Part 16

27 3 0
                                    

~🖤~

Cleo mencium bibir Zealan perlahan, itu adalah ciuman pertama Cleo jadi dia membiarkan instingnya bekerja. Dia mengecap bibir Zealan, menggigit bibir bawahnya dengan pelan lalu mengeluakan lidahnya untuk menjilat bekas gigitannya.

Awalnya tidak ada respon dari Zealan namun hal itu tidak berlangsung lama karena Zealan langsung membalas ciuman Cleo dengan semangat.

Saat bibir mereka beradu Cleo seakan lupa akan semua hal, hanya ada dia dan Zealan. Cleo merasakan perasaan hangat yang telah lama hilang darinya. Perasaan hangat yang ia miliki jauh sebelum dunianya hancur.

Apa aku jatuh cinta dengan bocah ini? Apa ini cinta? Ini nafsu?

Cleo melepaskan bibir Zealan saat merasa dia akan kehabisan nafas. Namun wajah mereka masih sangat dekat dengan nafas memburu yang saling bersahutan.

Cleo menjilat bibirnya yang terasa bengkak.

Tatapan mereka kembali bertemu dan jantung Cleo berpacu semakin kencang. Tatapan Zealan sangat berbahaya. "Lari!" Kata Zealan dengan suara yang parau dari sela sela giginya yang terkatup.

Cleo melirik kedua tangan Zealan yang mencengkram seprei dengan sangat kuat sampai buku buku tangannya memutih seakan tidak ada darah lagi di sana saking kuatnya cengkramannya.

"Lari!" Seru Zealan lagi.

Saat itu Cleo sadar bahwa Zealan menahan dirinya sedari tadi.

Apa aku sudah membangunkan iblis ini?

Namun Cleo adalah Cleo, ia benci kalah. Bukannya mendengar peringatan Zealan Cleo malah tersenyum miring. "Hanya sebuah ciuman dan kau sampai seperti ini."

Dalam satu gerakan Zealan memutar Cleo dan menindihnya. "Sudah kubilang lari!" Kata Zealan sebelum mencium Cleo tanpa menahan.

Zealan seperti orang yang telah lama menahan haus dan bibir Cleo adalah sumber mata air yang begitu menggiurkan bagi Zealan untuk memuaskan dahaganya.

Cleo yang awalnya mampu mengimbangi pagutan Zealan akhirnya berusaha menghentikan Zealan saat ia mulai merasa pusing karena hampir kehabisan napas. Cleo menghindari ciuman zealan dan ciuman itu mendarat di leher Cleo namun zealan nampak tidak keberatan dengan hal itu dan masih menikmati Cleo.

"Zealan, berhenti!" Rintih Cleo.

Cleo mencengkram leher Zealan dengan kuat
"Kubilang berhenti!"

Zealan akhirnya melepaskan Cleo
"Kamu tidak menginginkanku?" Zealan menatap Cleo dengan tatapan sedih.

Cleo memperhatikan mata indah zealan, hidung mancungnya, bibirnya yang memerah dan kulitnya yang putih dan bersih.

Sial! Apa aku telah kalah? Apa aku juga menginginkan bocah ini? Haruskah kubiarkan saja hatiku memerintahku?

'Kamu mau dengar cerita?" Tanya Cleo tiba-tiba.

Zealan menatap Cleo bingung. "Biar aku duduk! Aku mau cerita."

Zealan akhirnya melepaskan Cleo dan membiarkan Cleo duduk.

Zealan duduk dengan satu kaki menjuntai dari tempat tidur sementara Cleo duduk bersila dan mereka saling berhadapan.

Queen And Her Devil Boy {Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang