~🖤~
"Pergi?" Cleo tidak menatap Zealan namun dia bisa mendengar rasa bingung dari suara Zealan.
"Maksud..
"Zealan, kak Cleo, ayo kita lanjut!" Seruan Ezra menghentikan pertanyaan Zealan.
Cleo segera berdiri dan bergabung bersama kelompok untuk kembali berjalan. Cleo menarik Ezra untuk kembali minta digandeng namun Zealan mendorong Ezra menjauh dan mengambil tangan Cleo.
Ezra hanya pasrah ditarik lalu didorong kembali menjauh. Ia hanya sedikit mendelik kepada Zealan sebelum kembali berjalan di depan mereka.
Cleo menarik tangannya namun genggaman Zealan semakim kuat, ia baru melonggarkannya saat Cleo pasrah berjalan bersamanya.
"Maksud kakak apa?"
"Apanya?"
"Kapan aku pergi?"
Cleo terdiam sejenak, di dalam hati dia memukul pelipisnya karena keceplosan.
"Aku hanya asal nanya."
"Kakak nggak pernah hanya asal nanya, kakak tanya karena kakak ingin tahu."
Cleo ingin diam namun zealan terus memaksanya.
"Riel bilang, camping ini perpisahan kamu. Kamu udah mau balik ke Australi. Aku hanya sedikit penasaran kapan kamu pergi."
Zealan tiba tiba berhenti berjalan dan membuat Cleo juga terhenti.
"Kamu ikut camping ini karena kamu pikir aku akan segera pergi?" Seringai Zealan perlahan terbit. "Pergi ke Australi?"
"Kamu.... melakukan semua ini.... untukku?"
Zealan punya kebiasaan untuk menahan senyumnya jika dia sangat bersemangat, ia akan menggigit bibirnya untuk menahan senyuman berkembang di wajahnya dan Cleo selalu jengkel melihat ekspresi Zealan itu. Ekspresi itu membuat Cleo sadar Zealan menang lagi darinya.
B*ngsat! Aku kalah lagi! Bocah ini akan mengejekku seumur hidupku apa?!
Zealan tidak menunggu jawaban Cleo dan kembali berjalan sambil menarik Cleo bersamanya. Cleo yang mati kutu hanya bisa berjalan dengan diam dengan Zealan yang terus tersenyum penuh kemenangan. Zealan bahkan menolak meninggalkan Cleo sendiri setiap kali mereka berhenti untuk istirahat.
Dia jadi besar kepala dan terus menempel kepadaku seperti virus yang sulit dimatikan! Haruskah kudorong dia ke tebing. Dan setelah itu dia akan balas menghantuiku sampai aku mati menyusulnya karen sebal!
Dia tidak mengatakan apa pun, hanya selalu memberikan Cleo air lalu duduk diam di sampingnya tak lupa senyuman yang membuat Cleo kesal setengah mati. Senyuman yang Cleo sumpahi di dalam hati sepanjang jalan bertahan sampai mereka tiba ditujuan mereka.
Terkutuk perawatan skincare yang digunakan bocah ini sampai dia bisa memiliki wajah sebagus ini! Wajah yang terlalu bagus untuk dibenci!
Lahan Camping yang mereka tuju cukup luas dengan beberapa pohon di sekeliling lahan. Sudah ada beberepa orang yang mendirikan tenda disana. Kelompok mereka segera mencari spot dan mendirikan beberapa tenda.
Seperti janji Riel, dia menjaga kedua saudarinya, menyiapkan tenda bahkan menyiapkan makanan mereka, sehingga Ella dan Cleo hanya duduk dan menonton.
Aku kesini untuk bermalas-malasan bukan menjadi pembantu di antah-berantah! Kesempatan emas untuk mem-babukan Riel.
Mereka mendirikan 4 tenda, untuk Cleo dan Ella, Gladis dan Kirana, Hanif dan Nova. Sementara Riel, Ezra dan Zealan menempati satu tenda yang paling besar. Mereka mengatur tenda mereka menjadi setengah lingkaran dengan persiapan api unggun dihadapan tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...