"Taeeeee tolongin guaaaa" teriak Qina
"Qina Qina, Lo kenapa?" tanya Rin
Qina tersadar, wajahnya tampak bingung, panik, takut, dan terkejut menjadi satu.
"Kenapa gua ada di sini?,Tae mana Rin?" tanya Qina dengan kondisi yang panik sembari menahan air mata
"Qin..udah ya jangan tanya soal Bang Tae dulu, lo kan baru sadar" ucap Rin mencoba menenangkan
"Gua tanya sama lo Rin. Tae dimana?!" ucap Qina emosi
"Bang Tae...." ucap Rin belum usai
"Akkh...gua harus cari tau sendiri aja!!" ucap Qina yang langsung beranjak dari kasur dan menuruni tangga
"Qina, tunggu gua Qin, lo mesti hati-hati turunnya" teriak Rin sembari mengikuti langkah Qina
"Lo belum mati kan bocah kampret" gumam Qina sembari menuruni tangga menuju lantai bawah
Di lantai bawah hanya ada anggota Micdrop dan Christyn. Kecuali, abangnya--ia tak menemukan sosok abangnya di sana.
"Tae dimana woy?!" teriak Qina sembari menahan tangis
Semuanya hanya terdiam membisu, tak ada seorangpun yang mampu mengucapkan sepatah kata pada Qina.
Qina geram dibuatnya, dari sekian banyak orang tak ada seorangpun yang merespon tanyanya.
"Tae dimana bang Jim?!" tanya Qina menunjuk sosok Jim yang dekat dengan keberadaannya
"Qin, lo kan baru sadar dari pingsan semalem utuh, lo juga habis kehilangan banyak energi karna gak makan dan terus-terusan nangis. Jadi lo pulihin diri lo dulu ya, baru nanti kita bahas soal Tae lagi" jelas Jim mencoba menenangkan Qina
"Gua gak peduli soal itu!, Gua cuma mau tau soal Tae, tolong kasih tau gua dimana Tae, bang😭😭. Tae udah dimakamin kan, kasih tau dimana makam Tae, anterin gua ke sana bang Jim, gua mohon😭😭" ucap Qina yang kini telah meruntuhkan diri di lantai sembari menangis penuh permohonan
Jeon langsung berlari ke arah Qina. Ia bahkan sampai lebih cepat dihadapan Qina dibandingkan Jim yang paling dekat dengan Qina jaraknya.
Jeon memegang bahu Qina dengan kedua tangannya. Memandang wajah Qina yang sendu dengan air mata yang terus mengalir dari kedua netra cantiknya.
"Qina, lo harus sabar dan kuat ya, jangan kayak gini terus nanti lo sakit Qin. Dan soal pemakaman Tae, lo kenapa bisa ngomong gitu?. Kita aja dari semalem belum dapat kabar lagi soal Tae sejak dari bandara sore kemarin" ucap Jeon mencoba menguatkan dan menenangkan Qina
"Lo gak lagi bohongin gua kan Jeon?! Gua lihat sendiri Tae dimasukkin ke liang lahat gua nangis gak berhenti di pemakaman dia, kalian semua juga hadir di pemakaman itu, sampai akhirnya gua pingsan dan setelah itu gua ketemu Tae, tapi dia pergi ninggalin gua lagi😭😭" jelas Qina dengan tangis yang kian menderu
"Enggak Qin, itu gak mungkin. Lo aja semalem pas pertengahan lagi makan martabak sama kembang gula, lo pingsan dan bang Yoon langsung gendong lo ke kamar. Kita semua panik lo dibangunin gak ada respon, sampai gua telvon dokter buat periksa kondisi lo, lo juga dipasang infus karena kurang cairan baru tadi subuh infus lo abis dan di copot" jelas Jeon panjang lebar
"Jeon jangan bohongin gua!!" ucap Qina penuh penekanan
"Jeon gak bohong Qin, omongan Jeon itu bener. Gua rasa apa yang lo lihat itu pasti cuma mimpi, kita masih punya harapan soal Tae" ucap Jungsoo menanggapi
"😭😭Gua mau bang Yoon yang jelasin ke gua, dimana bang Yoon?!" tanya Qina
"Bang Yoon lagi ke studio band kita, ada barang yang mau dia ambil. Kata dia itu barang yang di kasih Tae buat lo, sebelum kita berangkat tour" ucap Joon menanggapi
"Telvon bang Yoon sekarang!!" teriak Qina pada semua orang
Sebelum ada yang menanggapi permintaan Qina. Pintu rumah terbuka, ternyata itu Yoon yang baru saja sampai di rumah.
Melihat itu, Qina langsung berlari dengan tertatih ke arah Yoon dan memeluk sang kakak dengan erat.
"😭😭😭Bang Yoon, apa bener Tae belum dimakamin bang?!" tanya Qina sembari menangis dalam dekapan Yoon
"Belum dek, lo kenapa bisa nanya itu sih" ucap Yoon sembari mengusap lembut surai adiknya itu
"Gua takut banget kehilangan Tae bang, gua bener-bener gak sanggup kehilangan dia😭😭" ucap Qina di tengah tangisnya
Yoon tak menanggapi ucapan Qina. Dan beberapa detik kemudian, pintu rumah kembali terbuka.
Mereka tampak tak bisa lagi banyak berucap bahkan untuk sepatah katapun. Mereka mematung untuk sepersekian detik. Kecuali Qina yang tengah berada di dekapan Yoon dan Yoon sendiri.
"Lo belum kehilangan gua kok cantik" sebersit suara familiar itu datang dari sosok yang membuka pintu rumah tadi
Qina terkejut mendengar suara itu, suara yang sudah lama ia rindukan. Ia langsung melepas pelukannya pada sang kakak, dan pemandangan yang di lihatnya adalah sosok itu--sosok yang sangat ia nantikan.
Netra Qina langsung semakin gencar mengeluarkan air mata. Tatapannya penuh bahagia dan seolah tak percaya bahwa sosok itu, kini ada di depannya.
Tak pikir panjang, Qina langsung memeluk Tae dengan sangat erat. Hingga Tae tampak terkejut dengan pergerakan Qina.
"😭😭😭😭😭" Qina hanya mampu menangis di dekapan lelaki yang amat dirindukannya itu
Yah...lelaki itu adalah Tae,--dia kembali. Semua orang di sana tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Mereka memendam banyak tanya pada Tae, dan apa yang terjadi padanya.
Namun, untuk saat ini mereka memberikan waktu bagi Qina, karena ialah yang paling hancur diantara mereka semua.
"Jangan nangis cantik, gua gak suka lo nangis, apalagi gara-gara gua" ucap Tae mengusap surai Qina
"😭😭😭😭😭😭" Qina justru semakin kencang menangis dan semakin erat memeluk Tae
"Cantik..jangan makin kencang nangisnya, dan gua tau lo kangen gua tapi ya ini gua sampe susah nafasnya lo kencang banget meluk gua cantik, yang ada gua mati😁" ucap Tae sedikit protes disertai candaan
Qina melonggarkan pelukannya pada Tae. Dan memandang wajah lelaki yang berjarak beberapa centi di depan wajahnya dengan seksama.
"Lo masih nyebelin, berarti lo masih hidup😭😭" ucap Qina dengan tangis yang kembali pecah
(Anggap aja ini Qina sama Tae ya gaes hihi) Pict by pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
SAEVA PUELLA (End☑️)
Random"Yeaay, jadi apa yang lo lakuin sebelum tidur?" ucap Cesil antusias sembari mengarahkan HP nya ke arah bibir Qina untuk merekam "Memejamkan mata" ucap Qina datar dan berlalu pergi kemudian Sekiranya begitulah interaksi antara gadis savage Qinazia Co...