersama Anna dan Killa. Sementara Angga, Lyta dan Kaca jalan terlebih dahulu di depan.

"Tenang Lyt, kita semua ngerasa kehilangan Agam. Tapi kita gak boleh gini terus," ujar Kaca membiarkan kepala Lyta menyender pada pundaknya.

"Tapi gue masih gak percaya kalau Agam bener-bener gak ada lagi hiks, gue gak nyangka Agam pergi secepat ini hiks hiks," ucap Lyta parau.

"Agam gak suka liat lo nangis kayak gini, dia pasti akan marah kalau liat lo gini," tutur Kaca.

"Kalau gue kangen Agam, ntar gue gak bisa ajak dia jalan lagi Ca, Agam yang selalu pengertian ke gue," kata Lyta seperti bergumam.

"Ada gue, lo lupa kalau lo masih punya gue, Killa, Anna, Angga, Rizal, Ridho, lo lupa punya kita Lyt? Lo gak akan sendirian," ucap Kaca memeluk Lyta erat.

"Maaf hiks maaf," gumam Lyta. Kaca mengangguk dan mengelus punggung Lyta.

Sangking lelahnya Lyta tertidur di pundak Kaca dengan keadaannya yang kacau, Kaca diam-diam juga menangis melihat sahabatnya sehancur ini.

Lyta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang