("Ada kalanya kita butuh nangis buat ngeluarin semua hal menyakitkan dari diri kita. Nangis juga gaakan bikin lo lemah, semua orang sekali-sekali juga perlu nangis jangan pura-pura kuat terus nanti capek”--Taerivan Ammarzidan)
Drrtttttt……….
Drrtttttt……….
Tae is calling you
“Kenapa bocah?” tanya Yoon pada Tae di seberang sana
“Buruan ke rumah sakit, Jeon butuh kita” jawab Tae
“Oke, share loc gua ke sana”
Tuuttttt…..Tuuutttttt
Setelah menerima telepon dari Tae, Yoon langsung bergegas ke kamarnya. Ia mengambil jaket dan kunci mobil, kemudian bergegas ke lantai bawah untuk menuju garasi.
“Mau kemana lo Bang” tanya Qina yang masih ada di meja makan
“Ke rumah sakit, Jeon butuh gua sama yang lain sekarang” jawab Yoon
“Hahh, Jeon di rumah sakit Bang, gua ikut fix no protes gua ambil jaket dulu” ucap Qina tergesa dan berlari ke kamar mengambil jaketnya
“Ayok Bang” ajak Qina
Qina dan Yoon pun melajukan mobilnya ke rumah sakit yang telah diberitahu Tae.
Sesampainya di sana mereka bergegas masuk dan mencari nomor ruang rawat yang sudah diberitahukan Tae lewat pesan yang ia kirimkan pada Yoon beberapa saat lalu.
Tak lama setelahnya mereka melihat Tae, Jim, Joon, Jungsoo, di depan sebuah ruangan yang mereka cari. Yoon dan Qina dengan segera berlari ke arah mereka
“Jeon kenapa gaisee, napa tu bocah bisa sampai di mari?” tanya Yoon
“Calm kalik Yoon, Jeon nya ga kenapa-napa, bukan tuh bocah juga yang sakit” ucap Jim menjawab
“Teruss??” tanya Yoon
“Pacarnya Jeon kecelakaan” jawab Tae
“Maksud lo si Cristyn?....bukannya dia ke Kanada beberapa hari lalu?” tanya Yoon
“Iya, tadi siang dia baru balik terus Jeon mau jemput dia ke bandara, pas Jeon sampai jalanan depan bandara ada kerumunan gitu. Pas Jeon nyamperin ternyata Cristyn ketabrak mobil pas mau nyebrang ke café tempat dia janjian ketemu sama Jeon” Jelas Tae
“Sekarang dia kritis Yoon, dan Jeon dari tadi nyalahin diri sendiri mulu, dari tadi juga kagak mau makan tuh bocah” ucap Jungsoo
“Yaudah, gua masuk dulu dah liat tuh bocah” ucap Yoon
Teman-temannya yang lain hanya mengangguk memberi jawaban pada Yoon.
Sedang di sisi lain Qina masih tertegun mencoba mencerna semua hal yang baru saja ia dengar, rasanya sangat menyesakkan sakit sangat sakit Qina mendengar kenyataan ini semua.
Yah..lelaki satu-satunya yang ia suka dan perhatian dengannya selama ini, ternyata sudah memiliki kekasih yang teramat ia cintai.
Apakah ini semua salah Qina, yang terlalu berharap lebih atas perhatian yang diberikan Jeon padanya selama mereka kenal.
Tanpa sadar bulir bening menetes dari mata Qina dan ia memutuskan untuk berlalu pergi menjauh dari teman-teman abangnya dan juga ruang rawat Cristyn.
Seakan tahu apa yang tengah terjadi pada Qina, Tae pun berlari mengikuti arah langkah Qina. Ia takut gadis yang ia suka itu akan melakukan hal-hal yang tak masuk akal hanya karena patah hati…kan tidak lucu jika hal itu terjadi.
Beberapa saat berlalu, Qina menghentikan langkahnya di taman rumah sakit, ia terduduk lemas di salah satu bangku yang ada di taman.
Rasanya kini ia tidak lagi bisa menahan tangis dan kesedihannya, air mata terus bercucuran dari netranya
“Nangis aja sampai hati lo lega” ucap Tae dari arah belakang yang kemudian duduk di samping Qina
“Lo ngapain ngikutin gua, ” ucap Qina sambil berusaha menyeka air matanya
“Mau liat lo nangis” jawab Tae singkat
“Emang setan ya lo!!” ucap Qina kesal sembari mencoba menghentikan tangisnya
“Udah nangis aja, ada kalanya kita butuh nangis buat ngeluarin semua hal menyakitkan dari diri kita. Nangis juga gaakan bikin lo lemah, semua orang sekali-sekali juga perlu nangis jangan pura-pura kuat terus nanti capek” ucap Tae sembari memandang wajah Qina lembut
“Lo beneran gila ya” celetuk Qina
“Iya gila karna lo cantik ekekek” jawab Tae dengan kekehannya
“Ckk…..lo pasti udah tau semua kan soal Jeon sama pacarnya?” tanya Qina penasaran
“Semua orang juga udah tau kali, lo aja yang terlampau gemblung, suka sama orang kagak di stalking dengan benar” ucap Tae santai
“Ckk…berarti abang gua juga tau?” tanya Qina
“Ckk gini aja lo banyak ngomongnya. Jelas lah abang lo kan temen Jeon juga, lagian ini juga salah lo yang gak pernah tanya sama abang lo kan soal Jeon” jawab Tae denngan sedikit berdecak
“Dasar bodoh lo Qina, bodoh Qina, lo bodoh, lo udah gila Qina lo—“ cerca Qina pada dirinya sendiri sembari terus memukul kepalanya tanpa henti, hingga tindakan Tae menghentikan aktivitasnya
“Udah…lo jangan lebih bodoh lagi dengan nyakitin diri lo sendiri cantik” ucap Tae sembari mengelus surai Qina yang ada dalam dekapannya
Qina tak menjawab, ia masih saja menangis dalam dekapan Tae. Dia merasa amat kecewa pada dirinya sendiri yang jatuh cinta pada seorang Jeon, tanpa menyelidiki semua tentang Jeon terlebih dahulu.
Selang beberapa saat akhirnya Qina berhenti menangis dan menarik dirinya keluar dari dekapan Tae
“Mau gua anter pulang gak?” tanya Tae
“Gak usah, kita balik ke dalam aja, biar nanti gua pulang sama bang Yoon aja” jawab Qina
Tae pun mengangguk menyetujui, mereka berdua akhirnya kembali ke dalam ruang rawat Cristyn
#Gimana nih Jeon udah punya pacar ternyata huhu Qina sad girl banget kamu😭
#Kira-kira Qina bakal nyerah buat dapetin Jeon dan Nerima kehadiran Tae dengan semestinya atau justru sebaliknya??? Mau tau kan gimana kelanjutannya, pantengin terus cerita ini ya readers.....
#Jangan lupa vote, comment and share 💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
Random"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...