~🖤~
Cleo kembali memasuki kamar Zealan sambil menggerutu. Pasalnya, setelah kekacauan bersama Vanya dan Marvin Cleo melanjutkan makannya dengan tenang, tanpa memperdulikan Vanya yang berlari pergi dengan deraian air mata diikuti Marvin yang menatap Cleo dan Zealan bergantian dengan pandangan takut, Cleo bermaksud langsung pergi setelah makan.
Namun Zealan bertanya "Kakak sudah mau pergi?" Saat Cleo selesai makan. Cleo tidak menyahut dan berencana langsung bergegas namun baru beberapa langkah menuju pintu keluar perkataan Zealan membuat Cleo dongkol seketika dan terdiam di tempat. "Kakak mau pulang naik apa? Kunci mobil sama barang-barang kakak yang lain masih ada di kamarku."
Zealan tersenyum penuh kemenangan saat Cleo mengubah arah menuju ke tangga lantai tiga. Dengan patuh Zealan mengikuti Cleo dan membuka pintunya.
"Ponselku mana?" Cleo teringat sejak kemarin dia belum memulangkan ponsel Cleo.
"Kakak percaya padaku?"
Bocah sialan! Yang kutanya apa, yang dia jawab apa?!
"Kakak percaya perkataanku? Aku nggak pernah nyentuh wanita lain."
Cleo memutar mata dan berdiri dihadapan Zealan. "Kamu mau tidur sama dia atau emggak, itu nggak ada hubungannya sama aku! Ponselku mana?" Cleo menadahkan tangannya kepada Zealan. Namun Zealan hanya menatap Cleo dengan pandangan dingin.
"Berulangkali aku bilang sama kamu, aku menginginkan kamu! Bagaimana bisa ini nggak ada hubungannya sama kamu!"
Cleo menggeretakkan gigi saking kesalnya dia mungkin akan menggigit Zealan. Namun jika Zealan mati disini Cleo akan jadi tersangka utama dengan begitu banyak saksi dan bukti.
Cleo menghela napas perlahan beberapa kali untuk menenangkan diri sebelum berkata "Ya. Aku percaya kamu." Tetapi Zealan hanya menyipitkan matanya kepada Cleo tidak yakin.
Bocah iblis tidak tahu diri! Seharusnya kau bersyukur aku percaya! Bukannya berkepala besar dan meragukan perkataanku!
Cleo kembali mengatur napasnya dan terus mengingatkan diri bahwa dia masih ingin memiliki masa depan dan tidak ingin berkahir di penjara.
Ingat cafemu Cleo! Ingat Riel dan Ella!
"Kamu punya kebiasaan untuk nyembunyiin kebenaran. Tapi kamu nggak pernah berbohong." Kata Cleo yang akhirnya mengikuti kemauan Zealan.
"Selama aku mengenal kamu, kalo aku nggak tanya kamu, walau kamu tahu kebenarannya kau nggak akan bicara, jika kamu ngerasa kebenaran itu bakal ngerugiin kamu. Tapi kalo aku tanya walau itu akan ngerugiin kamu, kamu tetap berkata jujur." Cleo mengingat sikap Zealan yang sebenarnya selalu patuh padanya.
Cleo tertawa kecil mengingat kenakalan Zealan dan Riel juga Ezra dulu.
"Bukan hanya taruhanmu dengan teman-temanmu. Aku ingat bagaiman liciknya kamu sejak dulu tapi kalo aku tanya walau itu kenakalan yang keterlaluan dan mengaku bakal ngerugiin kamu, kamu tetap bakal berkata jujur sama aku. Jadi aku percaya kamu."
"Gadis itu juga nggak pinter bohong." Cleo mengangkat bahu acuh.
Zealan akhirnya tersenyum manis. "Kamu puas sekarang?" Tanya Cleo yang diangguki Zealan. "Sekarang, mana ponselku?" Pinta Cleo sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...