Raquel’s POV
Helaan napas tidak sengaja keluar dari bibirku. “Ridiculous.”
“Huh?" Rachelle, yang sedang mengobati Olivia, menatap ke arahku sehingga tanpa sadar menekan luka Olivia, membuatnya menjerit keras. “A-ah! Ma-maap. I-ini gua bakal pelan-pelan.”
Melihat Rachelle yang tidak seperti dirinya membuatku kembali mendengus. Olivia yang sekarang menggunakan baju Rachelle menatapku lekat-lekat seperti ingin membunuhku sekarang juga. Walau dia tidak mengatakan apa yang ada di pikirannya, aku tau apa yang sedang dia pikirkan. Olivia tidak pernah menyukai rumah Rachelle karena sifat ayahnya. Kedua ayah mereka memiliki sifat yang mirip, sehingga datang ke sini untuk pelarian bukanlah hal yang baik.
Rachelle mengobati Olivia dalam diam. Untungnya malam itu adalah malam yang tenang bagi Rachelle. Ayahnya dengan aneh sedang dalam mood yang baik sehingga kami bisa datang, memperbolehkan Rachelle untuk membawa teman ke rumahnya. Sam tiba-tiba saja meneleponku dari ponsel Olivia, berkata kalau aku harus bertemu dengannya. Ketika aku datang bersama Rachelle, apa yang terjadi kepadanya sungguh mengerikan. Hal yang sama juga berlaku kepada Sam yang terlihat gemetar cukup hebat, aku merasa itu karena darah yang melumuri tubuh Olivia.
“Lu ngapain lagi sampe jadi gini?” Rachelle menatapku tajam ketika kata-kata itu keluar dari bibirku. Melihat tatapannya membuatku kembali menghela napas kasar. Bahkan aku tidak bisa mengutarakan pendapatku di sini.
“Ngelawan,” ucap Olivia yang hampir seperti bisikan. “Gua ngelawan bapak gua.” Rachelle yang sedang membereskan semua peralatannya kembali menjatuhkan barang-barangnya.
“Hah?! Lu gila, ya? Kenapa lu ….” Pukulanku kepada Rachelle membuatnya berhenti. Sebelum Rachelle bisa marah kepadaku, Olivia tiba-tiba saja memeluk Rachelle dengan erat.
“Gak papa kan … kalo gua meluk lu?”
Rachelle tergagap selama beberapa saat sebelum menerima pelukan Olivia dan membalasnya. Melihat Rachelle yang menjadi seperti ini membuatku merasa lebih baik. Perasaan seperti ini membuatku tanpa sadar sudah memeluk mereka berdua. Rachelle yang merasakan tanganku menatap ke arahku sekilas sebelum tersenyum. Senyumannya terlihat begitu menyebalkan namun aku tidak memberikan komentar apa-apa.Di saat kami bersama, semua terasa seperti akan berjalan baik-baik saja. Saat aku ada bersama mereka, aku merasa bisa melewati segala hal. Walau banyak dari kami yang menutupi masalah masing-masing, tapi bersama mereka aku selalu lupa akan masalah yang ada. Karena mereka selalu membuatku bahagia terus. Meski aku tidak merasa nyaman, tapi aku merasa bahwa tidak apa bila aku menjadi seseorang yang rapuh dan juga hancur. Karena mereka juga. Dan kami yang telah hancur ini bersama-sama berjuang melawan dunia.
Ibuku yang dengan aneh memperbolehkanku sudah memberi izin untuk menginap di rumah Rachelle dan mengantar keperluanku pagi-pagi sekali, bersamaan dengan Sam. Ketika Sam datang, Olivia masih tidur dengan nyenyak sehingga Sam berkata untuk membiarkannya. Dia belum bisa tidur semenjak beberapa hari terakhir, dan tentu itu membuat Sam merasa khawatir. Sifatnya yang seperti itu kadang membuatku ragu apa dia benar-benar suka memukuli Olivia juga.
Penjelasan Sam berhasil membuat Rachelle mengernyit dan dari situ aku tau mengapa. Sifatnya yang penyayang dan keibuan berhasil membuatnya kembali mengkhawatirkan Olivia. Ketika Olivia sudah bangun, dia tidak bisa marah kepadanya dan satu-satunya cara mengekspresikannya dengan bersikap dingin kepada Olivia. Jelas terlihat di wajahnya kalau dia sedang merona ketika mengkhawatirkan Olivia.
“Mandi sana, kalo udah sarapan bareng Raquel. Mama gua ada di bawah.” Tas yang dibawa oleh Sam dilempar begitu saja.
“Thanks …,” ucap Olivia yang hampir seperti bisikan. Kepala Olivia yang semula tertunduk akhirnya terangkat sebelum dia memberikan senyumannya yang khas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars To Your Beautiful {END}
Teen FictionEveryone has a story that they never tell others, even the closest person Tidak semua orang akan bertahan hidup dengan penuh tekanan, tidak terkecuali mereka. Tuntutan yang dimiliki oleh setiap manusia akan mengubah sikap setiap orang. Keinginan unt...