Suasana hati Qina tampaknya masih sangat kacau dan berantakan. Pasalnya selama jam kuliah tadi dirinya bahkan tidak fokus, dan ia juga semakin sering marah-marah.
Sasaran yang terkena amarahnya tak lain adalah Rin--sahabat Qina satu-satunya. Untunglah Rin bisa sabar menghadapi sifat Qina yang demikian.
Kekacauan yang dirasakan Qina ini masih bertaut dengan kejadian tadi pagi. Ia benar-benar masih kesal pada Tae, dan pembicaraan Tae di telepon yang ia dengar masih terus terngiang-ngiang di pikirannya.
Sampai kuliah selesai pun Qina masih saja merasa kesal. Ia jadi menyesal menerima jemputan Tae tadi. Sekarang ia hendak pulang pun jadi bingung mau bagaimana.
Tapi, tanpa di duga lelaki yang kembali menyebalkan bagi Qina itu ternyata datang menjemputnya.
"Hai cantik, gua tepat waktu kan ya jemput lo, tadi gua tanya abang lo biar ditanyain ke Rin lo kelar jam berapa, pinter kan gua😎" ucap Tae dengan percaya diri
"Heuuh ngapain sih lo ke sini, gua bisa pulang sendiri!!" ucap Qina ketus
"Ya gak bisa dong cantik, lo kan tadi berangkat gua anterin ya pulang juga gua anterin lah, itu udah jadi tanggungjawab gua" jelas Tae panjang
"Heuuhh gua ogah!! Gausah sok tanggungjawab,!" jawab Qina ketus
"Udah ayok cantik" ucap Tae menggenggam tangan Qina
"Ck lepasin!!" ucap Qina sembari melepaskan tangannya dari genggaman Tae dengan kasar
"Yaampun cantik lo kenapa sih?, Tadi pagi gak sejutek ini deh lo? Lo kesambet apaan di kampus sampai cepet banget berubahnya..hem?" tanya Tae sembari menatap Qina dengan tatapan sendu
"Ya terserah gua lah, mending lo pergi aja sana lo sibuk kan!!" usir Qina
"Apasih cantik kok gitu, ya sibuk tapi udah beres semua kok. Ini waktu gua khususin buat Qina cantik" ucap Tae masih dengan tatapannya yang lekat pada Qina
"Ck basi!!" decih Qina
"Cantik kalo gua salah bilang ke gua, jangan gini lah. Tadi pagi lo gak gini banget ke gua, lo kenapa cantik?" tanya Tae mencoba menggali apa yang terjadi pada Qina
"Pergi aja deh lo, gua mau pulang sendiri!! Lagian lo juga mau jemput yang lain kan," ucap Qina sinis
"Jemput siapa si cantik, gua cuma jemput lo Qina cantik" ucap Tae mencoba menggenggam tangan Qina yang ada di hadapannya
"Ish lepasin!! Heuuh udah deh jangan bohongin gua lagi. Jelas-jelas gua denger lo mau jemput baby lo itu, mending sekarang lo pergi dan gausah lagi nemuin gua. Lo sama Jeon sama aja, sama-sama breng**k!!!" marah Qina disertai makiannya yang membara
"Jadi..tadi lo denger gua telepon cantik?" tanya Tae ragu
"Kenapa?! Lo pikir gua segampang itu ya dibohongin, ?! Dasar breng**k!!" ucap Qina sembari memukul tubuh Tae dan berlalu begitu saja
"Cantik...tunggu dulu, gua anterin" ucap Tae menahan tangan Qina untuk menghentikan langkahnya
"Ck gua gamau!! Lepasin dan pergi aja sama cewek lo itu, sialan dari awal lo emang cuma mau main-main sama gua ya ?!! Ck setan breng**k!!" maki Qina lagi sembari melepas genggaman Tae pada tangannya
dengan kasar"Aduh gak gitu, lo ikut dulu deh ke parkiran biar lo tau, ayok gausah nolak titik!!" ucap Tae yang langsung menggendong Qina seperti bayi dalam gendongan seorang ibu
"Heeehhh turunin gua, gua bisa jalan sendiri bocah kampret!!!" teriak Qina
"Udah diem aja, kalau gak gini Lo pasti gaakan mau" ucap Tae
"Heeuuuhhhh bocah kampret sialan!!!" teriak Qina marah
Mereka sampai di parkiran, tapi anehnya itu adalah parkiran mobil. Padahal tadi pagi Tae mengantar Qina dengan motor.
Dan mereka berhenti di depan mobil mewah berwarna hitam. Barulah Tae menurunkan Qina dari gendongannya.
"Sstt..diem dulu di sini" ucap Tae pada Qina dan dirinya membuka pintu mobil dan keluarlah seseorang dari pintu itu
Qina hanya melihat sinis ke arah Tae dan orang itu, wajahnya benar-benar masam.
"Nih kenalin dia Baby Tsavilla Narendra,. Dan ini Qina By, adiknya Yoon temen band gua" ucap Tae memperkenalkan kedua gadis itu
Gadis bernama Baby itu dengan senang hati mengulas senyum dan menyodorkan tangannya pada Qina. Tapi, Qina tak menyambutnya dengan baik. Mungkin Qina sedang merasa cemburu saat ini.
"Oh, gua gak perlu juga kenal siapa ini orang, basi banget sialan" ucap Qina sinis dan langsung pergi begitu saja
Tae tak tau lagi harus bagaimana menghadapi Qina. Ia tak mengejar gadis itu kali ini. Ia ingin memberikan space pada Qina, agar gadis itu bisa sedikit mendinginkan suasana hatinya.
"Ck sialan, ngapain juga mesti di kenalin ke gua, gak penting juga sialan!!" gumam Qina dalam langkahnya
"Mana tadi gua dibilang adeknya bang Yoon gak lebih sialan tuh anak kampret!!!!" gumam Qina lagi
Karena, masalah ini Qina jadi pulang naik taksi online. Mau pulang dengan Rin pun, tak bisa sahabatnya itu sudah pulang duluan tadi. Sungguh menyebalkan sekali hari ini bagi Qina.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
Random"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...