♧♧♧
Renjun hanya ingin hidupnya berjalan secara tenang dan damai. menghindari masalah dan mengalah adalah hal yang selalu dia lakukan.
memikirkan apa orang itu nyaman dengannya, apa orang itu merasa terganggu didekatnya, hal-hal yang mengutamakan orang lain sudah menjadi sifat Renjun dari dulu.
bukan tanpa alasan, didikan orang tua yang selalu mengingatkannya akan kenyataan dan selalu merendah dan jangan cari masalah sudah menjadi peringatan tersendiri baginya.
seakan, perasaan nya adalah hal yang tidak terlalu penting. tanpa dirasa sedikit demi sedikit membuatnya sakit.
ibunya yang merasa jika memberikan makan dan sekolah sudah lebih dari cukup merasa anaknya baik baik saja. serta Renjun yang terbiasa memendam segalanya menjadi kebiasaan yang terus menerus dilakukan.
hanya ada satu orang dalam hidup Renjun, ia merasakan bagaimana diperhatikan dan didahulukan.
"Renjun, kakak membawa makanan kesukaan kamu." lelaki itu tersenyum sambil memberikan kantung berisi makanan manis dan pedas kesukaan Renjun.
"terima kasih, kak."
dia, Jeno. tepatnya, Jenondra Saputra. kakak kelas dari Renjun yang selalu membantu Renjun. setiap kali Renjun kesusahan, dia bagaikan pahlawan. memberikan perlindungan dikala kesakitan, penghapus air mata, dan pemilik pelukan hangat yang menenangkan.
tidak tahu alasan apa yang membuat Jeno selalu membantu renjun, renjun selalu bertanya-tanya. tapi, Renjun akui itu sangat nyaman.
"mau menginap? hari ini ada film bagus, ayo menonton bersama!" seru lelaki dengan senyum cerahnya.
"boleh, aku izin dulu pada ibu, ya." usapan pada kepala Renjun menandakan persetujuan dari lawan bicaranya.
👥👥👥👥👥
orang orang akan mengira hubungan Renjun dan Jeno sangat dekat, sudah tahu satu sama lain membuat mereka seperti tidak ada batasan.
nyatanya, mau sedekat apapun mereka, mereka hanya teman. Jeno mempunyai pacar, seorang perempuan cantik dengan latar belakang yang baik. Renjun beberapa kali bertemu dengannya dan mempunyai kesan yang baik pada perempuan itu.
Jeno dan Renjun sudah merencanakan hari ini ingin menonton film berdua. tapi sepertinya tidak sesuai rencana dikarenakan,
"Jeno? pilih film romantis saja. aku takut yang seram seram seperti itu!" perempuan itu duduk diantara mereka, melingkarkan lengannya pada lengan Jeno.
"tapi Renjun suka filmnya." Jeno dan Anna, nama perempuan itu, berdebat sekitar 15 menit.
Renjun yang merasa menjadi masalah perdebatan akhirnya menengahi,
"tidak masalah. kita bisa menonton film romantis, rasanya aku juga bosan melihat hantu terus menerus." ya memang, Renjun mengatakan itu. tapi sebenarnya dia hanya tidak ingin menjadi biang masalahnya.
"hm. baiklah." akhirnya sekitar hampir 3 jam mereka menonton film romantis yang nyatanya tidak dilihat 2 orang dari 3 orang yang ada di sana.
👥👥👥👥
"Renjun, kenapa pulang?" Jeno masih saja mengikuti Renjun bahkan saat Renjun sudah ada di depan pintu rumahnya.
"tiba-tiba aku ingat, besok membantu ibu belanja, jadi harus pagi-pagi." Renjun berbohong. dengan tatapan mata agar meyakinkan si pemilik rumah untuk membiarkannya pergi sekarang juga.
"kenapa tiba-tiba? aku bisa mengantarmu pagi-pagi sekali. menginaplah disini. ini sudah malam, Renjun." usapan pada lengan kanan Renjun terasa, digantikan dengan cengkraman yang lumayan kuat.
"maaf, kak. ini mendadak. lain kali aku janji akan menginap." setelah itu meninggalkan Jeno dengan raut kesal dan tangan terkepal.
Renjun memang sudah izin pada ibunya untuk menginap. hanya saja kedatangan kekasih Jeno menjadi alasan dan tamparan kenyataan untuknya.
Renjun bukan orang bodoh, tatapan memohon agar menjauh yang dilayangkan anna seakan menyadarkannya akan situasinya sekarang.
meski dia lelaki sama dengan Jeno, kenapa perempuan itu merasa terancam? apalagi dengan melihat perhatian yang diberikan Jeno kepada Renjun seperti bukan teman semestinya. anna merasa tersaingi tidak tahu kenapa.
Renjun berjalan perlahan, rasanya tidak mau pulang. tidak ada teman, dan kesunyian.
"apa aku sangat mengganggu hubungan mereka ya?" dia merasa ada masalah pada dirinya. mencari alasan yang tepat mengapa anna melihatnya seperti itu.
"atau, aku membuatnya tidak nyaman?" banyak sekali kemungkinan yang Renjun pikirkan
"lagi-lagi, anak kecil tersesat." ini bukan suara Renjun, melainkan laki-laki yang lebih tinggi darinya.
Renjun mendongakkan kepala, melihatnya tanpa bersuara. laki-laki yang dilihat dengan tatapan seperti itu merasa risih,
"ish, namamu siapa?" sopan sekali Jaemin ini, menanyakan sesuatu sembari membuang mukanya kearah lain menghindari tatapan orang didepannya.
"kenapa?" Renjun balik bertanya.
"tuli? aku bertanya namamu siapa."
Renjun berpikir sebentar, "kenapa aku harus memberitahu namaku?" renjun takut, tentu saja!
"kamu ada di kantor milik ayahku tadi, aku hanya mau mencari tahu."
kaget, Renjun yang merasa harus sopan pada anak pemilik perusahaan itu buru-buru membungkukan badannya, "maaf, aku kira kamu orang jahat. namaku Renjunna Aditya."
"besok, datang ke kantor lagi. jam 9 pagi. keruangan ayah, maksudku.. direktur." setelahnya Jaemin pergi tanpa memberitahu apa yang dia inginkan kalau Renjun datang ke sana.
🦊🦊🦊

KAMU SEDANG MEMBACA
BE OURS - NORENMIN
Romans🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR.🔞 dianggap menjadi benalu dalam hubungan seseorang, tidak ada yang menyukainya, orang tuanya yang selalu mengingatkan akan kenyataan. perhatian yang tak didapat dari orang terdekatnya, tidak sengaja d...