Weekend pun tiba, Qina sendiri tak memiliki rencana apapun saat ini.
Suasana hatinya juga masih muram, karena beluma adanya jawaban atas ketidakhadiran seorang Jeon semalam.
“Dek, sono siap-siap, lu ikut gua” ucap Yoon tegas
“Ah elah, gua gamau bang, ngapain sih weekend mesti pergi segala kayak punya pacar aja lo” ucap Qina
“Jangan banyak omong, buruan gua tunggu di bawah” tukas Yoon yang langsung melangkah ke bawah
Qina pun mau tak mau bersiap-siap daripada abangnya mengamuk nantinya. Setelah siap dia langsung turun menyusul abangnya di bawah.
Tanpa perkataan mereka memasuki mobil Yoon, dan Yoon langsung melajukannya.
Bahkan dengan melihat tas yang di bawa Yoon, Qina sudah tau apa yang akan dilakukan abangnya ini, dan tempat mana yang akan mereka tuju. Qina mendengus sejenak setelah melihat tas milik Yoon.
Yah lagi dan lagi dia harus menemani abangnya ini mengerjakan skripsinya di café, sial sungguh sial weekend Qina, dia akan mati kebosanan kalau sudah berdua dengan Yoon dan Yoon sedang ada pekerjaan.
Sudah sangat dipastikan dia akan menjadi patung hidup nanti. Benar saja, beberapa saat kemudian mereka sampai di sebuah café dan aktivitas selanjutnya seperti yang telah dia duga tadi.
Drrttt…..
Drrttttt……
Jeon is calling you“Ck apaan?” tanya Yoon
“Lo di rumah gak gua mau ke rumah” ucap Jeon
“Kagak, gua di café axfo, sini aja lo” ucap Yoon
Tuttt….tutt…
Beberapa saat kemudian, Jeon datang menemui Yoon ia tampak terkejut karena, ternyata ada Qina di sana.
Tanpa pikir panjang ia langsung duduk di meja tempat Yoon dan Qina berada dan tak berapa lama langsung memulai pembicaraan dengan Yoon.
“Bang Yoon, gua minta bantuan lu ya sama anak-anak Mic Drop buat jadi guess di acara FIKOM akhir bulan ini. Gua tau kita ada acara, tapi gua mohon banget bang buat kali ini aja kita batalin ya, bantuin gua bang, gua udah bilang ke yang lain juga sama Tae, tinggal nunggu persetujuan lu” ucap Jeon dengan puppy eyes nya
“Ck…tapi lo tau kan kalau band kita batalin acara itu, kita mesti ganti rugi dan itu gak dikit Jeon, itu acara gede soalnya” jawab Yoon
“Iya bang, gua tau, gua paham yang lain juga udah bilang gitu ke gua, tapi lu tenang aja bang gua bakal handle soal ganti ruginya kok, please ya bang acara akhir bulan besok beneran acara yang penting buat gua, please bang” ucap Jeon memelas
“Haishh….lo mah yaudah iya, tapi soal ganti rugi kita bahas itu sama yang lain jangan lo sendiri, kita ini tim lo tau itu kan” jelas Yoon
“Makasih bang Yoon, makasih banget. Oh iya, gua boleh bawa Qina keluar bentar gak bang ada yang mau gua omongin” ucap Jeon
“Bawa aja, lo buang juga gapapa Jeon” ucap Yoon savage
Qina hanya memasang wajah evilnya pada Yoon. Ia harus menjaga image feminim kan di depan lelaki pujaannya, anggaplah Yoon kini selamat karena adanya Jeon diantara mereka.
Jeon dan Qina pun keluar dari café itu, sampai di mobil Jeon. Mereka sempat hening beberapa saat, hingga Jeon membuka pembicaraan diantara mereka berdua.
“Qina, sorry soal semalem gua gabisa dateng” ucap Jeon sembari menatap mata Qina lekat
“Aaa iya gapapa Jeon santai aja” ucap Qina
“Lo gak mungkin nungguin gua sampai lama kan di resto Qin?” tanya Jeon
“Haha ya enggak lah Jeon pas gua chatt lu, terus gaada kabar gua langsung pulang kok” bohong Qina, dia bahkan masih menjaga perasaan Jeoan saat perasaannya sendiri bahkan sudah hancur
“Syukur deh kalau gitu, soalnya kemaren gua bener-bener harus ketemu seseorang yang penting buat gua Qin, makasih ya lu udah maklumin” ucap Jeon sembari mengelus surai Qina lembut
Qina hanya mengangguk dan menyungging senyum, pembicaraan pun selesai.
Jeon pun memilih melajukan mobilnya dan membawa Qina ke timezone, seperti yang biasa dia lakukan jika dia merasa bersalah pada Qina.
Setidaknya ini adalah kesalahan ke sekian yang Jeon perbuat pada Qina, tapi mungkin inilah satu-satunya kesalahan Jeon yang disadari oleh Qina.
Sesampainya di sana, mereka bermain bak anak kecil, Jeon sangat memperlakukan Qina dengan manja.
Merangkulnya, mencubit gemas pipi Qina, menggandeng tangannya dan melindungi Qina dari permainan yang mungkin dapat melukainya.
Qina senang, terlampau senang malah dengan seperti ini ia merasa bahwa ada hubungan lebih antara dirinya dan Jeon.
Mungkinkah cintanya memang terbalas, hanya butuh waktu yang tepat saja untuk membuat hubungan keduanya menjadi resmi.
Yang jelas terjadi sepanjang hari ini tak lain Jeon yang selalu treat Qina like a queen. Qina bahkan, tertawa sepanjang hari, sepanjang ia bersama dengan Jeon.
Mereka menghabiskan waktu bersama hingga menjelang malam, barulah Jeon mengantarkan Qina untuk pulang ke rumahnya.
Untuk kali ini Jeon hanya mengantar Qina sampai gerbang rumahnya, dan Qina turun dengan payung yang diberikan Jeon.
Benar, karena malam itu hujan turun dengan derasnya. Mobilnya berlalu pergi, sesaat terdengar deru suara motor memasuki pekarangan rumah Qina.
#Menurut kalian gimana nih cerita SAEVA PUELLA, bisa comment ya gaes
#Jangan lupa vote, comment + share readers kesayangan gw 💜💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
De Todo"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...