~🖤~
Beberapa bulan berlalu, Cleo memimpin Ri&El dengan baik. Dia bahkan mulai terkenal sebagai CEO bertangan dingin karena semua proyek Ri&El yang dia awasi dan jalankan membuahkan hasil yang sangat baik bagi perusahaan dan membawa kesuksesan besar.
Namun sifat tegas dan tanpa ampun dari Cleo juga cukup terkenal baik di dalam perusahaan maupun di luar. Sudah banyak karyawan yang Cleo pecat setalah mendapat peringatan karena kinerja di bawah 80% dan tidak ada perubahan selama masa percobaan. Tidak sedikit wajah-wajah baru yang bermunculan sebagai pengganti para karyawan yang telah Cleo singkirkan.
Para bawahan Cleo takut padanya karena kegilaan yang terkadang Cleo lakukan namun mereka juga salut padanya dengan cara kerja Cleo yang bersungguh-sungguh dan pencapaiannya selama ini. Cleo juga masuk akal dan tidak main-main dalam menggaji dan memberikan bonus kepada karyawan yang kinerjanya memuaskannya.
Keseharian Cleo dengan adik-adiknya juga baik, dia selalu menyisakan satu hari dalam seminggu untuk dihabiskan seharian bersama kedua adiknya. Terkadang mereka berjalan-jalan dan terkadang mereka hanya menghabiskan waktu di rumah. Riel dan Ella juga tidak lagi mengeluh walau mereka masih khawatir tentang Cleo melakukan hal yang dia tidak sukai.
Cleo meyakinkan mereka dengan betapa bahagianya dia mengatur perusahaan yang dia namai dengan nama kedua adiknya. Ia juga tidak khawatir dengan Cafenya karena manajer yang dia pekerjakan bekerja dengan baik dan Rafa selalu memberikan laporan tentang Cafe setiap minggu.
Sementara Zealan, Cleo marasa cukup aneh dengan betapa tenangnya Zealan belakangan ini. Sejak Zealan kembali setelah terakhir mereka bertemu di kamar Cleo, Zealan tidak lagi meminta Cleo mengabari kesehariannya, tidak merengek meminta foto Cleo. Walau dia tetap mengabari Cleo akan kesehariannya dan mengirimkan foto, Cleo tetap merasa sedikit aneh.
Setiap kali Zealan menelfon dia akan mengingatkan Cleo untuk tidak melepaskan kalungnya atau Zealan akan kembali dan memasangkannya. Dan setiap kali Zealan ingatkan Cleo hanya bergumam, tidak mengiyakan atau menolak. Tapi kalung itu tidak pernah Cleo lepaskan, bukan karena Cleo mendengarkan Zealan hanya saja Cleo tidak tahu cara melepasnya, kalung itu memiliki desain yang berbeda dengan yang Cleo liat dijual dipasaran, kunci kalung itu tidak bisa Cleo buka.
Jadi pilihannya adalah memutuskan kalung mahal itu untuk membukanya dan tidak akan pernah bisa digunakan lagi atau tetap memakainya. Maka Cleo memutuskan untuk tetap memakainya.
Cleo sedang memainkan mahkota yang menjadi bandul kalung itu saat Rafandra memasuki ruangan Cleo setelah mengetuk terlebih dahulu.
Rafa menatap kebiasaan baru Cleo sejak ia memakai kalung itu, memainkan bandul kalung itu saat ia sedang berpikir.
"Sayang banget ya, sama barang pemberian pacar. Dipegang terus nggak takut copot?"
Cleo berdecak sebelum melepaskan bandul kalungnya. Bersandar dengan santai di kursi kebesarannya. "Ada apa?"
"Udah kukirim ke kamu. Dirgara Group mau kerja sama dengan Ri&El untuk proyek Rumah Hijau di kota x."
"Dirgara Group?" Gumam Cleo melihat komputernya, membaca profil perusahaan mereka dan melihat pencapaian mereka selama ini serta tawaran yang mereka berikan kepada Ri&El untuk kerja sama mereka nanti.
Dirgara Group adalah perusahaan yang bergerak di bidang investasi. Mereka telah berkembang dan melebarkan sayapnya hampir ke seluruh sektor bisnis di seluruh Indonesia.
Cleo membaca semuanya dengan teliti sebelum berkata "Atur pertemuan dengan mereka. Kalo mereka sesuai dengan yang aku mau, rasa oke oke aja."
Rafandra mengangkat alisnya sambil menatap skeptis kepada Cleo.
"Kamu yakin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...