♧♧♧
tidak ada alasan khusus bagi Jaemin menyuruh Renjun datang, hanya ingin. awalnya ingin mengajak ke tempat lain, tapi dirasa otaknya tiba-tiba berhenti dan hanya terpikirkan tempat pertemuannya dengan anak itu.
"bodoh, Jaemin. mengajak seseorang jalan atau bekerja, sih?" mengacak rambutnya kencang dan merapalkan makian pada diri sendiri. baru bertemu lagi saja sudah memberikan kesan yang buruk.
tok tok
ketukan pintu terdengar, Jaemin buru-buru merapikan penampilannya. berjalan dengan percaya diri kearah pintu.
"masuk." Jaemin memberikan ruang untuk renjun masuk.
"terima kasih." ucap Renjun sambil membungkuk hormat.
mereka duduk berhadapan, Renjun duduk dengan sopan sedangkan jaemin duduk dengan pandangan menilai.
"sekarang, beritahu aku kenapa kamu kemarin bisa kesini." Jaemin memecahkan keheningan pertama.
"aku diminta ibu untuk membantunya membawa berkas dan barang, tidak lebih." sekarang yang ada dipikiran Renjun hanyalah apa dia membuat kesalahan fatal sehingga dipanggil secara pribadi kesini? atau dia tidak sengaja mengambil barang berharga dikantor ini?
"oh."
si sialan Jaemin. orang-orang selalu menyebutnya begitu saat kesal dengan Jaemin. bahkan terkadang tatapan Jaemin sudah membuat orang kesal. dihitung-hitung Jaemin tidak pandai membuat orang merasa nyaman dengan kehadirannya. sifat angkuh dan tidak perduliannya membuat orang-orang salah paham dengannya.
kelakuannya, sifatnya yang semaunya memang terkadang mencerminkan seorang anak tuan muda yang di manja.
tipe orang yang menjawab singkat tanda tidak perduli itu terus menatap Renjun yang berpikir kemungkinan terburuk masalah apa yang dia alami.
"jadi, apa aku melakukan kesalahan?" kali ini Renjun yang memecahkan keheningannya.
"tidak ada. hanya ingin bertemu denganmu lagi." ucapan Jaemin selalu blak-blakan. Renjun yang tidak menyangka alasan itu yang akan keluar dari mulut Jaemin langsung terdiam.
semburat merah di pipi Renjun seakan mengatakan bahwa dia sedang malu.
"kamu lucu sekali, sih. aku belum siap dengan hal imut baru tahu!" Jaemin memalingkan mukanya. Renjun dengan sikap malu-malu nya tidak baik untuk jantungnya!
Jaemin berjalan mendekat ke sofa yang renjun duduki. berjongkok lalu menaruh tangannya disamping kaki Renjun, menarik kaki itu mendekat yang membuat Renjun tersentak kaget.
Renjun tidak tahu apa-apa. ini memalukan. ingin kabur saja rasanya. ini hal baru, jadi dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. salah sedikit saja, ibunya mungkin akan dipecat.
"Renjun, peluk ya~" Jaemin memeluk renjun erat, sesekali menciumi bahunya.
ya tuhan, mereka baru saja bertemu tiga kali!
adegan apa ini sebenarnya?
Jaemin tidak tahu, tapi rasanya ingin memeluk Renjun dan membawanya pulang.
"Jaemin! lepaskan dia!" ayah Jaemin yang melihat bahwa renjun seperti ingin menangis buru-buru melepaskan pelukan Jaemin.
Jaemin memang pembuat masalah, bahkan ayahnya yang awalnya ingin beristirahat di ruangannya harus melupakan keinginannya itu sekarang melihat anaknya sedang menyiksa anak kecil. yah, itu hanya apa yang ayahnya lihat saja tentu nya, soalnya, Renjun seperti mau menangis.
"ayah! kenapa mengganggu, sih? berpelukan saja dilarang, bagaimana dengan kegiatan membuat cucu untuk ayah nantinya!"
Renjun dan ayah Jaemin terdiam. mereka saling pandang. ucapan Jaemin seakan tidak bisa dimengerti seperti bahasa alien.
ayah Jaemin yang melihat Renjun seperti korban pemerkosaan lalu mendorong anaknya sampai terjatuh.
"hei, tidak apa-apa?" ayah Jaemin berjongkok dan memperhatikan bagian tubuh mana yang dilukai jaemin pada anak ini.
"aku yang kenapa-kenapa, pak tua." Jaemin bangkit, berjalan ke sofa yang tadi dia duduki.
seakan tuli dengan omongan Jaemin, ayahnya melanjutkan. "saya akan memberikan kamu uang ganti rugi, haruskah kita ke rumah sakit?" ayolah, ayahnya ini tipe penyayang anak kecil.
ayah Jaemin tahu, bahwa jaemin tidak suka anak kecil, bahkan dulu dia menolak mentah-mentah saat ditawari ingin adik atau tidak. tapi ayahnya tidak mengira, semua anak kecil akan dilukai oleh Jaemin saking tidak sukanya dia!
"ayah! apa-apaan perkataan itu? aku bahkan hanya memeluknya!" Jaemin jengah tentu saja.
"lihat, buka matamu bodoh! anak ini mau menangis saat kamu peluk! lihat? bagaimana bisa kamu tega melakukan itu pada anak kecil? tentu saja dia ketakutan!" ayahnya membentak untuk menyadarkan Jaemin bahwa dia salah.
Jaemin yang tersadar bahwa Renjun mengeluarkan air mata lalu menghampiri renjun
"maaf, Renjun. tidak sengaja. ayo, membeli ice cream." bujukan yang biasa dilayangkan seseorang pada anak kecil nyatanya ampuh dilakukan untuk Renjun.
Jaemin menarik tangan renjun pelan seakan-akan Renjun adalah barang yang akan rusak jika diperlakukan kasar. yah, terlalu lembut sih, seperti membawa orang yang sedang sakit. jalannya pun pelan-pelan seperti ada rintangan didepannya. satu lagi sifat Jaemin yang ayahnya baru tahu, anaknya, punya sifat hiperbola.
"jadi? aku sendirian sekarang?" ayahnya berbicara dengan angin sepertinya.
🦊🦊🦊
![](https://img.wattpad.com/cover/263434730-288-k654098.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BE OURS - NORENMIN
Romance🔞BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN SESUAI DENGAN UMUR.🔞 dianggap menjadi benalu dalam hubungan seseorang, tidak ada yang menyukainya, orang tuanya yang selalu mengingatkan akan kenyataan. perhatian yang tak didapat dari orang terdekatnya, tidak sengaja d...