~🖤~
Cleo melihat rambutnya yang berada di tangan Zealan dan segera menariknya.
"Terus kalo kamu gagal?"
Zealan mengangkat bahu.
"Ya, enggak dapat apa-apa."Cleo menhembuskan napas lelah. "Dasar Bocah!"
"Sudah aku bilangkan itu cuma alasan aja. Supaya aku bisa kemari. Aku nggak perduli soal uangnya."
"Aku nggak ngerti dengan pola pikir kamu!"
Zealan hanya diam.
"Mama kamu bilang. Kamu kuliah karena aku."
Zealan menghampiri kursi yang menghadap monitor yang paling besar disitu lalu memutarnya menghadap Cleo dan mendudukinya dengan angkuh. "Kakak lupa ya?"
Cleo menatap zealan melongo.
Zealan tersenyum manis.
"Kakak suruh aku kuliah!""What the f... masa kamu kuliah hanya karena aku suruh kamu kuliah?"
Zealan mengangguk. "Kalo kakak nggak percaya juga nggak masalah kok. Yang jelas itu alasan aku."
"Terus kenapa di Ausi?" Tanya Cleo lagi.
"Mama, papa. Jurusan juga mereka yang pilih."
Cleo diam.
Apa itu yang Zealan maksud mengatur?
Walau memiliki pemikiran itu Cleo memutuskan untuk mengabaikannya. Ia menghindari kebiasaan Zealan yang seperti cermin yang selalu memantulkan pertanyaan dan tudingan orang lain terhadapnya. Cleo tidak merasa memiliki kekuatan untuk melawan Zealan sekarang.
Cleo melihat kesekitar.
"Ini apa?" Tanya Cleo sambil menunjuk seisi ruangan.
"Hobi."
Cleo mengernyit bingung dan sedikit kesal dengan jawaban singkat Zealan.
"Hobi?"Zealan memutar kursinya menghadap ke monitor. "Sini!"
B*angsat anak ini! Dia suka sekali memerintahku disini.
Walau bersungut-sungut Cleo tetap menghampiri Zealan dan berdiri di belakang kursi Zealan.
Zealan memainkan jarinya di atas keyboard dengan lincah dan santai.
"Ini hobi aku."
Layar menunjukan semacam permainan game online."Main game?"
Zealan berdecak.
"No! Well.. Yes..." Zealan mendesah kesal."Ini adalah game yang aku buat. Aku buat sendiri." Jelas Zealan akhirnya.
"Terus?"
"Terus kupasarin. Kujual." Zealan menjelaskan kepada Cleo dengan nada kesal. "Udah setahun dan lumayan banyak peminat. Jadi beberapa bulan yg lalu aku release versi androidnya. Coba kakak cari aja di playstore."
Cleo menatap Zealan yang berseri-seri. "So this is what you like?"
Zealan menatap Cleo seperti tertangkap basah dan hanya mengangkat bahu acuh.
Cleo menggigit bibirnya menahan rasa untuk mengatai bocah dihadapannya yang perlahan mulai terbuka dengannya.
Cleo berdeham perlahan.
"By the way, tempat ini punya siapa? Maksudku seluruh tempat ini punya siapa?" Tanya Cleo hati-hati.Zealan menunjuk dirinya.
"Diskotik di bawah juga punya kamu?"
Zealan memutar mata.
"Club malam kakak, club malam." Kata Zealan seakan berbicara dengan anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen And Her Devil Boy {Completed)
Romanzi rosa / ChickLitCleo, si 'Ratu' kejam, tidak ada yang mampu menaklukannya. Baginya semua pria kecuali yang berguna baginya adalah kuman yang mengotori jalannya. Bahkan ayahnya pun, ia buat kalah dan menangis pada permainan yang ayahnya atur sendiri. Gadis bar bar y...