~🖤~
Cleo menghampiri panggung kecil salah satu sudut cafe. Galen dan Tio yang Cleo pekerjakan untuk menghibur cafe dengan musik santai sudah stand by di atas panggung.
Cleo biasanya bernyanyi untuk pengunjung cafenya, terkadang pelanggan tetap yang mengenalnya meminta dia untuk bernyanyi dan jika dia sedang mood, seperti saat itu dia akan dengan senang hati bernyanyi.
"Lagu apa?" Tanya Cleo pada Galen.
"Apa aja, yang penting nggak bikin galau. Bikin baper boleh." Galen tersenyum jahil.
Cleo terkekeh sambil menggeleng. Galen memang suka bercanda seperti itu dan selalu hanya Cleo tanggapi dengan tawa atau gelengan. Dia adalah salah satu dari beberapa yang godaan kecil yang Cleo biarkan seperti angin lalu tanpa harus memaki dan memecatnya karena Cleo tahu dia hanya bercanda.
"Starving, Hailee Stainfield." Kata Cleo dan perlahan Galen mengiringi Cleo dengan gitar dan Tio mengirinya dengan alat musik pukul sederhana yang ia duduki.
Cleo duduk di bangku tinggi di depan mereka. Alunan gitar mulai mengiringi dan suara pukulan drum perlahan.
Semua mata tertuju padanya. Cleo sesekali melirik ke sekitar. Matanya tertuju ke satu meja. Zealan sedang memandangnya. Membuat Cleo semakin menghayati lagu.
Cleo merasa sangat konyol dengan dirinya yang mungkin saja, hanya mungkin, tertarik dengan teman adiknya yang 3 tahun lebih muda darinya.
Sejak kapan aku memiliki perasaan itu?
Cleo kembali memarahi dirinya dan memaksa otaknya untuk mengingat, apa yang dilakukan cinta kepadanya, dan perasaannya menjadi tenang. Cleo bahkan merasa biasa saja saat sesekali mata mereka bertemu.
Cleo bertekad tidak akan kalah dari bocah itu. Tidak peduli seberapa menariknya dia. Cleo tidak akan membiarkan dirinya lebih rusak dari Cleo yang sekarang. Badai dalam dunianya sudah cukup membuatnya merasa kepayahan, Cleo tidak membutuhkan angin yang lebih kencang.
Aku tidak akan pernah membiarkan diriku lupa. Cinta yang membangun dan juga menghancurkan keluargaku.
Saat pandangan mereka bertemu sekali lagi. Hati Cleo telah penuh dengan ketetapan. Jika bocah itu ingin main-main dengannya, akan ia tunjukkan apa yang ingin Zealan permainkan tak akan mampu dia tangani.
Bocah iblis aku tidak akan kalah darimu.
~🖤~
Cleo menatap kesekitar cafe dengan perasaan puas namun kelelahan. Beberapa hari terakhir cafe sangat penuh dengan pengunjung. Keuntungan meningkat sampai 20%. Namun semua itu datang dengan rasa lelah karena melayani begitu banyak pengunjung.
Cleo memindai seluruh cafe dan menggerutu saat mendapati sosok yang selalu datang setiap malam sebelum mereka tutup. Selalu menjadi pelanggan terakhir, selalu duduk di meja yang sama.
Beberapa hari yang lalu Cleo bertekad untuk kebal dengan segala godaan bocah iblis kecil (kecil hanya ungkapan Cleo untuk menghina Zealan dalam kepalanya, walau Zealan lebih tinggi darinya, Zealan tetap lebih muda darinya) itu. Cleo menghindarinya saat ia tahu bocah itu akan berkunjung ke rumahnya. Namun bocah itu malah selalu datang ke cafe setiap malam.
Cleo menatapnya cukup lama.
Well, permainan ini bukan hanya bisa dimainkan satu orang. Jika dia bisa menggodaku, aku juga bisa lakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...