62

18 6 2
                                    

* Satu setengah bulan setelah Tae pergi ke Kanada*

Setelah Tae pergi ke Kanada banyak hal terjadi pada Qina. Saat ini gadis itu sudah menjalani sidang skripsi dan dinyatakan lulus.

Kini Qina tengah sibuk di depan laptopnya--yah dia sibuk menyelesaikan revisi skripsinya.

Yoon tiba-tiba masuk ke kamar Qina dan membuat aktivitas sibuk Qina terhenti.

"Buluk nih ada titipan dari Tae" ucap Yoon menyodorkan kotak hitam berhias pita dengan ukuran sedang itu pada Qina

"Tae udah pulang bang?" tanya Qina antusias

"Ya belum lah, itu Tae ngirim ke Baby terus Baby kasih ke gua suruh ngasih ke lo" jelas Yoon

"Oh..yaudah☹️" ucap Qina lesu

Yoon tak terlalu ingin ikut campur pada masalah hubungan antara Qina dan Tae, kecuali jika Qina sendiri yang meminta bantuannya. Yoon amat menghormati sebuah privasi.

Qina langsung membuka kotak itu. Kotak yang berisi sebuah boneka yang di bagian lehernya ada sebuah kalung dengan liontin kecil berangka 27 dan bentuk hati kecil yang berada di atas angka 7.

"Kok gak ada notes kayak biasanya sih?" ucap Qina sembari mencari notes yang selalu ada setiap kali Tae memberikannya sesuatu

"Ehh..bentar ini tombol apaan?" tanya Qina setelah melihat tombol kecil di bagian belakang boneka dan langsung menekannya

*Suara di boneka itu*

Hai cantik ku..selamat ya cantik akhirnya lulus juga

Bener kan apa yang gua bilang, lo pasti bisa lulus tiga bulan awal di semester tujuh dan you did it hehe

Itu di pakai ya kalungnya..

Soal liontinnya gua tau lo pinter,  jadi angka itu pasti lo bisa cari maksudnya

Cantik gua kangen lo, jangan bosen ya nunggu gua

"Gua juga kangen Tae, cepet balik ya 😢" gumam Qina setelah mendengar pesan Tae dalam boneka itu

Qina memakai kalung itu dan berkaca sejenak. Ia melihat dan memegang liontin di kalung itu dengan seksama.

"☺️Lo nyebelin banget ya Tae, selalu ada cara out of the box buat sekedar komunikasi sama gua, thanks bocah kampret" gumam Qina sembari memandang kalung yang ia kenakan

Qina teringat akan pesan Tae mengenai makna dari liontin itu. Ia bergegas untuk mencari maknanya. Dan ia menemukannya segera dan kembali tersenyum.

"Sial..kenapa lo jadi romantis gini, i need you more Tae" gumam Qina lagi

Ting tong...

Qina langsung membuka pintu, berharap yang datang adalah Tae. Namun, sangat di luar dugaan--tamu itu adalah Christyn.

"Eh ada apaan ya ke sini?" tanya Qina canggung

"Gua mau ngobrol sama lo sebentar bisa?" ucap Christyn balik bertanya Christyn

"Oh oke, masuk aja" ucap Qina mempersilahkan

"Sebenarnya gua mau tanya lo sama Jeon itu sedekat apa sih Qin?" tanya Christyn

"Haa?? Gua deket biasa aja kok, ya jujur dulu gua sempet suka tapi setelah gua tahu dia udah tunangan sama lo ya gua mundur" jelas Qina

"Kalo sekarang lo masih sering contact an gak sama Jeon?" tanya Christyn lagi

"Enggak tuh, ini kenapa deh kok lo nanya kayak gini?" ucap Qina sembari bertanya

"Gimana ya gapapa sih, cuman waktu kita dari tour dan sedih karena berita kecelakaan Tae itu gua lihat Jeon peduli dan perhatian banget sama lo, jujur gua cemburu banget dan sejak itu gua sama Jeon jadi berantakan komunikasinya" jelas Christyn panjang lebar

"Waah kalau itu gua gak paham juga ya, but sorry kalau itu nyakitin lo gua gak bermaksud dan gatau juga kenapa Jeon kayak gitu. Eem mungkin lo butuh waktu lagi buat obrolin ini sama Jeon" jelas Qina mencoba memberi saran juga

Christyn hanya mengangguk dan berpamitan pergi meninggalkan rumah Qina, setidaknya ia tahu jika Qina tak lagi menyukai Jeon.

"Qina kenapa si, mau bahagia aja susah banget lo, pas lo udah cinta sama orang lain ada aja masalah soal Jeon sial" kesal Qina pada dirinya sendiri dan berlalu kembali ke kamarnya

*Tiga minggu berlalu*

"Apaan yang dua bulan ini udah lebih satu minggu dan lo belum juga balik😩" gumam Qina

Kebetulan di rumah Qina sedang ada Yoon, Baby dan anggota Micdrop. Tak seperti biasanya, kini Qina ikut bergabung dengan mereka.

Mereka bersantai sejenak setelah rapat dan latihan rutin untuk Micdrop.

"Kalian ada yang tau gak Tae kapan pulangnya?" tanya Qina yang langsung menghentikan aktivitas mereka semua

"Sebentar lagi" jawab Baby

"Sebentar lagi tuh kapan, katanya dua bulan doang tapi udah lebih satu minggu, ngehubungin gua cuman sekali dan itu pun lewat lo kan?!" ucap Qina yang sedikit kesal karena tak kunjung menemukan jawaban yang pasti

"Ya sabar dong, lo gatau kan apa yang dia hadapin di sana, gimana susahnya dia berjuang di sana, jadi yaudah tunggu aja sih tinggal nunggu doang apa susahnya coba, gak pengertian banget jadi cewek!!" ucap Baby yang turut kesal

"Lo ngaku deket sama Tae tapi segala sesuatu soal dia lo bahkan gatau apa-apa" ucap Baby lagi

"Ya emang gua gatau apa yang dia lakuin, gua gak bisa contact an sama dia kayak lo atau yang lain" ucap Qina marah

"Lo bener gua bahkan gak bisa buat sekedar tahu apa yang dia alamin, tentang dia gua bahkan gak paham, gua gak tahu kapan dia sedih atau kesulitan, dan gua terbebani soal itu tau gak?!!" ucap Qina lagi sembari meluapkan marahnya dan langsung pergi ke balkon untuk sekedar menyalurkan amarah dan kesedihannya

"By udah" ucap Jimin yang langsung memegang bahu Baby

"Apasih lo lepasin" ucap Baby menepis tangan Jimin di bahunya

"Gua cuman gamau lo berantem sama orang-orang di sini dan pergi lagi ke Kanada kayak dulu, karena gua gak bisa liat lo lagi nantinya" ucap Jimin yang langsung membuat Baby terdiam bahkan semua yang ada di sana pun ikut terdiam

*Di balkon*

"😭, Kenapa susah buat jelasin diri lo ke gua Tae, gua juga pengen tau banyak tentang lo, bukan kayak gini. Gua terlihat bodoh di depan sepupu lo itu, yang bahkan lebih tahu lo dibandingkan gua😭" seru Qina sembari menangis












SAEVA PUELLA (End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang