Raquel’s POV
“Daniel,” panggil ibu dengan suara yang sangat manis.
“Ada apa?” Ibu menatapku dengan senyum lebar. Ketika aku sudah di sampingnya, dia langsung mengusap kepalaku seperti ingin aku mengerti. Tindakannya yang seperti ini selalu berhasil membuatku merasa ada yang janggal dengan ibuku. “Mom, ada apa? Masalah lagi dengan dad?”
Ibu tidak menjawab pertanyaanku dan terus mengusap kepalaku dengan penuh kasih sayang sampai aku mulai merasa seram. Mungkin sebenarnya ibu sedang merencanakan sesuatu, tapi aku tau apa? Aku hanya seorang anak kecil tak berdaya di matanya. Sekalipun aku berusaha untuk melakukan sesuatu untuk mencari tau, aku tetap berada di bawahnya. Sekalipun aku harus melawan, aku tetap harus tunduk kepadanya. Karena apapun yang terjadi, seorang anak harus menuruti perkataan orangtuanya. Tidak peduli apakah itu baik untuk mereka atau tidak, orangtua yang paling tau benar tentang anak mereka.
Hutang budi, ayah selalu mengatakan itu. Mereka sudah bersedia menampungku di rumah bak istana ini. Menghormati mereka, turut dengan semua hal yang mereka inginkan, itulah satu-satunya hal yang bisa kulakukan bagi mereka. Menjadi anak baik yang penurut, menaikkan nama mereka dan terus menyanjung mereka. Karena orangtua adalah raja dan ratu, sedangkan aku hanya seorang pelayan. Aku harus bisa setidaknya membuat mereka terlihat sebagai orangtua yang menakjubkan. Lagipula, tidak ada orang di luar sana yang peduli bila kalian tidak memiliki orangtua yang baik. Mereka telah melahirkanmu atau mengurusmu, tentu setidaknya kalian harus bisa memberinya rasa terima kasih. Padahal, tidak ada anak yang benar-benar meminta dilahirkan ke dunia ini.
“Hari ini, Mom mendengar berita yang mengejutkan. Apa … kau mau mendengarnya?” Ibu menepuk-nepuk sofa di sampingnya. Yang barusan bukanlah pertanyaan melainkan pernyataan, perintah. Apapun yang terjadi, aku harus mengikut pernyataan itu dan tidak boleh melawan. “Mom akan menjamin kalau ceritanya menyenangkan kali ini.”
“Mom menakutiku.”
Atas ucapanku, ibu justru terkekeh. “Putriku, Raquel Daniel Owen. Seorang jenius yang seharusnya bisa masuk universitas kelas atas di dunia. The Ice Queen yang famous di sekolah. Kesempurnaannya … hancur karena pem-bully-an.”
Nada bicara ibu berubah menjadi dingin ketika dia mengakhiri kata-katanya. Mungkin anak pada umumnya akan merasa takut, wajah pucat, dan keringat dingin. Berbeda denganku. Sikap ibu yang seperti terkalahkan membuatku semakin menyukai ini. Dia mulai merasa muak dengan keberadaanku yang seperti menyesakkan dirinya. Bukan membantu dia, justru aku malah menghancurkannya. Apa yang kulakukan sekarang berhasil membuat dia menyadari keberadaanku, diriku yang sebenarnya. Karena selama ini di mata ibuku, aku hanya anak yang tidak pernah cukup, cukup pintar, cukup terkenal, dan masih banyak lagi.
Aku yang tidak pernah, atau jarang, tersenyum di hadapan ibuku sekarang memberi sebuah senyuman terbesar yang bisa kuberikan. Perasaan di dalam hatiku menggebu-gebu ketika menatap ekspresi kekesalan yang ada di wajah ibuku sendiri. Senyuman ini membuat ibu tertegun selama beberapa detik sebelum dia kembali tersenyum dengan manis. Di balik senyumannya yang manis, ada kilat yang aku tau tidak akan berakhir baik. Diamnya kami ini ibarat menandakan kami sama-sama menyuarakan peperangan.
“Tidakkah kesempurnaan yang ada itu … harus tetap ada? Mengapa kau menghancurkannya hanya dalam sekali serang? Apa kau tidak memikirkan orang lain? Kami contohnya, orangtuamu.”
“Mom,” ucapku sebelum tertawa kering. “Apa Mom pernah memikirkan tentangku? Selama ini … apa Mom pernah berperan layaknya seorang ibu yang seharusnya?”
Rasa sakit di pipiku langsung menyebar begitu aku selesai berucap. Tidak ada yang berubah. Selama aku hidup dan berada di sini, tidak ada yang berubah dari aku berada di panti. Atau bersama keluarga itu. Di mana masalahnya terletak? Siapa yang bersalah di sini? Apa aku bahkan tidak menjadi anak yang cukup baik? Apa aku tidak pernah cukup untuk seseorang? Apa aku memang tidak seharusnya berada di dalam masyarakat? Apa mungkin aku tidak seharusnya di sini? Bagaimana bisa aku menjadi cukup untuk orang-orang tersebut? Bagaimana caranya agar aku bisa terlihat cukup di mata mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars To Your Beautiful {END}
Teen FictionEveryone has a story that they never tell others, even the closest person Tidak semua orang akan bertahan hidup dengan penuh tekanan, tidak terkecuali mereka. Tuntutan yang dimiliki oleh setiap manusia akan mengubah sikap setiap orang. Keinginan unt...