07

43 7 0
                                    

19.00 wib

Kini Yoon dan Qina sudah berada di rumah, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri.

Tak lupa dalam perjalanan pulang tadi mereka sekalian membeli makanan untuk makan malam.

Setelah semuanya selesai membersihkan diri, Qina dan Yoon langsung menuju meja makan untuk makan malam

“Heeh, adek buluk ku sayang” ucap Yoon memulai pembicaraan di tengah-tengah makan malam mereka

“Hm, ngapa sih abang oncomku” jawab Qina sembari nyengir terpaksa

“Ck lo gak ada niatan buat tertarik sama si Tae apa dek?” tanya Yoon to the point tanpa basa-basi gaes

“Apasih bang, cowok pecicilan gitu mana cocok buat Qina bang” jawab Qina

“Itu karena lo belom kenal Tae dek, dia gak pernah setertarik ini sama cewek, padahal banyak juga cewek yang mau deketin dia. Jadi abang pikir dia beneran serius sama lo dek, Tae baik dek orangnya. Lagian kapan lagi cewek kayak lo bisa disukai cowok macam Tae, langka tau dek lo kan ampas oncom” ucap Yoon panjang lebar dengan akhiran menghina yang cukup pas

“Ck gua mah cantik kalik bang, lo aja tuh ampasnya ampas oncom. Lagian….cinta gak bisa dipaksain bang” ucap Qina dengan sedikit berpikir

“Ckk…yaudah serah lo aja deh dek, tapi ada baiknya lo seenggaknya kasih Tae kesempatan dek, lo tau kan tiap orang berhak atas sebuah kesempatan. Yaudah yak, gua duluan buruan tidur” ucap Yoon

“Ckk iya-iya abang kampret” jawab Qina













Hari ini Qina datang ke kampus terlampau pagi, ya apa lagi kalau bukan karena abang satu-satunya itu.

Karena, Yoon harus mengurus beberapa hal dulu di kampus yang mengharuskan ia harus datang pagi, jadi Qina terpaksa ikut berangkat lebih awal.

Kalian ingat kan kalau mereka berangkat satu mobil ke kampus atas paksaan tuan muda Yoon.

Qina berjalan lunglai di koridor FIKOM, ia tampak tak semangat, terlebih ia harus menunggu 1 jam lagi untuk kuliah, menyebalkan sekali bukan.

Tak lama ada dua buah telapak tangan yang menutup netra Qina dari belakang, membuat Qina mendengus kesal.

“Aissh, siapa lagi sih ini masih pagi udah cari gara-gara” ucap Qina disertai dengusan yang yang keluar dari mulutnya, sedang tangannya berusaha melepas tangan yang yang menutupi netranya

“Coba tebak gw siapa Qina?” ucap orang itu dengan nada suara yang lembut dan merdu

Deghh…..

Jantung Qina langsung berdegub dengan kencang sesaat setelah mendengar suara itu, bibirnya seakan membisu tak mampu berucap.

“Hahaha, kok Qina malah diem, gabisa nebak gua ya” ucap orang itu lagi

“……” Qina masih termangu, kini tangannya tak lagi berusaha melepas tangan yang menutupi netranya

“Yaudah, gua lepas ya Qina cantik” ucap orang itu lagi dan lagi

Deghh……

Jantung Qina makin tidak karuan sekarang, sungguh jika dugaannya benar dia pasti akan jadi tomat rebus hari ini, saking meronanya kedua pipi miliknya.

“Taraaaaa…lo kenapa Qina, kok diem aja, gak suka ya gua gituin?, sory ya, gua iseng doang tadi” ucap orang itu yang tak lain adalah Jeon, sambil melepas kedua telapak tangannya yang tadi menutupi netra Qina, kemudian memposisikan diri di hadapan Qina

“Aaaa anu…enggak kok Jeon santai aja, gua tadi diem karena eemm lagi mikir aja kira-kira siapa gitu, taunya lo hehe” ucap Qina sambil sedikit mengulas senyum

“Hehe…iya nih gua, kenapa lo maunya Tae ya yang giniin lo” ucap Jeon dengan bunny smilenya

“Apasih, ya gak lah enak aja, bisa gua bejek-bejek kalau sampai tu orang berani kaya gitu ke gua” ucap Qina

“Dasar lo ya, emang cewek savage untung cantik, jadi gapapa haha” ucap Jeon lagi

“…..” Qina hanya tersenyum, pipinya makin merona sekarang

“Ooh iya, lo pagi banget ke kampus, ada kelas pagi emangnya Qin?” tanya Jeon sambil terus berjalan di samping Qina

“Engga kelas gua masih 1 jam lagi, ya biasalah bang Yoon ada urusan, gua berangkat bareng dia jadi mau gamau harus bareng deh” jelas Qina

“Ooh gitu, yaudah karena kelas lo masih 1 jam lagi, gimana kalau lo ikut sarapan di kantin bareng gua, mau gak?” tawar Jeon

“Mau mau banget” jawab Qina antusias tanpa basa-basi

“Yaudah ayok” ucap Jeon yang langsung menggenggam tangan Qina untuk menariknya menuju kantin

Good Job Qina, tangan lo lagi di gandeng sama Jeon, astaga bisa-bisa image savage gua luntur ini kalo deket Jeon terus. Gapapa deh, kesempatan baik gaboleh di sia-siain”—batin Qina sembari menatap tangannya yang berada di genggaman jeon











#Yuhuu udah nampak kan ya tim JeonQina di part ini,

#Btw, readers kesayangan gw jangan lupa dukung cerita ini dengan comment, vote, baca ya, kalau mau share juga gapapa ehehe

#Yang udah kasih vote, comment, baca + share gw kasih purple heart nih 💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

SAEVA PUELLA (End☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang