Aktivitas normal pun di mulai hari ini. Qina seperti biasa hendak berangkat ke kampus.
"Bang gua berangkat ngampus dulu ya" teriak Qina sembari menuruni tangga
"Eeee adek buluk hari ini lu gua anterin aja, tunggu dulu tinggal nyisir rambut doang gua" teriak Yoon yang kini sudah keluar kamar dengan terburu-buru dan rambutnya yang masih berantakan
Teriakan Yoon menghentikan langkah Qina sejenak.
"Gausah abang oncomku, gua bisa kali berangkat sendiri udah gede gua mah" protes Qina
Yoon kini sudah berada di anak tangga yang segaris dengan Qina. Sembari tangan yang sibuk menyisir tiap helai rambutnya.
"Enggak Lo kan abis terguncang, udah ayok gua anterin. Lelet banget deh" ucap Yoon yang melenggang turun tanpa dosa
"Nih Abang bener-bener ya" ucap Qina geregetan dengan tingkah laku Yoon
Ide usil pun muncul di kepala Qina dengan seketika. Ia langsung menerjang punggung Yoon yang berjalan di depannya. Tak hanya itu, ia juga mengacak-acak rambut Yoon yang sudah susah payah dirapikan.
"Astagaa adekk kurang ngajar..!!, Turun gak lo, buluk turun apa gua banting lo" seru Yoon berusaha mengoyak badannya agar Qina yang bergelantung di punggungnya itu bisa jatuh
"Ogah..rasain dasar abang titisan setan kutub Utara, ngeselinnya gak udah-udah" ucap Qina semakin tak tau diri mengacak rambut Yoon
Yoon berusaha keras untuk membuat Qina turun dari punggungnya, tapi susah sekali. Cengkeraman Qina pada leher Yoon benar-benar kuat. Hingga mereka sampai di depan pintu pun posisi ini masih terus berlanjut.
Mereka baru bisa berhenti, setelah membuka pintu dan tampak seseorang yang berada di depan pintu seketika setelah mereka membukanya.
Qina bahkan langsung turun dari punggung Yoon secepat kilat dan merapikan penampilannya secepat mungkin.
Yoon juga tampak terkejut dengan kehadiran sosok itu, tapi ia berusaha memasang wajah sedatar mungkin.
"Haii cantik?! Hai bang Yoon?! Selamat pagi .." sapa orang itu yang tak lain adalah Tae dengan box smilenya
"Mau ngapain lo pagi-pagi buta kemari?!" tanya Yoon
"Hehe gua mau jemput si cantik bang, mau nganterin dia kuliah. Mau kan cantik?" jelas Tae pada Yoon
"Haha percuma dia aja gak ma--" ucap Yoon terpotong sebab mulutnya tiba-tiba dibungkam oleh tangan Qina
"Oooh .. y..yaudah oke ... kebetulan gua juga males nyetir kok" ucap Qina sedikit melirik ke arah sang kakak yang masih ia bungkam mulutnya
"Asiik akhirnya gua gak sia-sia ke sini. Yaudah ayok cantik" ucap Tae menggandeng tangan Qina
Qina memandang sejenak tangannya yang saat ini digenggam oleh lelaki yang dulu amat ia benci kehadirannya.
Hingga tanpa sadar ia sudah melepaskan tangannya yang membungkam sang kakak beberapa waktu lalu.
"Haduuhh begini banget punya adek. Gak pinter pdkt.." celetuk Yoon melihat tingkah Qina
Qina yang mendengar celetukan Yoon, langsung refleks menginjak kaki sang kakak yang ada di sebelahnya.
"Aduh sakit buluk" ringis Yoon
"Eeh bang Lo kenapa?" tanya Tae mendengar ringisan Yoon
"Ooh gapapa bang Yoon gapapa kok, ayok berangkat aja" ajak Qina yang langsung mengajak Tae pergi
Qina dan Tae Sampai di halaman rumah Qina. Di sana terparkir sebuah motor yang cukup mewah dengan dua helm yang berada di bagian depan.
Tae dengan tiba-tiba membalik badan menghadapkan dirinya pada Qina. Qina tentu saja terkejut dengan aksi Tae yang tiba-tiba sampai dirinya harus bersusah payah menghentikan langkahnya.
"Aish kenapa lagi sih?!" tanya Qina kesal
"Hehe tunggu dulu cantik, ini gua cuma bawa motor hari ini gapapa kan? Lo gaakan berubah pikiran kan kalo gua anterin pakai motor?" tanya Tae dengan tangan yang masih menggenggam tangan Qina
"Udah lah banyak omong lo, ayok gua nanti bisa telat tau" ucap Qina mengalihkan pembicaraan
"Jawab dulu cantik" ucap Tae
"Iya-iya gak masalah" ucap Qina
"Gua malah jadi ada alasan buat meluk lo nanti" ucap Qina pelan sembari mengulas senyum kecil
"Pegangan ya cantik," ucap Tae saat mereka sudah berada di atas motor
Qina canggung, ia langsung memegang bahu Tae
"Haduh bukan di situ cantik, gua kan bukan tukang ojek" protes Tae
"Udah sih jangan banyak protes ayo berangkat" jawab Qina
"Yaudah ayok" ucap Tae bersama dengan dirinya Yang menarik tangan Qina agar melingkar indah diperutnya sebagai pegangan
Tanpa berucap, setelah melakukan itu Tae langsung melajukan motornya dengan segera. Sebelum dirinya kembali di protes oleh gadis cantiknya itu.
"Ternyata senyaman ini meluk lo, makasih banyak Tae" batin Qina mengulas senyum dengan posisinya saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
Random"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...