Lyta back nih! Jangan lupa vote and spam komen☺️🔪
Ayukk lah komen di tiap paragraf biar cepet up, tembusin 200 komen🖤
Happy reading
🍉Lyta merapihkan pakaiannya. Ia tengah menunggu Elang yang hendak menghampirinya untuk pergi kekantin bersama.
Hari ini, Lyta merasa lelah untuk berjalan walaupun selangkah. Rasanya sangat lelah jika kaki di pakai berjalan terus menerus, itu sebabnya ia sering memilih membolos jika sedang halangan di hari pertama dan kedua.
Suara derub langkah kaki berhenti tepat dihadapan Lyta. Elang menggandeng tangannya pacarnya itu, dengan perasaan bahagia tentunya Lyta membiarkan Elang menggenggam tangan nya.
"Lang, kapan sih pulang?" tanya Lyta, kakinya sangat sembrono menendang bebatuan kecil yang berserakan di koridor.
"Kenapa hm?" tanya Elang balik.
Langkah Lyta terhenti menghadang jalan Elang. "Sebel aja, gak enak! Biasanya juga bolos kalau lagi halangan. Gara-gara kamu, ngapain jemput aku! Jadinya sekolah kan."
Elang mengacak-acak rambut hitam pekat Lyta. Ia merasa gemas sendiri terhadap sikap gadis didepannya itu.
"Karena aku gak bisa rasain rasa sakit yang kamu alamin sekarang, kamu boleh ngelakuin apa pun itu ke aku. Mukul, nyubit, terserah kamu. Jadi gimana hm?"
Lyta sudah siap untuk menangis, salah satu kelemahannya adalah saat halangan. Ia sering merasa ingin muntah, sakit perut yang luar biasa dan kaki keran. Gadis itu merentangkan tangannya lebar-lebar.
"Peluk!" Pinta Lyta.
"Yakin? Masih disekolah loh ini," ujar Elang tanpa berniat memeluk gadis didepannya.
Satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata gadis itu, bibir bawahnya ia majukan. Pipinya memerah seperti sehabis di cubit.
Elang mendekat, lalu merengkuh tubuh gadis itu erat. "Bercanda sayang, maaf ya udah jailin kamu," ujar cowok itu tulus.
Lyta menggelengkan kepalanya yang bersembunyi di bidang dada Elang. Lyta menjauhkan tubuhnya dari dada Elang, kemudian ia mengusap air matanya sendiri. "Laper!" ucap Lyta.
Brakk!
Brukk!
Pranggg!
Gubrak!"Astagfirullah sakit," celetuk Angga memegangi lututnya. Cowok itu memang sembrono, Angga yang merasa seperti ada yang menangis pun melihat sekeliling nya dan benar saja ia melihat Lyta yang menangis dan disana ada Elang tentunya.
"Anjir Lang, kalau ngebucin tau tempat napa. Mana anak orang lo buat nangis lagi, wah parah lu! Habis lo apain temen gue," cibir Angga yang melihat Lyta dengan muka merah dan matanya yang sembab.
"Enggak gue apa-apain," ujar Elang.
Angga dengan sok cool nya menaruh tangannya di pelipis Lyta lalu mengacak rambut gadis itu, Angga memang sudah merencanakan sesuatu , ia ingin melihat betapa besarnya cinta Elang untuk sahabatnya ini.
Dan benar saja, ketika ia mengusap kepala Lyta, cowok itu menyentak tangannya hingga menjauh dari kepala Lyta. Ia cukup senang karena itu, setidaknya sahabatnya itu sudah menemukan orang yang bisa menjaganya. Walaupun Angga sendiri belum terlalu yakin. Karena cinta itu tidak bisa diukur.
"Jangan sentuh," sentak Elang, lalu menggenggam jemari Lyta dan membawanya pergi.
"Seenggaknya gue udah bisa liat sahabat kecil gue senyum," gumam Angga.
"Walau gue jomblo mulu hiks!" lanjut Angga melas.
Lyta berjalan menghentakkan kakinya seirama dengan langkah Elang. Lyta sedang mencari perhatian dari cowok itu, menyebalkan. Padahal ia ingin di gendong bukan berjalan seperti ini. Entah kapan sifat bucinnya itu muncul, Lyta sendiri pun tidak tahu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyta
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA! TAMAT (September 2021) Lengkap✓ "Itu tanda kepemilikan, ingat lo milik gue!" ujar Elang seraya membenarkan buku di rak yang hampir jatuh mengenai kepala Lyta. Merasa tidak mendapat respon dari Lyta, Elang tersenyum tipi...