51

19 5 0
                                    

"Bagus gaada orang di rumah pada seenaknya peluk-pelukan ya lo pada" seru Yoon yang baru saja datang

Qina langsung bangkit dari dekapan Tae. Air mukanya kesal bercampur malu menjadi satu. Sedang Tae seperti biasa ia selalu mengulas senyum, dan menanggapinya dengan candaan.

"Wahh cepat banget bang baliknya, adik lo jadi malu kan. Padahal lagi enak tadi meluknya😁" ucap Tae mengulas box smile nya

"Sembarangan aja lo bocah kampret" kesal Qina memukul perut Tae

"Aduh cantik sakit tau, omongan gua bener lagi" ucap Tae meringis memegangi perutnya

Qina sudah bersiap untuk kembali melayangkan pukulannya pada Tae. Tapi, sebelum itu terjadi Tae sudah berlari menjauh dari Qina. Qina pun terlalu malas untuk mengejarnya.

"Astaga pusing gua liat kelakuan Lo berdua yang satu kayak anak baru bisa jalan--banyak tingkah, yang satu lagi gampang marah kayak emak-emak akhir hayat" ucap Yoon dengan menggelengkan kepalanya

"Abangg..iishhh dasar ampas oncom" kesal Qina pada Yoon

Tae pun tertawa melihat ekspresi kesal Qina yang ditujukan pada dirinya dan sang kakak. Bagi Tae, apapun ekspresi yang dikeluarkan gadis itu akan membuatnya semakin gemas saja.

Tak berselang lama, Tae memutuskan untuk berpamitan pada Yoon dan Qina untuk pulang. Sebenarnya bisa saja dia pulang bersama yang lain tadi, tapi dalam benaknya ia tak tega meninggalkan gadis cantik nya sendirian di rumah.

Setelah Tae pulang, Yoon dan Qina duduk bersantai di ruang tengah. Tv dalam kondisi menyala, tapi pikiran kedua penonton ini sudah berlarian kemana-mana.

Tak ada pembicaraan yang berarti untuk beberapa menit yang telah berlalu. Namun, pada akhirnya Yoon membuka pembicaraan dengan adik semata wayangnya itu.

"Dek..Lo seneng Tae balik dengan selamat?" tanya Yoon memandang Qina

Qina terlihat agak terkejut dengan pertanyaan yang diajukan sang kakak.  Terlihat dari dirinya yang hanya memberikan anggukan sebagai jawabannya.

"Apa itu..artinya lo udah suka sama Tae?" tanya Yoon lebih lanjut

"Emm gua eemm itu mung..kin" ucap Qina agak ragu

"Dek apapun perasaan lo ke Tae, mending lo ungkapin ke dia. Itu anak udah berjuang terlalu jauh buat lo dek. Pas lo nyuruh tuh bocah pergi dia bahkan beliin lo coklat, makanan kesukaan lo semua dia yang beliin dan gua yang ngasih ke lo" jelas Yoon

"Maksud lo, coklat yg gua makan, nasi ayam geprek yang gua makan itu semua dari bocah kampret itu bang?!" tanya Qina antusias

Yoon hanya mengangguk untuk mengkonfirmasi pertanyaan Qina.

"Nih..dia juga nitip ini ke gua, sebenarnya gua mesti ngasih ke lo sebelum gua tour tapi gua lupa" ucap Yoon menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam dan berhias pita kecil pada Qina

Qina tampak bingung melihat kotak itu, dan perlahan membukanya.

Kotak itu berisi gelang tali berwarna merah dengan liontin berbentuk gembok putih kecil. Dan di sebelahnya terdapat sebuah surat.

Qina mengambil suratnya terlebih dahulu dan membukanya dengan perlahan.

To : Qina cantik 🖤

Hai cantik...maaf ya ternyata sepasang sepatu itu bukan yang terakhir..

Ini ada gelang buat lo, sengaja warnanya merah soalnya lo suka marah-marah kalo ketemu gua hehe

Terus gua sengaja pilih liontin bentuk gembok, biar apa coba?

Biar nantinya siapapun yang jadi takdir lo, selamanya bakal Lo jaga di hati lo

Awalnya, gua berharap takdir lo itu gua. Tapi, akhirnya malah lo nyuruh gua pergi hehe yaudah gapapa

Udah deh segitu aja gua bikin suratnya. Kalau makin panjang takutnya gua makin gabisa ikhlasin lo dan takdir kita hehe

Bye cantik jaga kesehatan ya cantik, jangan nangis lagi. Kalau nanti Lo nangis lagi karena cowok, bilang gua biar gua kasih pelajaran akuntansi biar tau rasa eheee...

Tuh kan gua ngoceh lagi, maaf ya cantik. Kali ini beneran udahan deh suratnya...jangan lupa di pakai ya gelangnya . Bye bye cantik 🖤

From : Tae cowok kampret yang selalu gangguin lo (dulu)

Qina meneteskan air mata, membaca isi surat dalam kotak itu. Tentu saja hal ini membuat Yoon penasaran. Ia langsung merebut surat dari tangan Qina, dan membacanya cepat.

Ia langsung memeluk Qina dan mengusap lembut surai Qina. Sesekali dirinya juga mengecup surai sang adik untuk menenangkan.

"Lo belum terlambat dek, Lo mesti ungkapin ke Tae segera mungkin. Kalo Lo gamau nyesel lagi" saran Yoon

Qina masih menangis sembari merenungkan ucapan Yoon, yang tak bisa ia tampik--karena benar adanya.

SAEVA PUELLA (End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang