Part 26

20 2 0
                                    

~🖤~

Saat hari menjelang siang Cleo memasuki dapur untuk menyiapkan makan siang untuk dia, kedua adiknya dan kedua tamu yang tidak diundang. Riel dan Zealan yang juga sudah lelah bermain air pindah ke dalam rumah untuk menonton film horor setelah membilas tubuh mereka dan berganti baju.

Cleo sedang menunggu masakan terakhirnya matang saat sebuah tangan melingkari tubuhnya dari belakang. Dia mengendus leher Cleo lalu berbisik pelan. "Baunya enak banget." Zealan menyesap leher Cleo. "Um.. Rasanya juga enak. Sesuai dengan wanginya."

Cleo melepaskan diri dari Zealan sambil memegang lehernya takut jika Zealan meninggalkan tanda lagi.

"Bejat!" Cleo mendorong Zealan menjauh. Zealan hanya terkekeh tanpa malu.

Zealan mundur dan bersandar di kulkas sambil menyilangkan tangannya di depan dada. "Makasih, udah gitu dari lahir." Zealan tersenyum simpul.

Cleo memutar mata dengan Zealan yang dikatai namun malah merasa dipuji.

Cleo kembali menyibukkan diri memasak dan mengabaikan Zealan.

"Kakak, bakalan diam aja?" Tanya Zealan setelah beberapa saat hanya diam dan memperhatikan Cleo.

Tangan Cleo membeku sebentar sebelum kembali sibuk. "Soal apa?"

Zealan mendengus kecil.
"Riel, Ella, Ezra?"

Cleo tersenyum kecil. "Mereka udah besar."

"Kalo Riel tahu dia bakalan marah loh.." Zealan melipat lengannya di depan dada.

Cleo melirik Zealan dari sudut matanya. "Tahu dari mana?" Sedikit merasa sebal dengan sikap Zealan yang seakan mengetahui segalanya.

"Pernah nanya." Jawab Zealan dengan nada sedakan itu sudah jelas.

"Tanya apa?" Cleo menggertakkan gigi saking sebalnya melihat Zealan yang suka mempermainkannya.

Zealan memiringkan kepalanya sedikit. Ia menggigit bibir bawahnya dalam usahanya untuk menghentikan seringai lebar di wajahnya. "Menurut kakak?

Cleo berdecak. Tangannya dengan lincah mengambil pisau yang terletak tak jauh darinya.

Zealan tertawa renyah melihat aksi bar bar Cleo. Namun tetap memberikan jawaban yang Cleo mau, bukan karena dia takut Cleo akan menusuknya tapi karena dia merasa Cleo dengan wajah cemberut, tatapan membunuh dan pisau di tangannya sangatlah imut.
"Aku tanya kalo ada yang deketin Ella dia bakal gimana?"

Zealan mengangkat bahu sambil menghembuskan napas pasrah.
"Terus dia bilang nggak boleh. Ella masih kecil."

Mendengar jawaban Zealan, Cleo tertawa mengejek. "Emangnya dia umur berapa?! Mereka itu cuma beda berapa menit doang".

"Kapan kamu nanya soal itu?"

"Barusan." Zealan sejenak menatap Cleo dalam diam sebelum berkata dengan suara pelan. "Aku tanya juga sama dia, kalo salah satu dari aku atau Ezra suka sama saudara dia, dia bakal gimana?"

Cleo menatap Zealan menunggu jawaban.

"Dia bilang dia nggak tahu."

Cleo tertawa kecil "Dia bakal segera tahu."

"Maksud kakak, Ella?" Zealan memberi jeda pada kalimatnya "Atau kamu?"

"Emangnya aku kenapa?" Cleo memasang tampang datar dan sedikit kebingungan.

Senyum main-main Zealan berubah menjadi senyum dingin.

Zealan tiba-tiba maju dan menangkap Cleo masuk ke dalam dekapannya. Wajah mereka begitu dekat sehingga Cleo bisa merasakan napas Zealan di wajahnya.
"Kamu menginginkanku!" Bisik Zealan dengan nada berbahaya.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang