Part 12

23 4 0
                                    

~🖤~

Zealan membawa Cleo ke lantai tiga melalui pintu yang hanya bisa dibuka jika memasukan pin dan sidik jari.

Saat pintu di tutup tak ada suara apa pun yang terdengar dari lantai bawah.

Lantai tiga sangat jauh berbeda dengan lantai di bawah. Begitu putih dan bersih tanpa sekat menyatukan seluruh ruangan kecuali enam pilar yang nampaknya merupakan penopang bangunan itu.

Di salah satu sudut terdapat tempat tidur ukuran sedang di sudut lain sebuah mini kitchen. Bahkan kamar mandi hanya seperti sebuah tabung dengan kaca bening. Cleo tidak ingin membayangkan bagaimana dia... you know.

Dan yang hampir memenuhi seluruh ruangan adalah komputer dan beberapa peralatan elektronik yang Cleo tidak tahu untuk apa.

Ada sebuah lemari pajangan yang melekat di tembok, dipenuhi dengan miniatur. Cleo hanya mengenali beberapa, karakter anime, kartun, webtoon dan entah apa lagi.

Zealan menarik Cleo untuk duduk di counter di dapur dan mengambilkan air untuk Cleo dari kulkas.

"Minum!" Zealan meletakkan air di hadapan Cleo sambil terus berdiri di samping Cleo.

Cleo menatap air dihadapannya tanpa ada gerakan untuk mengambilnya.
"Itu hanya air mineral." Zealan berkata dengan nada suara yang sedikit kesal.

Tanpa ingin berdebat Cleo mengambil air itu dan meneguknya sedikit.

Zealan menghembuskan napas keras.
"Berapa banyak yang kakak minum?"

Cleo mengangkat gelas ditangannya dan menunjukkan isinya.

Zealan memutar mata jengah.
"Maksudku minuman yang dibawah tadi. Alkohol!" Kata Zealan tidak sabar.

"Aku nggak minum." Gerutu Cleo yang tidak senang dituduh melakukan hal yang tidak ia lakukan.

Zealan menatap Cleo curiga. Zealan mengakat dagu Cleo dengan jarinya dan mengendus Cleo. Dan mengangguk puas setelahnya lalu melapaskan dagu Cleo yang masih tertegun dengan kedekatan Zealan yang tiba-tiba.

Mereka berdiam diri cukup lama tanpa mengatakan apa pun lagi sampai Zealan memecahkan kebisuan mereka.

"Bukannya kakak bilang, kakak nggak mau liat aku lagi?" Zealan duduk kursi di samping Cleo.

Cleo melirik Zealan dan kembali mengingat kenangan buruk terakhir kali mereka bertemu. Balas dendam kecil Cleo.

Cleo sedikit muram dan menanyakan kepada dirinya. Untuk apa kau disini?

Dan ia langsung teringat suara mama Zealan di dalam kepalanya. Seakan baru saja mereka bicara melalui telfon.

Hal itu saja sudah cukup bagi Cleo untuk menahan egonya.
"Mamamu menelfonku tadi."

"Oh. Jadi mereka udah tahu." Kata Zealan cuek.

Alis Cleo mengernyit melihat sikap acuh Zealan. "Jadi kamu benaran mau berhenti kuliah?"

Zealan hanya melirik Cleo sebentar sebelum membuang muka.

Anak kurang ajar! Aku sudah berbesar hati untuk bicara baik-baik denganmu dan kau menjadi besar kepala! Lucknut!

"Kalo kamu mau berhenti kuliah. Setidaknya ngomong sama orang tua kamu! Bukannya jadi anak br*ngsek yang kurang ajar yang buat orang tua kamu khawatir!" Cleo menatap Zealan geram, seakan dia bisa menelannya bulat-bulat.

Akan tetapi tidak ada respon dari Zealan. Dia hanya menunduk sambil memainkan ujung bajunya.

Cleo menelan amarahnya.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang