HUKUMAN

21.8K 1.5K 203
                                    

cr. pìnterest
bacanya abis buka brou

---------------------------

jeno membawa renjun ke gudang sebelah toilet yang jarang dipakai, jeno duduk disalah satu bangku dengan tangan terlipat di dada.

"mau menjelaskan sesuatu, renjun?"

renjun menunduk, meremat kedua tangannya. ia ketakutan. biasanya jika renjun ketakutan, jeno akan menggenggam tangannya, menenangkannya.

"a-aku tidak menghindari kakak."

"aku tidak dengar, kemarilah." jeno mengulurkan tangannya untuk renjun raih.

setelah renjun menautkan tangan mereka, jeno dengan tiba-tiba menariknya kencang yang membuat tubuh renjun jatuh terduduk di paha jeno.

"bagaimana bisa, kamu menjadi anak nakal? kakak selalu baik padamu, ini balasanmu? dasar tidak sopan." jeno tersenyum. jeno mendorong renjun hingga terjatuh didepannya. renjun terkejut dengan pandangan mendongak dan menangis pelan.

"hei, mengapa menangis? kamu yang menghindari kakak, bukankah harusnya kakak yang menangis?"

"kak jeno... jangan marah, renjun takut." isakan pelan dengan kepala tertunduk renjun lakukan.

"memohon yang benar."

renjun merangkak memegang pergelangan kaki jeno, ia mendongak. "maafkan renjun, kak jeno. re-renjun nakal."

selalu seperti ini, jika renjun membuat jeno kesal, renjun harus mengatakan ini agar jeno bisa menahan emosinya.

kunci dari emosi jeno, adalah renjun. tidak ada yang bisa mempengaruhi jeno kecuali renjun.

"ya. renjun sangat nakal."

jeno mengangkat renjun, menggendong nya menuju meja panjang. jeno membuat renjun duduk diatas meja itu. "buka celanamu, renjun."

renjun menggeleng, jeno terlihat sangat marah dimatanya. "buka atau kakak yang melakukannya?" jeno mengelus sisa air mata di pipi renjun.

renjun membuka celananya perlahan, menyisakan dalamannya. menatap penuh ketakutan pada jeno. "menungging, renjun." renjun melakukannya. tidak tahu kenapa, renjun sangat penasaran dengan apa yang akan dilakukan jeno padanya.

jeno, terlihat berbeda jika marah.

tanpa aba-aba, jeno menampar pantat renjun dengan keras. membuat renjun meringis. "tanpa suara, renjun." renjun menggigit pipi bagian dalamnya. ini sangat sakit dan meninggalkan rasa yang perih.

"kakak akan melakukan ini sebanyak 10 kali. hitung yang benar. jika tidak, kamu harus menghitung ulang dari awal. mengerti?" renjun mengangguk. tamparan jeno bukan main-main, ia melakukannya dengan keras membuat renjun jera.

tamparan pertama dia dapatkan, "s-satu..."

begitupun dengan tamparan pada pantatnya yang kedua, "du-dua." dan seterusnya.

diakhiri dengan elusan pada rambutnya, "jangan melawan, dan kakak akan menyanyangimu. mengerti?" renjun mengangguk. renjun tengkurap, tidak berani untuk duduk, rasanya nyeri sampai renjun bergetar.

BE OURS - NORENMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang