~🖤~
Cleo kembali menghindari Zealan lagi, sudah beberapa hari dan dia masih kesal.
Bangsat! Seberapa kuat dia menggigitku?! Padahal dia hanya menggigitku sebentar!
Gigitan Zealan berbekas dan tidak hilang dalam beberapa hari dan hal itu menghancurkan mood Cleo setiap hari saat ia berkaca. Sambil menggerutu ia akan mengaplikasikan make up untuk menutupinya.
Cleo menggeram jengkel jika membayangkan Zealan tahu bekas gigitannya belum juga hilang.
Bocah br*ngsek! Dia pasti akan menertawakanku lagi! Sial! Sial! Sial! Kenapa aku selalu kalah darinya?! Padahal dulu aku selalu menang darinya. Aku selalu berhasil menggodanya dan membuat dia tersipu malu.
Cleo tertegun.
Sejak kapan dia berhasil membalasku?Cleo ingat Zealan, Riel dan Ezra berteman sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar dan sering datang ke rumah mereka untuk bermain. Zealan dulu selalu pendiam dan malu-malu dihadapan Cleo.
Namun Zealan tiba-tiba berubah saat dia beranjak SMA, dia berani menatap Cleo bahkan terkadang dalam waktu yang cukup lama dan membuat Cleo kesal. Lalu dia mulai berani membalas godaan Cleo dan seperti beberapa waktu yang lalu kini Zealan yang lebih berani dari pada Cleo.
Cleo terlonjak kaget saat pintu kamarnya dibuka tanpa diketuk terlebih dahulu.
"Kakak, aku pergi ya!" Kata Riel saat memasuki kamar Cleo dengan Ella mengekor dibelakangnya dengan wajah mengantuk baru bangun dari tidur.
Anak-anak kurang ajar yang tidak tahu sopan santun. Darimana sih mereka belajar tata krama?! Oh ya! Dari aku tentunya. Pikir Cleo pasrah dan memutar mata pada dirinya sendiri.
"Pergi, maksudnya?" Cleo melihat pantulannya dicermin dan bernapas lega melihat bekas itu sudah tertutupi dengan baik. Dia berdiri dan duduk di tepi kasur menghadap Riel, sementara Ella duduk disamping Cleo lalu tidur menyamping menggunakan paha Cleo sebagai bantal.
"Hari ini aku hanya punya satu mata kuliah, setelah itu aku mau pergi belanja buat keperluan camping besok." Jawab Riel. "Aku mau pergi camping besok."
"Ri mau pergi camping? El ikut!" Ella tiba-tiba duduk dengan cepat.
Riel menatap Ella sangsi.
"Yakin? Kita pergi bukan hanya bertiga ada teman-teman yang lain juga."
"Siapa aja?" Tanya Ella cemberut.
"Ada tambahan teman kampus Ri 2 orang, Nova dan Hanif, sama Kirana dan Gladis, teman SMA kita dulu." Jelas Riel.
Wajah Ella semakin cemburut.
"Enggak jadi deh.""Loh kenapa?" Riel terkejut melihat perubahan ekspresi Ella yang langsubg menjadi suram.
Ella menatap Riel dengan dingin.
"Kan dari awal Ri memang nggak mau ajak El."Melihat tatapan itu Riel menjadi panik. "Kata siapa? Ri mau ajak El kok." Riel tidak nyaman dengan tatapan dingin Ella itu karena tatapan itu selalu hanya Ella tujukan pada orang lain dan hanya ditujukan pada Riel jika Ella benar-benar marah.
"Buktinya tadi Ri tanya, 'Yakin El mau ikut?'" Ella masih menunjukan ekspresi datar, membuat Riel menjadi gelisah.
"Iya deh.. sorry. Soalnya Ri kan tahu El kurang suka sama orang yang tidak El kenal." Riel menatap Ella meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...