Untuk Dirgantara Wahyu,
Pertama-tama, aku ingin memberitahu kalau aku sudah menyiapkan hadiah Secret Santa lain untukmu, tapi setelah tahu kapan hari kepergianmu, aku sadar ada sesuatu yang lebih mendesak untuk kusampaikan. Mungkin kamu sudah menduga-duga tentang isi surat ini sebelum kamu membacanya, tapi biarkan aku bicara sampai akhir.
Sejak saat kamu menangis di depan rumah di hari kepindahanmu ke sini dan aku menemanimu sampai air matamu habis, aku tahu sesuatu akan terjadi pada kita.
Aku merasa semesta secara sengaja membuat jalan kita bersinggungan. Kita adalah payung dan hujan yang saling menemukan. Aku, ada ketika kamu butuh hujan agar bisa menangisi kedukaan dan ketakutanmu memasuki dunia yang baru. Kamu, ada ketika aku butuh payung menangisi luka-lukaku.
Walau kita tidak sependapat soal itu selama beberapa waktu ketika kamu sengaja mengacuhkan keberadaanku selama di rumah Maya, anehnya kamu ada di saat-saat ketika aku butuh seseorang. Hari itu adalah saat dimana perasaan istimewa ini berawal.
Di sore hari, ketika aku kabur dari rumah. Kamu menemukanku terjatuh dari sepeda. Petuah-petuah sok bijakmu terdengar sangat menyebalkan dan kamu lebih menyebalkan saat menggendongku pulang. Tapi, saat aku melihat punggungmu yang basah oleh keringat, badan kurusmu yang anehnya terasa hangat dan tidak menjijikan, caramu menenangkanku dengan cerita-cerita basa-basi agar aku melupakan tangisku, juga resep es krim penelan sedihmu. Ada satu waktu kepalamu berbalik dan kamu menenangkanku saat aku mengeluh takut dimarahi karena kabur dari rumah, "Aku akan menemanimu di depan pagar."
Di saat itu, aku tahu kalau aku menyukaimu.
Bukan.
Aku mencintaimu.
Aku kira perasaan ini akan cepat berakhir. Tak tahunya berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar. Kamu tidak tahu kalau ada banyak bagian darimu yang mudah untuk disukai. Kalau tahu, mungkin kamu tidak akan terlalu perhatian kepada banyak wanita. Kalau kamu ingin bersikap cuek pada mereka, jangan memberi celah sedikit pun untuk bersikap hangat. Walau sejujurnya itu salah satu bagian yang kusukai darimu. Sikap tegas dan kata-kata sepahit realita yang kamu ucapkan terasa lebih hangat dari pelukan.
Saat di atap waktu itu, untuk pertama kalinya aku tahu kalau selama ini kamu trauma dengan cinta. Aku merasa gagal sebagai sahabat. Aku tidak tahu soal luka yang kamu pendam dan apa yang telah kamu alami. Tapi, aku senang saat kamu mulai terbuka padaku dan memberiku kesempatan menemanimu menangis. Walau yang kuinginkan adalah kesempatan-kesempatan lainnya ketika kita berbagi lebih kenangan. Yang baik dan buruk. Lebih dari sisa minggu ini.
Aku tidak tahu apakah cinta ini abadi, ataukah setelah kamu pindah aku bisa melupakanmu. Aku juga tidak bisa menahanmu atau papamu untuk tidak memaksamu pergi, seperti yang sangat ingin kulakukan.
Yang bisa kujaminkan adalah kamu memberiku kisah cinta pertama yang sangat berarti. Dan, aku tidak bisa membiarkan cerita ini berakhir begitu saja jadi itulah sebab aku menulis surat ini untukmu. Kuharap, kamu pun turut merasakannya.
Love,
Athalia Nola
****
Malam sebelum hari Natal, keluarga kami memiliki kebiasaan menghabiskan sepanjang hari di rumah. Ibu akan memasak banyak sekali makanan seperti ayam rica-rica, sup asparagus, mie goreng, sate ayam, dan es sirup dari sari buah. Kami banyak menghabiskan hari di ruang keluarga untuk melakukan kegiatan masing-masing atau sekedar menonton film Home Alone yang diputar ulang setiap tahun di TV, lalu pada malam hari kami pergi ke gereja untuk beribadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
This is Not A Good Love Story [COMPLETED]
Teen Fiction🌸 Wattys Winner 2021 kategori "Young Adult" 🌸 Cerita pilihan @WattpadYoungAdultID Juni 2022 Dalam kisah Romeo dan Juliet, kita diajarkan bahwa cinta butuh pengorbanan. Dalam kisah The Notebook, cinta diibaratkan sebuah rumah, walau berkali-kali me...