Tengah malam jalanan lumayan senggang, sungguh pas untuk sekedar menikmati sedikit udara. Apalagi setelah berkecamuk dalam keseharian yang memusingkan.
Tae melajukan motornya, berniat membeli beberapa camilan untuk menemaninya berkecamuk menggarap pekerjaannya.
Tae melajukan motornya dengan pelan dan santai, sembari menikmati setiap sapuan udara yang menyentuh kulitnya.
Setibanya, ia di jalanan yang begitu sepi dan banyak gang, ia mendengar ada suara jeritan perempuan. Dengan rasa pedulinya yang tinggi, Tae langsung memberhentikan motornya dan berjalan ke sumber suara itu.
Bughhhh....
Plakkkkk.....
Bugghhhh......Tae langsung menendang dan menghajar tiga orang lelaki tak tau diri yang berusaha memperkosa seorang perempuan.
Tae cukup cerdas menghadapi tiga orang itu, kemampuan berkelahinya dan kecepatan otaknya dalam berpikir cerdik.
Nyatanya mampu mengalahkan tiga lelaki kurang ajar itu. Bahkan dia juga meringkus mereka dan menelepon polisi untuk tindakan lebih lanjut.
Setelahnya, Tae bahkan lebih terkejut lagi bahwa perempuan yang hampir saja di perkosa adalah Christyn--tunangan sepupunya sendiri.
Tak pikir lama, Tae langsung memberikan kemeja yang ia kenakan untuk Christyn dan dirinya hanya mengenakan kaus lengan pendek saja.
Tae tak langsung bertanya pada Christyn tentang apa yang terjadi. Dia hanya membawa Christyn ke minimarket terdekat dan membelikannya minum.
Setelah, merasa keadaan Christyn tenang, tanpa bertanya pun Christyn sudah mulai menjelaskan keadaannya pada Tae.
"Tae, kau tau Jeon ada dimana?" tanya Christyn di sela-sela tangis diamnya
"Jeon, kayaknya dia di rumah" jawab Tae ragu
"Kok dia gak jawab telepon ku ya, padahal kita udah janjian tadi pagi, dia janji bakal jemput aku setelah aku pemotretan karena yah, aku ada pemotretan sampai malam" jelas Christyn berusaha mengusap air matanya
"Sialan si Jeon, bisa-bisanya dia begini sama Christyn, dan malah jalan sama Qina sialan Lo Jeon, brengsek!!" batin Tae
"Umm...mungkin Jeon ketiduran kalik, soalnya kita tadi juga sibuk latihan Band MicDrop" ucap Tae dengan senyum canggungnya
"Heemm tapi Tae, Jeon gaada deket sama cewek lain kan, soalnya gua sama Jeon akhir-akhir ini sering ribut" ucap Christyn berkaca-kaca
"Enggaklah, Jeon kan udah punya tunangan secantik dan sesempurna Lo, gak mungkin dia kayak gitu. Dapetin Lo aja sampai diem-dieman sama gua 1 bulan hehe" ucap Tae mencoba menenangkan
"Bener juga ya, kadang dulu gua mikir bisa-bisanya kalian suka sama gua, padahal gua ya ga oke-oke amat wkwk" ucap Christyn yang kini tertawa
"Tapi, makasih ya Tae kalo tadi Lo gak tolongin gua, masa depan gua pasti bakal hancur dan gak tau lagi mau di bawa kemana. Terimakasih Lo selalu jadi penyelamat gua dari dulu" ucap Chriy lagi
"Iya sama-sama, tapi Lo gimana? Baik-baik aja setelah peristiwa yang Lo alamin tadi, itu gak baik buat mental health Lo kan" ucap Tae dengan khawatir
"Mungkin sih, nanti gua paling tindak lanjut ke psikolog biar kejadian ini gak jadi trauma berlebih walaupun ya itu gaakan mudah dan butuh waktu lama" jelas Christyn
"Bagus deh, gua yakin kok Lo itu perempuan yang kuat, gua anterin pulang ya" ucap Tae
"Iya deh, thank ya Tae" ucap Christyn
"Iya" jawab Tae
Akhirnya Tae, mengantarkan Christyn pulang dengan aman dan selamat sampai tujuan.
Dan dia pun, batal dengan rencana awalnya membeli camilan untuk lanjut mengerjakan pekerjaannya.
Yang ada di pikiran Tae hanya emosi dan rasa marah luar biasa pada Jeon. Perlakuan Jeon pada Christyn sungguh tidak bisa ditolerir lagi.
Bukan kali pertama Jeon seperti ini, dulu Qina dan sekarang Christyn. Tae benar-benar tak bisa lagi tinggal diam.
Dulu dia sudah iklas merelakan Christyn untuk Jeon. Semua itu dia lakukan demi hubungannya denga Jeon juga dengan Christyn. Tapi, kini justru Jeon menyakiti Christyn.
Atas dasar kejadian malam itulah, Tae dan Jeon membuat kericuhan di aula FIKOM keesokan paginya dan menghebohkan banyak orang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
Casuale"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...