MILIKKU

19K 1.9K 544
                                    

♧♧♧

Jaemin dan Renjun menghabiskan waktu bersama hingga sore hari. seakan lupa kejadian di ruangan ayah Jaemin, mereka sekarang menjadi dekat hanya dengan membelikan Renjun makanan.

"Renjun, aku antar ya." Jaemin selalu berusaha untuk berada di sebelah Renjun. setiap ada kesempatan, selalu dia gunakan dengan baik.

Jaemin selalu punya cara setiap Renjun menolak keinginannya.

"Renjun, besok ayo jalan-jalan lagi."

"tidak bisa. aku ada janji."

"ayolah, jam berapapun boleh, kok." Jaemin membujuk renjun lagi.

"lusa saja ya, Jaemin."

"ish." Jaemin menepikan mobilnya kepinggir jalan. pasalnya Jaemin itu mau bertemu setiap hari! bukan lusa hari!

Jaemin diam, terlihat ingin dibujuk dan disetujui permintaannya.

"jam 4 sore, apa tidak terlalu kesorean?" Renjun mencoba memberi pengertian.

"deal. jam 4, beritahu aku dimana aku bisa menjemputmu." kata-kata Jaemin mutlak dan dirasa tidak ingin dibantah.

Jaemin lalu menjalankan mobilnya kembali. begitu banyak cara yang bisa Jaemin lakukan agar Renjun selalu mengatakan iya padanya.

tidak terlalu sulit, hanya perlu tehnik untuk membuat renjun merasa tidak enak dan mengalah. hal itu menjadi kesenangan tersendiri bagi Jaemin.

👥👥👥👥👥👥

"Renjun, jangan turun dulu." Jaemin dengan senyuman manisnya membuat renjun sedikit terpana.

"apa?"

Jaemin mencium kedua pipinya sebelum membiarkan Renjun pergi,

"menggemaskan seperti biasa." setelahnya mencubit pipi Renjun pelan.

"tidak sopan!" setelahnya Renjun pergi dengan membanting pintu mobil. menghentakkan kakinya menandakan dia kesal dan malu.

Jaemin yang melihatnya ingin sekali menyekapnya dikamarnya selamanya!

👥👥👥👥👥👥

"dia siapa?" Renjun terkejut menatap seseorang yang sedang berdiri didepan pintu rumahnya.

"kak Jeno? itu... teman." Renjun menjawab takut. bagaimana tidak takut? Jeno menatapnya seakan dia sedang membuat kesalahan besar.

"mencium pipimu seperti itu kamu anggap teman?" Jeno berucap tak percaya, jelas-jelas yang dia lihat seperti adegan sepasang kekasih!

"iya, teman. namanya jaemin. anak dari atasan ibu." Renjun mencoba menjelaskan asal usul dari Jaemin.

"Renjun, aku baru tahu kamu bisa sedekat itu dengan orang lain. dulu saat aku mendekatimu, kamu tidak bisa berbicara dengan orang lain selain aku dan ibumu. sekarang bahkan sudah berani melakukan hal itu dengan seseorang yang kamu anggap teman." Jeno kesal. Renjun itu bergantung padanya. kalau Renjun sekarang bisa berteman dan dekat dengan orang baru, maka renjun akan membuangnya.

"tidak, kak. dia benar-benar teman. dia memang suka mencium seseorang." iya, anggapan Renjun tentang Jaemin adalah jaemin selalu suka mencium orang kalau dia merasa dekat dengan orang itu.

"apa lebih seru pergi dengannya daripada menjawab panggilan dari kakak?" Jeno mengintrogasi Renjun, jika hanya berjalan-jalan seharusnya renjun sadar bahwa ponselnya berdering.

Renjun tidak mengerti, ponselnya bahkan tidak berdering sama sekali, segera dia mengambil ponselnya dengan tergesa-gesa.

ponselnya mati. tapi, seingatnya dia mengisi daya nya, tidak mungkin ponselnya mati seperti ini. lalu Renjun berusaha untuk menyalakan ponselnya, tetap mati.

BE OURS - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang