Part 25

17 1 0
                                    

~🖤~

Cleo membuka matanya dan mengingat apa yang harus dia kerjakan hari ini dan saat melihat itu adalah hari liburnya. Cleo tersenyum dan berguling ditempat tidurnya dengan malas. Namun ia terkejut dan segera terduduk di tempat tidurnya.

Zealan sedang duduk dengan santai di sofa di dekat tempat tidur Cleo sambil memainkan ponselnya.

Itu hpku!

Cleo langsung menghambur untuk merebut ponselnya namun kakinya terlilit dengan selimutnya membuat Cleo jatuh dan rata dengan tanah.

Cleo mendengar tawa rendah Zealan yang membuat Cleo ingin pingsan saja disitu. Walau dia jatuh di atas karpet dan tidak begitu sakit namun rasa malunya membuat semuanya menjadi lebih buruk.

Zealan menghampiri Cleo yang masih setia berbaring di lantai. Dia duduk di samping Cleo, bersandar dengan santai di tempat tidur Cleo. Ia meraih rambut panjang Cleo yang berhamburan, mengambil beberapa helai dan memainkannya di jarinya.

"Mau tidur sampai kapan?"

Cleo mengerang.
"Sedang apa kamu di sini?"

"Menurut kakak?"

Zealan tertawa kecil saat mendengar Cleo berdecak kesal.
"Aku libur." Jawab Zealan akhirnya.

"Siapa yang biarin kamu masuk?" Cleo melirik Zealan dari sudut matanya.

"Apa kita harus melalui percakapan ini setiap kali aku muncul di kamar kamu? Kurasa sekali aja udah cukup." Zealan memiringkan kepalanya sambil menatap Cleo dengan tatapan sombong.

Cleo kembali berdecak dan akhirnya bangun duduk berhadapan dengan Zealan. Ia melihat rambutnya di tangan Zealan dan menariknya.

"Aku bakalan potong rambutku!"

"Kenapa?" Zealan tersenyum namun senyumannya tidak menyentuh matanya.

"Sudah terlalu panjang." Cleo membuang muka menghindari tatapan dingin Zealan.

"Aku menyukainya." Kata Zealan dengan suara yang sangat lembut seakan sedang membujuk anak kecil.

Cleo menatap wajah membujuk Zealan dengan curiga, ia selalu merasa bocah ini memiliki bisa dibalik kata-kata madunya.
"Ini rambutku." Gerutu Cleo keras kepala menolak kalah dari Zealan.

Senyum Zealan semakin lebar melihat gadis keras kepala dihadapannya. Dia mencondongkan tubuhnya ke arah Cleo lalu berbisik ditelinga Cleo. "Kalo kamu potong...." Zealan sengaja memberikan jeda dalam kalimatnya membuat Cleo menunggu dengan antisipasi. "Kamu tidak bisa menyembunyikan lehermu." Zealan tersenyum penuh arti.

Cleo menatap Zealan dengan tanda tanya sesaat sebelum matanya melebar karena pemahaman. Cleo menggigit bibir menahan perkataanya saat memahami maksud Zealan.

Bocah iblis mesum ini sangat suka menandaiku! Aku telah membiarkan dia berada diatas awan selama ini. Bocah iblis b*ngsat dikasi hati minta seluruh tubuh! Lihat saja aku tidak akan memberikan apapun padamu hari ini!

Pikir Cleo penuh dengan tekat.

"Jadi sebaiknya jangan di potong. Ya?" Zealan menggigit bibirnya berusaha menahan senyum kemenangan di bibirnya tanpa menyadari niat Cleo yang ingin membiarkan Zealan 'menderita' hari ini.

Melihat Cleo yang masih tenggelam dalam pemikirannya, Zealan menarik Cleo menaiki pangkuannya, namun saat Zealan ingn menciumnya Cleo mendorong wajah Zealan dengan kedua tangannya. "Aku mau mandi!" Geram Cleo.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang