Part 1

50 4 0
                                    

~🖤~

Walau menjalankan cafe adalah impian Cleo namun memasak adalah pasionnya. Terkadang Cleo lebih senang menghabiskan waktunya di dapur dibadingkan mengurus masalah manajemen cafenya. Cleo lebih suka memperbudak Rafa mengenai itu.

Lagi pula aku menggajinya untuk itu. Jangan salah ya, aku bisa menanganinya, aku lulus sekolah bisnis dengan predikat Summa Cum Laude, I know. I'm a smart*ss. Tapi apa gunanya kubayar Rafandra jika aku harus repot-repot menggunakan otakku yang brilian ini?

Cleo melarikan diri dari cafe tadi siang, menggunakan alasan bad mood nya dan menghabiskan waktunya di dapur mempersiapkan makanan untuk kedua adiknya, Gabriel dan Gabriella.

Kenapa nama mereka mirip? Yup! Genius! Mereka kembar, identik.

Gabriel Zeus Geovanni dan Gabriella Hera Geovanni, entah apa yang ada di dalam otak orang tua mereka saat memberi nama mereka berdua, dengan nama yang identik dan nama tengah yang terinspirasi dari dewa dewi mitologi Yunani. Akan tetapi mereka lebih senang dipanggil Riel dan Ella.

Mereka adalah alasan Cleo tidak angkat kaki dari rumah itu setelah kejadian setahun yang lalu.

Jangan tanya sekarang ada masalah apa? Aku belum mau membicarakannya. Yang jelas masalah itu berhubungan dengan si tua bangka yang seharusnya sudah mati saja karena dia sudah sangat tua, yang sayangnya merupakan ayah biologis ku dan juga kedua adikku. Aku merasa kotor walau hanya memikirkannya.

Saat ini kedua adiknya berusia 19 tahun dan berada dibangku perkuliahan. Walau keduanya memiliki minat yang sama, yaitu menggambar tetapi mereka memilih bidang yang berbeda. Ella mengambil jurusan arsitek dan Riel mengambil jurusan animasi.

I dont know. He seems has a thing for CGI, Dia bilang ingin memperbaiki animasi perfilman Indonesia. Adikku memang sedikit sint*ng!

Cleo tidak perduli dengan minat mereka, mereka bebas melakukannya asalkan mereka bahagia dan tidak menghancurkan masa depan mereka.

Ketika mereka lulus SMA bukannya langsung pergi keluar negeri untuk memasuki kampus terbaik, mereka malah ingin tetap bersekolah di Indonesia. Membuat Cleo kehilangan kesempatan emas untuk keluar dari rumah itu.

Rutukan dalam hati Cleo terhenti saat mendengar suara Ella yang memanggilnya.

Cleo tidak menyahut dan membiarkan Ella mencarinya. Cleo yakin bau lasagna yang ia masak akan mewakilinya memberitahu Ella dimana dia berada.

"Ketemu." Ella memeluk Cleo dari belakang. "Kakak lagi buat apa?" Tanyanya manja.

"Lasagna. Kamu lapar?"

Ella mengangguk antusias
"Kelaparan.."

"Kamu pulang sendiri? Mana Riel?" Walau mengambil jurusan berbeda Riel dan Ella memasuki kampus yang sama. Mereka selalu berpergian bersama. Jika Ella pulang duluan ia akan menunggu Riel dan begitu pula sebaliknya.

"Ri suruh El bawa mobilnya pulang. Ri bilang dia bakal nyusul nanti, dia pergi jemput temannya di bandara." Kata Ella dengan wajah cemberut.

"Siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan Zealan? Teman dekat Ri yang ke luar negeri kan cuma dia!" Rutuk Ella yang masih kesal karena ditinggal Riel untuk menjemput Zealan.

Cleo tertegun.

Bocah iblis sialan itu sudah kembali. Kenapa dia cepat sekali kembali?

"Bukannya dia lagi kuliah di Australi?"

Ella mengangkat bahu sambil menggeleng.

Cleo menghembuskan napas gusar
"Riel bilang mau makan di rumah gak?" Tanya Cleo mulai kesal. Pasalnya dia sudah repot membuat makanan dan orang yang ingin ia beri makan tidak ada.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang