Part 14

26 4 0
                                    

~🖤~

Mata Cleo perlahan terbuka dan melihat cahaya yang masuk melalui celah jendela. Awalnya merasa sedikit disorientasi saat melihat kesekitar, namun saat dia dengan cepat mengingat kejadian semalam dia merasa rileks.

Cleo duduk dan meregangkan tubuhnya, melirik jam di atas meja di samping tempat tidur dan matanya melebar saat melihat waktu sudah menjelang sore.

Bisanya aku tidur sepanjang hari, aku sudah hampir seperti kelelawar dan koala yang malas saja.

Cleo mendengar suara dan mengarahkan pandangannya keasal suara dan matanya melebar kaget melihat Zealan yang sedang berada di dalam kamar mandi sedang mencuci wajahnya di wastafel. Terima kasih kepada dinding kaca yang transparan Cleo bisa melihatnya dengan jelas. Zealan tidak mengenakan baju dan hanya mengenakan celana jeans yang sangat berbahaya menggantung rendah di pinggangnya.

Cleo terlambat bereaksi saat Zealan mengangkat wajahnya dan pandangan mereka bertemu melalui cermin. Walau tersentak Cleo tidak mau kalah dan membalas tatapan Zealan.

Zealan menyeringai lalu menggeleng mengalihkan pandangannya dari Cleo. Dia mengambil handuk membasuh air dari wajahnya.

Cleo tidak dapat mengendalikan diri untuk menelan ludah saat melihat otot bahu Zealan yang lebar bergerak.

Merasa lelah menjadi pengintip Cleo menurunkan pandangannya.

"Kakak lapar?" Tanya Zealan yang telah berdiri disamping Cleo.

Cleo mengangkat kepalanya dan berhadapan dengan bagian depan tubuh Zealan yang polos. Walau merasa wajahnya memanas Cleo tetap menolak kalah dan berdecak kenal. "Kamu nggak bisa pake baju ya?"

"Kakak malu?" Tanya Zealan dengan seringai kecil bermain disudut bibirnya.

Cleo mendelik kepada Zealan lalu menjawab. "Ya, aku lapar."

Zealan mengigit bibirnya berusaha menahan senyum muncul dibibirnya. "Okey. Sana cuci muka dulu." Zealan menunjuk kamar mandi. "Ada sikat gigi baru dilemari disamping wastafel. Kecuali kakak mau pake punyaku. Aku oke oke aja."

Mengabaikan perkataan Zealan, Cleo hanya memutar mata kesal lalu memasuki kamar mandi. Saat Cleo menunduk di wastafel untuk mencuci wajahnya dia tersentak dan segera berbalik saat merasa rambut di dekat telinganya disentuh.

Cleo melotot kepada Zealan yang berdiri dihadapannya dengan tangan yang menggantung diudara. "Kamu mau apa?!" Tanya Cleo ketus.

Zealan menunjukkan sebuah ikat rambut ditangannya yang lain. "Aku mau bantu kakak." Tanpa menunggu persetujuan Cleo Zealan membalik tubuh Cleo dan mengumpulkan rambut Cleo.

Pandangan mereka bertemu melalui cermin dan Cleo menggigit bibirnya dengan kesal. Pasalnya dia merasa malu melihat wajahnya yang benar-benar konyol dengan warna merah yang kontras dengan warna kulitnya yang awalnya putih.

Belum lagi melihat senyum menggoda Zealan yang jelas tahu sentuhan kecilnya mempengaruhi Cleo.

"Sudah." Zealan berhasil mengikat rambut Cleo dengan rapi.

Rambut kurang ajar. Kenapa kau selalu pilih kasih denganku?! Saat aku yang mengikatmu kau berantakan dan cepat terlepas. Tetapi dengan bocah sombong ini kau membiarkannya mengaturmu dengan rapi. Lihat saja kali ini aku benar-benar akan memotongmu!!

"Terima kasih!" Kata Cleo tidak tulus. "Bisa kau keluar sekarang? Atau kamu mau bantu aku cuci muka juga?"

"Boleh?" Sambar Zealan sambil memiringkan kepala.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang